(27) Keputusan

11.2K 1.5K 299
                                    

Bismillahirrahmanirrahiim ...

_________________

Siapa nih tim yang nungguin?🙋

Mau absen dulu, teman-teman baca part ini kapan? Subuh Tengah malam, pagi?

Penasaran tentang apa? 🤔

Sebelum lanjut vote dulu yuk, klik bintang di pojok kiri paling bawah dulu ya

Thank you ❤️❤️

_______________

"Jika ini mimpi aku harap seperti ini saja.
Takdir, boleh beri aku bahagia?Jangan lagi beri aku luka,aku ingin bahagia, bahkan untuk selamanya."

KHARIZA
Karya @storyhusni_

Meskipun sakit kepala terasa mendera tapi tidak mengurungkan niatnya untuk pada keputusan awal. Perempuan yang sudah rapi dengan gamis dan khimarnya itu kini tengah berdiri di depan lemari, hendak mengambil koper besar di atas sana.

Keputusan yang diambilnya, ia ingin pulang. Pergi karena tidak tahan melewati sendiri. Rasa sakit yang diterima membuatnya begitu lelah dan rasanya ingin berhenti. Terserah Rifqi tidak mengizinkannya, Rifqi juga lebih memilih bersama Felia ketimbang berniat menghampirinya.

Mendapat kriman foto Rifqi yang tengah bahagia bersama Felia, membuat keputusannya semakin bulat. Mungkin memang tidak di sini jalannya, tidak di sini takdir dan bahagianya. Ia hanya seorang yang menjadi tempat singgah sebentar dan kemudian pergi karena bahagia itu telah kembali.

Arisha menghapus air mata di pipinya. Mengambil kursi dan menaikinya karena lemari terlalu tinggi dan ia sulit menjangkau.

"Assalamualaikum ...."

Suara salam yang terdengar seiring pintu rumah yang terbuka membuatnya menoleh sebentar pada pintu kamarnya. Buru-buru Arisha mengambil kopernya dan mengemas baju untuk pergi.

"Sha, kamu mau apa?"

Mendapati Rifqi yang membuka pintu dan terlihat kaget dengan tingkahnya membuat ia langsung menurunkan kopernya. Arisha turun dari kursi dan meraih semua bajunya di lemari. Namun, belum sempat mengambil Rifqi sudah lebih dulu menutup pintu lemari dan mencegahnya.

"Kamu nggak boleh pergi, Sha."

"Aku mau pulang." Ia tidak berteriak maupun marah, hanya memohon dengan wajah lelah, suaranya pun terdengar lirih.

"Sha ini rumah kamu."

"Rumah aku di Jakarta. Rumah Ayah Bunda."

Rifqi menggeleng. Ia menatap Arisha yang kini mencoba menggesernya dari depan lemari.

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang