Pura-Pura (2)

402 35 1
                                        

Sebuah mobil porsche berhenti di depan bangunan tinggi nan megah. Tepat di samping, ada sebuah antrian masuk yang tidak terlihat ujungnya.

Ialah Kelab Paradise. Sebuah kelab malam mewah terbesar di Indonesia. Bukan hanya itu tempat ini juga menyediakan para gadis cantik untuk tamu mereka.

Tua dan muda berbaur di tempat ini. Kebanyakan mereka datang untuk berjudi hanya saja casino tidak dibuka untuk sembarangan orang, itu sebabnya ada antrian yang begitu panjang.

"Bagaimana sudah siap?" tanya Surya kepada Bulan. Perhatian dari Bulan beralih dari banyaknya orang-orang mengantri.

"Entahlah Tuan tampaknya banyak sekali orang di sana," sahut Bulan dengan nada sedikit gemetaran.

"Jangan takut aku ada di sini." Surya lalu keluar dari mobil memberikan kuncinya pada petugas parkir dan membuka pintu mobil.

Tangannya maju ke depan meraih tangan Bulan yang menggapai untuk berdiri. Muncullah Bulan dari dalam mobil.

Memakai mini dress berwarna hitam yang menutupi hingga ke paha membuatnya tampak seksi dan makin cantik. "Tuan mereka melihat saya. Apa penampilan saya aneh?" tanya Bulan. Dia sedikit panik.

"Tidak Bulan, kau cantik mengenakan itu. Mereka hanya terpesona saja." Gadis itu tersipu malu akan pujian tapi senyuman manis menghilang tatkala menyadari dia dan Surya masuk ke dalam klub.

"Tuan ini aneh. Kenapa kita langsung masuk? Lalu bagaimana dengan antrian dari tadi?"

Surya tersenyum tipis. "Kita tamu khusus, itu sebabnya kita tak perlu mengantri. Ayo kita ke lantai tiga di sana pesta sedang berlangsung."

Pria itu mengeratkan genggaman tangan pada si asisten pribadi. Ketika mereka masuk ke dalam kumpulan orang-orang yang sedang menikmati musik, Surya sengaja menempatkan Bulan di depan. Tidak membiarkan seseorang mengambil kesempatan.

Tidak butuh waktu lama mereka akhirnya sampai di depan lift. Namun perhatian Bulan tersita dengan sebuah lorong gelap di samping kiri lift. Dari kejauhan gadis itu bisa melihat cahaya lampu di dalam sebuah ruangan dan bukan itu saja, Bulan bisa mendengar suara riuh.

Tanpa bisa melihat lebih dalam, ia langsung ditarik masuk oleh Surya. "Tuan yang di lorong tadi apa?" tanya Bulan penasaran.

"Kasino, banyak sekali orang-orang kaya datang ke sini untuk berjudi," jawab Surya tenang.

"Tapi kenapa harus di tempat yang seperti itu. Bukankah tempat ini luas?" Surya menggelengkan kepala pelan.

"Perjudian itu ilegal Bulan makanya mereka main sembunyi-sembunyi. Kau tak boleh ke sana atau pun ke lantai dua, di sana berbahaya." Bulan mengkerutkan dahi.

"Saya mengerti dengan kasino, tapi ada apa dengan lantai dua?"

"Prostitusi." Jawaban spontan dari Surya membuat wanita itu termangu sementara.

Pintu lift terbuka. Surya lantas berjalan mendahului Bulan yang mengikutinya dari belakang. Dari arah berlawanan ada dua wanita. Satunya berpakaian seksi sementara lain memakai seragam pekerja.

Keduanya berbicara tentang sosok lelaki mesum yang menyewa dan entah kenapa Bulan sedikit merasa terganggu. Langkah menjadi semakin berat. Ingin sekali pergi dari tempat itu tapi jika bukan suara majikan menginterupsi maka sudah pasti Bulan berlari.

Dia tak memiliki pilihan lain selain mendekati Surya. "Jangan gugup, ingat yang aku ajarkan padamu. Aku—"

"Akan selalu berada di sampingku dan mempercayaimu," lanjut wanita itu. Surya bergumam pelan kemudian meraih pintu.

Begitu pintu terbuka, mata Bulan langsung melihat ke sosok lelaki di depan. Ia mengenal pria itu, orang yang mengirim undangan. Si pria asing tampak tersenyum smirk kepada seorang temannya. Melihat situasi sekarang, pasti terjadi sesuatu. "Bagaimana rasanya ditampar?" tanyanya dengan nada mengejek.

"Sial, kupikir dia cuma pelayan biasa ternyata tamparannya kuat sekali. Wanita itu pasti akan membayar perbuatannya." Bukan bersimpati, dia malah tertawa. Lantas matanya melihat ke arah pintu di mana Surya bersama Bulan berdiri.

"Oh akhirnya kalian datang juga, silakan masuk Surya aku sudah lama menunggu senang melihatmu sudah baikan," sapa si pria ramah. Hendak mendekat dan memeluk Surya sebagai teman tapi langsung dihentikan.

"Jangan menyentuhku Ihsan!" perintah Surya dipatuhi.

"Maaf, silakan duduk." Ihsan kemudian beralih pada sosok gadis cantik yang dibawa oleh Surya. Wajahnya cantik, bodinya juga lumayan. "Wih, gandengan baru nih kenalin dong ke kita," pinta Ihsan setelah duduk. Bulan tidaklah bodoh, dia sadar akan tatapan lapar dari orang-orang yang kebanyakan adalah pria tertuju padanya.

Surya tak menjawab dan melihat ke asisten pribadi. Bulan mengangguk, dia harus melakukannya sendiri. Menarik dan membuang napas panjang, wanita itu kemudian memamerkan senyum. "Nama saya Putri."

"Putri, kenalin aku Ihsan," balas Ihsan sambil mengulurkan tangan.

"Aku Dayu,"

"Gue Radit." Masih banyak lagi yang memperkenalkan nama tapi saking banyaknya, Bulan tidak bisa fokus. Kepalanya mendadak pusing namun gadis itu mencoba tersenyum. Hendak menjabat tangan, dibelakangnya ada Surya yang menarik mundur dari kerumunan lelaki.

"Bersikaplah gentleman Tuan-Tuan!" Surya berucap dengan nada agak tinggi. Dia sengaja melakukannya agar bisa didengar dan usahanya tidak sia-sia. Mereka segera membubarkan diri tatkala Surya menampakkan tatapan tajam.

"Kau tak apa-apa?" tanya Surya berbisik.

"Tidak apa-apa, terima kasih," balas Bulan singkat.

Tak lama Ihsan berdiri sambil mengetuk gelas memakai sendok, menarik perhatian tamunya. "Semuanya terima kasih atas kedatangan kalian di acaraku ini dan aku juga bahagia sebab temanku Surya ada di sini bersama kita. Nah karena tamu spesial kita sudah tiba, saatnya berpesta!" Ihsan lalu melihat ke arah DJ.

Musik menyala disertai bas yang menggelegar. Mulailah orang-orang memenuhi lantai dansa sementara yang lain bercengkrama mau pun cuma melihat saja tak terkecuali Surya dan Bulan. Berbeda dengan pesta beberapa minggu lalu, Bulan tidak nyaman.

Memandang orang-orang menggoyangkan tubuhnya dengan bebas disertai suara musik, lampu kedap-kedip menyiksa mata membuat kepalanya makin sakit. Beda hal dengan Surya. Pria itu tenang menghabiskan wiski di gelasnya. Dia terus menatap sekeliling tak mau ada yang mendekat.

See you in the next part!! Bye!!

Putri Malam(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang