15. Playing With Fire

5K 393 87
                                    

Biasakan tab vote dulu dong, baru baca.
😘 kecup buat yang sudah menerapkan 🥰
Ada adegan dewasa nih boss, jangan pengen ya 😂😂 eh 🤭



🔥🔥🔥



Anna mendongakkan kepalanya saat ciuman Julian turun menuju lehernya. Dia, menatap langit-langit tinggi dengan lukisan awan yang temaram itu dengan tatapan nyalang. Disela aktivitas Julian yang kembali memberikan sentuhan pada tubuhnya, Anna terus mengalunkan suara merdunya dengan enggan. Namun, itulah yang harus ia lakukan, menyenangkan lelaki yang sangat amat ia benci, dan melawan perasaan jijik yang merambati seluruh tubuhnya.

Hatinya terbakar amarah, membuat tubuhnya terasa panas, bukan karena sentuhan lembut dan merangsang yang Julian lakukan, namun karena kebencian. Jemari Julian membelai pinggang Anna, meremasnya perlahan dan turun menuju pahanya yang tak terhalang gaun merah yang membalut tubuhnya. Anna bergerak dengan liar, sengaja merapatkan diri, menelusupkan tangannya untuk mengusap milik Julian yang mengeras. Dalam hati ia bersorak, Julian masihlah sosok lelaki yang gila s*ks, bahkan pada wanita yang jelas-jelas sudah ia campakkan sekalipun.

Namun, tangan Anna dicekal, Julian tampak menatapnya dengan nyalang, dan mendorong Anna untuk menjauh. Lelaki itu seakan tersadar dari kegilaannya, mengeraskan rahangnya dan meremas dua pundak Anna.

"Inikah dirimu yang sekarang?" Lirihnya dengan tatapan yang Anna tidak ketahui maksudnya. Sangat dalam, tajam, namun meresahkan. Lalu, Julian menyeringai dan kembali meninggalkan Anna.

Dua langkah setelah Anna mendekati lelaki itu, kehadiran seseorang yang mendekat dan segera merangkul Julian, membuat Anna menghentikan kakinya.

"Kau lama sekali, sayang. Papi sudah datang." Ucap Helen dengan manja.

"Kau memberitahunya tentang pesta ini?"

Terdengar decakan tak suka dari mulut Julian, lelaki itu melepaskan diri dari rengkuhan Helen dan berjalan mendahului. Hal itu menimbulkan tanya dibenak Anna, terhitung hubungan pernikahan keduanya masihlah sangat awal, bahkan tak lebih dari seminggu. Namun, mengapa sama sekali tak ada aura keharmonisan diantara keduanya?

Kenyataan itu tentu menjadi sebuah celah yang besar untuk Anna. Walau malam ini ia menerima penolakan, namun masih ada malam lain untuk menjerat Tuan mudanya. Awalnya lelaki itu menganggap semua ini adalah sekadar kesalahan yang tak ingin terulang, namun akan Anna pastikan. Jika kesalahan ini, akan berubah menjadi sebuah kebiasaan dan berangsur menjadi keharusan.

Anna menyeringai, lalu mengusap bibirnya yang sudah berantakan karena lipstik yang tak lagi berada ditempatnya. Lalu Anna melangkah mengikuti pasangan suami istri tersebut, menuruni tangga dan melirik kearah keduanya yang sedang sibuk mengobrol dengan lelaki paruh baya yang tampak berusaha ramah. Anna sempat khawatir, jika musuh terbesarnya pun akan berada di sini, Nyonya besar yang kejam. Namun sepertinya rasa khawatirnya hanyalah sebuah ketakutan belaka.

"Hey, kenapa kau lama sekali?" Steve memeluk pinggang Anna, mendekatkan wajahnya untuk menghirup aroma leher Anna, beberapa kecupan selembut sentuhan kupu-kupu menggelitik lehernya. "Kenapa aromamu berubah?" Curiga Steve.

Anna mendorong lelaki itu dengan kesal dan mendecak. "Lancang sekali, kau! Maksudku, apa tadi kau juga sempat mengendusku seperti ini? Hey Tuan Steven yang terhormat, mengapa kau menyeramkan seperti itu?" Ketus Anna.

Steven tampak panik, lelaki itu meraih tangan Anna untuk megenggamnya. "Tidak, tidak Rose. Bukan seperti itu maksudku. Ah, lebih baik kita segera bergegas, teman-temanku sudah menunggu kita."

Tanpa menerima persetujuan dari Anna, Steve menggiring Anna menuju samping rumah. Terdapat sebuah kolam renang besar ditengah taman luas, berbanding terbalik dengan suasana di dalam rumah, arena outdor terasa lebih bebas dan santai. Ada sebuah panggung yang diisi oleh disjoki yang memainkan musik dengan beat yang sangat cepat dan kencang. Di area kolam renang pun sudah dihuni oleh beberapa lelaki dan wanita berbikini yang sibuk menyenangkan diri.

Selingkuhan Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang