(30) Hati yang Mulai Retak

12K 1.7K 1.1K
                                    

Haloo gaiss, budayakan vote dan komen dulu ya sebelum lanjut🫶

Vote dengan
klik bintang di pojok kiri yah🌟

Jangan lupa share ke temannya kalau suka cerita ini❣️

Baca ini jam berapa?

Kasih emot love versi kamu dulu yuk untuk cerita ini

Thank you
.
.
.

🍂🍂🍂

"Mas, besok pulang kuliah aku belanja ke supermarket ya."

"Bisanya minggu, Sha."

"Ada bahan yang kurang, Mas. Biar sekalian aku beli pulang kuliah."

Mengetahui besok selasa membuat Rifqi menghela napas, ia tidak bisa menemani Arisha karena kerja.

"Sama Bi Imah pergi ya? Atau Bi Imah aja yang belanja"

"Aku aja, Mas, besok pulang kuliah langsung ke supermarket sambil pulang."

"Nggak apa-apa sendiri?"

"Nggak apa-apa, lagian aku udah tahu jalannya."

Rifqi mengangguk. "Ya udah kita tidur lagi ya." Arisha balas mengangguk.

***

Satu hal yang Arisha sukuri saat ini, trimester pertama dia tidak sampai mual atau mengalami morning sickness. Hanya saja terasa mageran untuk kuliah tadi pagi, tapi, Arisha tetap memaksa tubuhnya hingga selesai mengikuti perkuliahan. Untungnya matab kuliah hanya satu dengan tiga sks.

Keluar dari kampus, Arisha berencana ke dokter kandungan lebih dulu sebelum ke supermarket untuk memastikan kehamilannya. Saat langkahnya menuju gerbang dia mendengar Ferdo memanggilnya. Arisha ingin mengabaikan, tapi, Ferdo sudah di depan menghalanginya

"Ca. Jangan sombong. Nanti cepat tua."

"Nggak ada hubungannya." Ferdo terkekeh. Lalu mengeluarkan kotak makan dan botol minuman Arisha kemarin. "Rencananya mau saya simpan, tapi karena yakin kamu perlu ini saya balikan. Makasih ya, masakan kamu enak sekali, saya suka."

Teringat itu membuat Arisha hampir melupakannya. ia menerima dan mengangguk. Tentu Arisha butuh untuk bekal Rifqi.

"Kamu mau ke mana?"

"Mau pulang."

"Hati-hati." Arisha hanya mengangguk sesaat, berlalu dari Ferdo yang menatap kepergiannya. Tanpa mereka sadari ada yang memfotokan mereka secara diam-diam.

***

Berada di ruangan putih dengan dokter yang memeriksa perutnya membuat Arisha cukup deg-degan. Dokter mulai melihat melalui USG dan setelahnya memperlihatkan pada Arisha tampilan layar.

"Selamat Ibu memang hamil, Ini janinnya." Arisha tidak bisa menahan senyumnya, dia begitu bahagia memang dinyatakan hamil. Dokter juga menjelaskan kandungannya yang ternyata sudah berumur dua minggu. Itu artinya saat demam kemaren karena ia sedang hamil. Kandungannya sempat dinyatakan lemah, namun karena janin yang kuat masih bisa bertahan, Arisha diminta untuk menjaga kesehatannya, pikiran bahkan mengkonsumi makanan yang sehat dan tidak boleh kelelahan. Dia juga diminta mulai mengkonsumi susu ibu hamil.

Setelah diberikan vitamin dan pesan-pesan karena dia yang hamil muda, Arisha ke luar dengan senyum bahagia. Dia juga menyimpan cetakan USG. Hatinya berbunga-bunga tahu memang dinyatakan positif hamil. Kalau Fara tahu ini pasti bahagia. Arisha akhirnya memilih menelepon Fara karena ingin membaginya.

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang