16. Tertampar Kenyataan

3.8K 385 144
                                    


Kalau ada typo boleh ditandai ya, males cek karena panjang banget ini bab 🙈

~~~~

'Aku baik-baik saja. Tapi maaf, kurasa kita tidak bisa bertemu lagi.'

'Tetaplah tinggal di sana, unit itu untukmu.'

Anna melempar ponselnya kearah ranjang setelah membaca pesan singkat yang Steve kirimkan padanya. Dirinya bukan lagi wanita bodoh dan dunggu, menjauhnya Steve jelas ada sebabnya, yang pasti berkaitan erat dengan Julian yang kini membuat Anna menjadi hak paten miliknya. Namun, itu tidak akan menjadi masalah yang akan Anna pikirkan dengan serius, kehadiran sosok Steve hanyalah sebagai pelengkap sekaligus perantara untuknya membalas dendam. Meski lelaki itu menjauh, atau benar-benar tidak akan hadir disekitar Anna, sama sekali tidak merugikannya. Karena, Julian sudah terjerat pada perangkap manisnya.

Anehnya, mengapa Steve memberikan unit apartemen mewah itu pada Anna? Jika dipikir ulang, setelah Anna resmi menempati unit ini, Steve tidak pernah sama sekali menyentuhnya, ataupun memaksa meminta melayani nafsu terselubungnya. Lalu, untuk apa Anna dibayar dengan imbalan sebesar ini?

Bagi Anna, manusia yang sudah berulang kali mengalami pahitnya kehidupan yang keras, tidak ada sesuatu yang diberikan secara cuma-cuma tanpa adanya maksud tertentu. Untuk kali ini, Anna jelas menaruh rasa curiga pada lelaki yang bahkan kini tak berani menampakkan batang hidungnya itu.

Anna memikirkan segala kemungkinan, namun semua selalu bermuara kepada sebuah tanya yang sama, Julian. Tetapi, apakah Julian semenyermakan itu, hingga membuat seorang Steve pun bertekuk lutut dan tidak berani melawannya. Lalu, kekuatan besar macam apa yang akan Anna gunakan untuk melawan monster gila itu?

"Tubuhku." Lirih Anna, menjawab sendiri pertanyaannya.

Setelah mengatakan itu, Anna berjalan mendekat kearah cermin, memandang pantulan tubuhnya yang terbalut lingerie seksi. Tangannya menarik turun gaun minim itu, menampilkan wujud tubuhnya yang kini dapat Anna banggakan. Jika dulu dia sering merasa tak percaya diri pada tubuh kurusnya, kini Anna patut berbangga diri, karena berkat kehidupannya yang semakin banyak bergelimangan harta. Anna, mulai mendapatkan beberapa lemak indah yang menyempurnakan tubuh semampainya.

"Apapun akan kulakukan untuk membuatmu tidak akan pernah mengalihkan pandangan dari tubuhku." Gumam Anna dengan senyuman miring.

Detik ini, Anna merasa dirinya sudah sangat lengkap dan sempurna seutuhnya menjadi seorang jalang murahan. Memanfaatkan tubuh moleknya untuk menjerat lelaki. Pembalasan yang pedih, karena harus merendahkan dirinya pada lelaki rendahan macam Julian. Namun, tak ada cara lain, karena Anna bahkan tak bisa berharap pada kemungkinan terkecil, yaitu membuat Julian cinta mati padanya dan mencampakkannya hingga hancur.

Itu tidak akan mungkin terjadi, karena Julian, tidak memiliki hati.

Ponselnya berdering kencang, Anna melenggokkan kakinya menuju ranjang, yang di sana terdapat panggilan video masuk berasal dari Julian. Dengan memutar kedua bola matanya, Anna meraih ponselnya dan mulai tersenyum miring menatap wajah Julian dilayar pipih itu.

Wajah Julian tampak dingin dan datar seperti biasanya. Lelaki yang terus membuat Anna merasa ragu pada jalan yang sedang ia ambil. Julian selalu menyentuhnya, berlaku seolah tubuh Anna adalah candu yang memabukkan. Namun, hingga saat ini tidak pernah ada perlakuan manis ataupun senyuman mendamba yang menyakinkan jika Anna telah berhasil memikatnya.

"Aku akan mengirimkan gaun untukmu, bersiaplah. Pukul 9 malam aku akan menjemputmu. Ada sebuah pesta yang harus kita hadiri." Perintahnya, terdengar seolah tak mau ada bantahan.

Anna melirik kearah dinding, menatap jam yang kini masih menunjukkan pukul 5 sore, yang artinya ia memiliki waktu 4 jam untuk bersiap. Melihat penampilan rapi dan kursi chairman yang lelaki itu duduki, jelas menandakan jika Julian masih berada di kantornya.

Selingkuhan Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang