(39) Dikhianati?

11.7K 1.4K 772
                                    

Jum'at Berkah⛅

✔️ Perbanyak solawat
✔️ Baca surat Al-Kahfi
✔️ Perbanyak zikir

Budayakan vote dan komen yuk sebelum lanjut
Vote dengan
Klik bintang di pojok kiri🫶 🌟

Kasih emot 🦋 dulu untuk cerita ini

Tqu guys

Tqu guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍂🍂🍂

"Sha, Bunda ke bawah sebentar, nggak apa-apa Bunda tinggal sendiri?"

Arisha mengangguk. Ditangannya kini ada tasbih yang ia gunakan untuk istigfar. Dari pada melamun dan kadang masih merasa berat kehilangan janinnya, Arisha mulai mengalihkannya dengan sering beristigar dan terus bersabar. Baru beberapa saat Fara keluar ia mendengar suara pintu yang dibuka. Lalu tak berapa lama Rifqi masuk membuatnya kaget. Kenapa Rifqi masih di sini?

"Assalamu'alaikum, Sha."

Arisha memilih membuang muka, Rifqi yang sudah mendekat tidak dia anggap keberadaannya. Bukannya menjadi istri durhaka, tapi, hatinya terlalu sakit dengan tuduhan beberapa hari lalu. Kata yang menyesakkan hati dan kini terekam jelas dalam ingatannya. Apa mungkin ada hati yang baik-baik saja setelah mendapatkan itu semua?

"Aku tahu kamu marah, aku minta maaf."

Arisha mengabaikan permintaan maaf Rifqi. Rifqi yang pindah posisi agar bisa dilihat membuat Arisha membuat muka ke arah lain.

"Kamu benci aku, Sha?" Menyadari sikap Arisha yang enggan menatapnya membuat Rifqi merasa terluka.

"Aku mau kamu keluar."

"Sha-" Rifqi mencoba menyentuh Arisha, namun, Arisha menolak.

"Bisa kamu kasih aku ruang sendiri? Tanpa ada kamu?!" Rifqi menatap sendu Arisha yang berujar dingin sambil menatapnya tak suka, ekspresi yang jelas tidak Rifqi Inginkan. Biasanya Arisha selalu menatapnya dengan pandangan teduh, tapi sekarang?

"Aku paham kesalahanku, tapi kasih aku kesempatan."

"Pergi atau aku panggil suster buat usir?"

Rifqi menatap Arisha dengan hati teriris, menyadari Arisha yang kini membencinya. Dia kemudian meletakkan bunga yang dibelinya di atas nakas.

"Sha aku akan balik ke Bandung perbaiki semuanya. Aku minta maaf dan pamit sebentar ya."

Tidak ada jawaban membuat Rifqi mengembuskan napas sesak. Setelah beberapa saat dia membawa langkahnya pergi meninggalkan Arisha yang kini matanya memanas. Begitu pintu tertutup bulir air mata jatuh membasahi pipi Arisha.

Dulu aku menyukaimu, tapi kenapa lihat kamu sekarang rasanya sakit?

***

Kalimat Ali siang tadi bagai suatu yang menghantui pikiran Rifqi. Tidak ingin sampai kehilangan Arisha bahkan bercerai, membuatnya memutuskan berniat ke Bandung saat itu juga. Perjalanan Rifqi tempuh selama dua jam, sampai di sana dia tidak memilih istirahat, melainkan menyelesaikan semuanya dan menemui Felia.

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang