(18) Kesakitan

12.3K 1.8K 1.4K
                                    

"Pada dasarnya menyembunyikan sesuatu bukanlah jalan, namun kesulitan yang akan merusak harapan."

Khariza
Karya @storyhusni_

🍂🍂🍂🍂

Saat di kelas Arisha menahan senyum mendapati sms dari suaminya. Pesan yang jelas mengatakan kecemburuan membuatnya begitu bahagia. Kesal bagi Rifqi, tapi, tidak dengannya yang kian berbunga karena artinya Rifqi begitu mencintainya. Arisha yakini Rifqi melihatnya dihampiri Ferdo, untung saja ia menjauh kalau tidak suaminya bisa salah paham.

Treet ... Treet ...

Telepon yang bergetar membuat Arisha menatap layar, ia pikir Rifqi ternyata Ibu mertuanya. Karena Dosen belum datang, Arisha segera keluar dan mengangkatnya.

"Assalamualaikum, Bu."

"Wa'alaikumsalam. Ibu mau minta bantuan kamu boleh, Sha?"

"Minta bantuan apa, Bu?"

"Jam dua nanti temanin Ibu belanja ke supermarket ya. Biasanya Ibu ditemenin Yuna, tapi Ravela lagi demam."

Arisha mengangguk karena juga tidak ada kegiatan jam segitu, ia hanya butuh izin dari suaminya saja. "Boleh, Bu, tapi aku bilang sama Mas Rifqi dulu ya, Bu."

"Makasih ya, sayang. Ibu tunggu kamu dirumah."

Arisha mengangguk. Telfon pun kemudian berakhir. Setelahnya ia langsung menelepon Rifqi yang untung saja mengangkat dan mengizinkannya.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam."

"Udah sampai kantor, Mas?"

"Baru aja, sayang."

"Aku ganggu sebentar ya."

Rifqi terkekeh geli mendengarnya. "Kok ganggu, nggak dong. Kenapa hm?"

"Ibu tadi nelfon minta temanin ke supermarket. Kak Yuna lagi nggak bisa karena Ravela demam, Aku zin ya Mas nanti jam dua emanin Ibu"

Rifqi mengangguk paham. "Pergi aja, nggak apa-apa. Sore biar aku jemput.."

"Siap, Mas."

"Oh ya, jangan lupa sama pesan aku tadi Sha!"

"Pesan?"

"Bilang sama teman kamu, kalau kamu udah punya suami."

Arisha terkekeh mendengarnya. "Mas cemburu banget ya. InsyaAllah aku bakal bilang, Mas."

"Jaga diri ya buat aku."

"Iya, Mas, sudah kewajiban aku jaga diri dan hati untuk suami aku."

***

"Kita langsung pergi, Bu?" Tepat setelah menyalami Kila, Arisha bertanya yang diangguki mertuanya. Setelah mengunci pintu rumah mereka langsung berangkat dengan motor. Diperjalanan menantu dan mertua itu sesekali bercerita hingga hanya butuh beberapa menit mereka sampai di supermarket.

"Biar aku aja, Bu, yang bawa troli." Kila mengangguk, menyerahkan troli yang diambilnya kepada Arisha. Kini Arisha mengikuti Kila yang melihat daftar belanjaan dan mulai menyusuri rak satu persatu.

"Gimana rumah tangga kamu sama, Rifqi?"

"Alhamdulillah baik, Bu."

Arisha merasa rumah tangganya memang baik. Ia tidak akan menceritakan tentang wanita misterius yang menganggu kenyamanan rumah tangganya. Perihal itu cukup ia dan Rifqi saja yang menyelesaikan.

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang