Menjadi wanita malam, tidak hanya tentang memuaskan hasrat lelaki dan merendahkan harga diri demi beberapa rupiah. Anna cukup beruntung karena memiliki Tasya, wanita normal yang jelas memiliki kehidupan seperti manusia pada umumnya saat hari libur tiba. Jika para pelayan seksual yang ada di rumah Madona, memilih menyibukkan diri dengan meremajakan tubuh terutama bagian penghasil uang nomor satu, berbeda dengan Anna dan Tasya.
Hari ini adalah hari senin, konyolnya Madona memberikan libur serempak pada hari kerja, di mana semua orang malah sangat membenci hari menyebalkan itu. Seperti senin-senin lalu yang sudah pernah mereka lalui sebelumnya, hari ini mereka kembali pergi untuk menormalkan diri. Melakukan hal-hal wajar yang memang seharusnya mereka lakukan, menjadi manusia.
Senin lalu mereka mengunjungi makam ibu Tasya, setelah minggu sebelumnya mengunjungi makam ibu Anna, mereka benar-benar berlaku layaknya saudara kandung, saling melengkapi dan rukun. Untuk minggu ini, mereka mengunjungi rumah Tasya untuk pertama kalinya, dan Anna tak hentinya tersenyum cerah setiap kali memindahkan kakinya untuk menatap bingkai kenangan yang tertata rapi di tembok berjamur itu.
Rumah Tasya memang sangat sederhana, wanita itu bergurau jika dulu rumahnya selalu bocor jika hujan turun, bahkan jika musim penhujan tiba, ia dan adiknya harus berjaga untuk memindahkan ember penampung air. Namun, sekarang rumah itu sudah semakin membaik setelah Tasya merelakan diri untuk terjun pada pekerjaan kotor dan memalukan itu. Setidaknya, Tasya menggantungkan hasil kerja kerasnya untuk membenahi rumah, berbeda dengan Anna yang tak menghasilkan apapun walau sudah mematok tarif tinggi.
Mungkin benar kata orang, uang dari melacur adalah uang panas, uang setan yang tidak akan mendapat berkah dari Tuhan. Namun, Anna bahkan tidak mempercayai adanya Tuhan, semanjak jiwanya mati di atas ranjang operasi. Lalu untuk apa ia mengkhawatirkan itu semua?
"Oh, kau sudah pulang?"
Anna menoleh mengikuti arah pandang mata berbinar Tasya, wanita itu meletakkan nampan gelas di meja, lalu berhamburan memeluk remaja berseragam putih abu yang berwajah datar. Anna tersenyum gemas melihat reaksi remaja itu yang tak terlihat gembira, ia menggeliat melepaskan diri, dan wajahnya merengut kesal saat Tasya mendaratkan ciuman di pipinya.
Pipi remaja itu sedikit memerah, terlihat jelas karena kulit putih yang kontras dengan merahnya pipi. Namun, hati Anna menghangat saat melihat pandangan kakak beradik itu bertemu, terlihat penuh akan kasih sayang.
Dia adalah Tyson, adik tiri Tasya yang masih duduk di bangku kelas 11 akhir, satu-satunya sosok yang membuat Tasya tetap berdiri dengan kuat walau diterpa banyak badai. Keduanya memang tak memiliki paras yang serupa, bagi Anna sama sekali tak ada garis kemiripan, namun perlakuan lembut yang amat berbeda dengan sifat Tasya seperti biasanya, membuat keduanya benar-benar terlihat layaknya saudara. Bedanya Tyson terlihat selalu menolak perlakuan berlebihan Tasya, yang jelas masih menganggapnya seperti adik kecil manisnya. Padahal Tyson akan menginjak usia 16 dua bulan lagi.
"Ck, hentikan!" Rengek Tyson.
Mendengarnya, tidak hanya Tasya yang merasa gemas, Anna bahkan ikut dibuat ingin mencubit dua pipi remaja itu. Tyson memiliki wajah yang terlihat angkuh, tatapannya tajam, bibir tipisnya memberi kesan judes dan suka mencibir, padahal Tyson sangat amat pendiam setelah menginjak usia remaja, itulah yang sering Tasya jabarkan dengan senyuman, saat menceritakan tentang adik manisnya. Bagi Anna, Tyson memang benar-benar manis, sesuai dengan deskripsi dari Tasya. Padahal usianya dan Tyson tak terlalu jauh, namun berkat cerita manis yang sering Tasya bagikan, tanpa sadar Anna ikut menganggap Tyson sebagai adik kecil manisnya.
Terbiasa hidup sendiri tanpa saudara, membuat Anna pun merindukan sosok saudara yang tak pernah ia miliki.
Pandangan keduanya sempat bertemu, Anna mengernyit saat Tyson mengalihkan tatapannya dengan panik, memberikan seribu tanya, tentang respon lugu yang Tyson tunjukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selingkuhan Tuan Muda
Romance⚠️ 18+ (Update kalau senggang, sibuk banting tulang demi sesuap nasi di real life) Annastasha Belle hanyalah gadis naif dengan cinta yang tulus kepada Tuan muda idamannya. Namun balasan dari cinta tulus dan segala yang ia berikan adalah kesakitan. ...