Penghalang

992 74 6
                                    

Beberapa hari kemudian setelah kedatangan Bintang, Bulan merasa pekerjaannya tak konsisten semenjak Bintang tinggal. Bagaimana tidak? Jika Bulan membawa barang sesuatu untuk majikannya, Surya maka Bintang secepatnya menghalangi dan menyuruhnya pergi tanpa bisa melihat Surya.

Tentu saja hal ini menyebalkan akan tetapi dia bisa apa? Bulan hanyalah asisten pribadi. Selain itu Bulan juga tak bisa merawat Surya yang dalam proses penyembuhan.

Sekali lagi Bintang tidak mau Bulan berada di dekat Surya dan mengusirnya. "Aku bisa kok merawatnya sendiri."

Bulan membuang napas. Kapan ya dia bekerja seperti dulu lagi? "Loh Bulan kok kau bersantai di sini? Apa kau tak punya pekerjaan?" pertanyaan Ibu Dona mengejutkan sosok gadis muda itu.

"Maaf Ibu Dona, saya sebenarnya mau bekerja tapi akhir-akhir ini Nona Bintang menyuruh saya untuk menjauh dari Tuan Surya jadi saya tidak bisa melakukan pekerjaan saya seperti biasa." jawab Bulan jujur.

Ibu Dona menggelengkan kepalanya, tahu akan kesusahan Bulan. "Nanti aku akan bicara dengan Tuan Surya tentang hal ini. Bagaimana pun kau harus bekerja tanpa ada gangguan,"

"Tapi bagaimana jika Nona Bintang marah?"

"Dia tak akan melakukan hal seperti itu. Sebagai gantinya bantulah orang-orang yang mencuci pakaian. Segera setelah aku mendapat informasi, aku akan memberitahukannya padamu."

"Terima kasih Bu Dona." Sepeninggal Dona, Bulan langsung beranjak dari tempat itu juga menuju tempat cuci baju. Di sana Bulan menemukan beberapa gadis pelayan tampak bergurau.

Namun melihat Bulan mereka langsung diam dan memberikan tatapan yang tak biasa. Tatapan tak bersahabat. "Aku di sini karena perintah Ibu Dona, apa bisa aku membantu kalian?"

Para gadis berbisik kemudian salah satunya memberi perintah. "Jemur beberapa kain basah itu dan kembali lagi untuk mengambil sisanya."

Bulan mengiyakan perintah mereka lalu membawa sebuah baskom berisi beberapa pakian dan selimut yang dicuci menuju jemuran baju.

Sementara itu Surya tampak merasa agak pusing. Bukan tanpa sebab, di depannya Bintang terus berceloteh hal yang tak penting.

Surya lalu melihat ke arah jendela berharap tak mendengarkan omong kosong Bintang. Dari jendela itulah Surya melihat Bulan sedang menjemur pakaian.

Dia tampak tak menyadari jika diperhatikan oleh Tuan Surya sementara Tuan Surya melihatnya sambil tersenyum. Menurut pria itu menonton Bulan jauh lebih menarik ketimbang mendengar perkataan yang tak berguna dari Bintang.

"Surya, surya." panggilan yang tak digubris oleh Surya membuat Bintang melihat juga apa yang diperhatikan oleh Surya. Hal itu tentu saja menimbulkan kecemburuan dalam diri Bintang.

"Oh jadi begini, kau mengacuhkanku hanya untuk melihat pelayan rendahan itu. Kau ini keterlaluan lihat saja aku tak akan mau bicara denganmu."  Bintang pun membuang tatapannya dari Surya.

Dia berbalik lalu tertawa kecil. Bintang cuma pura-pura ngambek. Gadis itu ingin Surya memperhatikannya dan dengan ini pasti Surya akan membujuknya namun Bintang yang menunggu menjadi kesal sendiri.

Dia diabaikan sekali lagi oleh Surya dan hal itu membuat dia tak senang lalu makin membenci Bulan. Gadis itu merusak segalanya.

Tok tok

Kali ini Surya mendengar ketukan pintu sekaligus sadar. "Masuk," tampaklah Dona yang masuk merendahkan kepalanya sesaat kepada Surya.

"Tuan saya mau bertanya tentang sesuatu."

"Silakan,"

"Apa benar Bulan asisten pribadi anda tak bisa bertugas baik karena Nona Bintang?"

"Ya itu benar." jawab Bintang singkat dengan nada tak suka.

"Aku tidak mau dia merawat Surya jadi aku mengusirnya." lanjut Bintang disertai gayanya yang congkak.

"Nona Bintang maafkan atas ketidaksopanan saya tapi saya harap jangan mencampuri urusan pekerjaan Bulan." Bintang terkejut dan berusaha menghardik tapi suaranya kalah cepat dari Ibu Dona.

"Anda boleh merawat Tuan Surya tapi jangan menghalangi Bulan untuk bekerja. Bulan adalah asisten pribadi Surya, jadi wajar kalau Bulan berada di dekat Tuan Surya, tolong tak usah pakai perasaan cemburu. Anda juga harus ingat Anda adalah tamu di sini dan seorang tamu tak bisa memerintah pelayan hanya Tuan Surya yang bisa melakukannya. Saya harap anda bisa mengerti atas penuturan saya. Terima kasih."

Surya yang melihat cuma bisa mengangguk. "Kalau begitu setelah pekerjaannya selesai tolong panggil Bulan di sini." perintah Surya disambut Ibu Dona dengan satu ucapan singkat kemudian berlalu pergi.

"Loh kok kamu memanggil dia ke sini?!"

"Kau tak dengar apa yang dikatakan oleh Ibu Dona, Bulan adalah asistenku jadi wajar dia berada di sini karena memang aku membutuhkannya."

"Tapi aku di sini."

"Ya kau benar namun aku memang lebih membutuhkan dia ketimbang kau. Kau yang akan merawatku tapi dia akan melakukan pekerjaan sebagai asisten pribadi." Bintang mendengus.

Apa yang dia harus lakukan demi menjauhkan Surya dari Bulan ya?

❤❤❤❤

Di sisi lain Bulan menyeka peluhnya. "Akhirnya selesai juga." ucap gadis itu puas. Dia lalu membuang air bekas cucian baju pada bunga yang berada di dekatnya kemudian pergi menghampiri para gadis yang sudah selesai mencuci baju.

"Hei kau!" Bulan mendongak menatap orang yang memanggilnya.

"Ibu Dona memanggilmu."

"Baik." Dengan kaki yang bergegas cepat Bulan sampai ke ruang kerja Dona di mana kepala pelayan itu berada.

Dia lalu mengetuk pintu lalu masuk ke dalam. "Ibu Dona memanggil saya?"

"Iya. Aku sudah bicara pada Tuan Surya dan menegur Nona Bintang, kau tak akan diganggu oleh Nona Bintang untuk bekerja." Bulan cuma mengangguk namun dalam benak ada sesuatu pertanyaan besar, apa bisa seperti ini?

❤❤❤❤

See you in the next part!! Bye!!

Putri Malam(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang