Anna baru saja menekan tombol kirim setelah mengetik sebuah pesan singkat yang menginginkan Julian untuk datang sekarang juga. Dia mengimbuhi tiga tanda seru untuk menggambarakan seberapa keras dia meminta, dan Anna tidak menerima penolakan atau dia akan mendatangi kediaman Valtteri dan mengacau.
Namun pesan balasan datang dengan sangat cepat, Julian mengatakan jika dia akan mengirim orang untuk menjemputnya. Satu baris pesan yang Anna pandangi dengan mata memicing curiga.
'Pakai pakaian terbaikmu, kau harus tampil memesona hari ini.'
Bukankah setidaknya Julian harus curiga dulu padanya? Setelah beberapa hari ini memutuskan untuk menjauh dan memutus komunikasi. Namun saat Anna kembali, Julian dengan mudah merentangkan lengan seolah tak terjadi hal buruk apapun diantara mereka. Konyolnya, Julian bahkan meminta hal yang seharusnya tidak patut mereka bahas saat hubungan keduanya sedang tidak baik-baik saja?
Bukan saatnya menduga-duga, saat ini tujuannya hanya satu, mendapatkan sehelai rambut milik Julian yang nantinya akan dia gunakan untuk mengumpulkan beberapa bukti. Terkesan merepotkan, namun Anna tak akan membuang senjata sekecil apapun yang nantinya dapat ia gunakan untuk menghancurkan Valtteri hingga sehancur-hancurnya.
Ada dua nyawa sosok tersayang yang harus lenyap karena para penguasa kejam itu, oleh karena itu Anna tidak akan bertindak setengah-setangah atau hanya sekadar takut pada posisi lawannya. Untuk apa ia takut? Jika sosok yang saat ini menguasai dirinya bukan lagi Anna yang lemah, namun iblis yang berniat melakukan balas dendam. Dia tidak akan berhenti sebelum Valtteri benar-benar hancur.
Maka, sesuai permintaan Julian, Anna benar-benar mengenakan pakaian terbaiknya. Terbaik, tidak selamanya mahal, itulah yang selama ini Anna pelajari dalam dunia malam. Terbaik artinya harus benar-benar bisa menggoda sosok yang menjadi tagetnya, dan di sinilah Anna dengan ilmu dari Madona yang banyak diserap dan terapkan.
"Mbak Rose, ada utusan dari Tuan Julian yang datang menjemput." Asisten rumah tangga mengambil langkah menyamping, barulah terlihat sosok pria berpakaian rapi yang berdiri menunduk.
Nafas pria itu terenggah-enggah, Anna melirik ponselnya. Pesannya baru lima menit lalu terkirim dan mengiyakan permintaan Julian, secepat kilat pria itu sudah mengirim orang untuk menjemputnya? Anna menyeringai, ternyata Julian memang sangat ingin menemuinya, setelah beberapa hari dirinya dengan sengaja menjauh dari pria itu.
"Maaf Nyonya, tolong ikut dengan saya. Tuan ingin anda sudah ada di rumah sebelum beliau sampai dirumah."
Anna bangkit berdiri, sedikit bertanya-tanya mengapa Julian ingin dirinya yang datang ke kediaman pria itu? Padahal pesan yang Anna kirim berisi nada menggoda, bukankah harusnya Julian paham, ke mana arah yang akan mereka lalui jika bertemu?
"Kemana kita akan pergi?" Anna berjalan mendahului, yang segera diikuti oleh pria asing itu dengan tetap menjaga jarak.
"Kediaman Tuan Julian."
Hampir saja Anna membuat badannya terjatuh ke tanah dengan memalukan kalau saja pria asing itu tidak menahan lengannya. Tentu saja semua itu terjadi karena stiletto yang Anna kenakan setinggi 8 centi, medan berbatu yang ia ambil, ditambah karena syok pada penuturan pesuruh yang Julian kirim.
"Maksudmu rumah sebelah?" Anna menaikkan satu alisnya seraya menunjuk bangunan besar di samping kediamannya.
Anggukan dari pria itu membuat Anna menghela nafas tak percaya, Julian sedang mencari gara-gara atau tidak memahami maksudnya? Apakah pesan yang Anna kirim tidak cukup jelas?
KAMU SEDANG MEMBACA
Selingkuhan Tuan Muda
Romance⚠️ 18+ (Update kalau senggang, sibuk banting tulang demi sesuap nasi di real life) Annastasha Belle hanyalah gadis naif dengan cinta yang tulus kepada Tuan muda idamannya. Namun balasan dari cinta tulus dan segala yang ia berikan adalah kesakitan. ...