27. Malam Yang Rumit [1]

2.7K 258 91
                                    


Sebelum mulai baca, aku mau ingatkan, kalau 2 bab ke depan adalah sesi flashback untuk menceritakan tentang penyakit yang diderita Julian dan kisah antara Mike dan Tasya. Walau mungkin membosankan, tapi jangan malas komen ya. Komen kalian adalah support system buat aku.

Kalau kalian suka cerita ini, jangan lupa share ke teman kalian ya ... biar kisah Anna dan Tuan muda bisa dikenal lebih luas, hehe. Selamat membaca!



===========================================



Indonesia, Malam tahun baru 2010.


Kilatan cahaya yang disusul oleh suara petir yang kencang, membuat badan yang terbaring di atas ranjang bergerak dengan terkejut. Dalam ruangan yang gelap dan hanya berteman kilat yang memberikan sedikit cahaya dalam sepersekian detik, sosok itu bangkit dan duduk dengan tangan menekan kepalanya yang terasa pening.

Aroma menenangkan dari pohon pinus yang kental, membuatnya sadar, jika saat ini dia sedang berada di villa yang dibangun di tengah hutan. Bagitu bangkit dan mencoba melangkah, suara dentingan besi membuatnya menurunkan pandangan, namun kegelapan sama sekali tidak membantu penglihatannya untuk mengetahui benda apa yang baru saja dia jatuhkan.

Melangkah menuju dinding dengan meraba-raba, tangannya berhasil menekan saklar lampu dan membuat kamar berdinding kayu itu tergambar dengan jelas. Langkahnya kembali mendekati ranjang, dan matanya segera membelalak begitu mendapati sebuah pisau berlumuran darah tergeletak di lantai kayu berjenis sungkai. 

Kedua tangannya gemetaran, diangkat perlahan dan langkahnya segera mundur hingga tubuhnya terjatuh. Julian semakin ketakutan, karena kini kedua tangannya juga dilumuri darah, dia segera mengedarkan pandangan, lalu merangkak untuk keluar dari kamar. Satu yang dia takuti, jika dirinya sudah menyakiti orang lain dengan jiwa lain yang ada di dalam tubuhnya.

Mencoba bangkit dengan merambati dinding, kaki dan tangannya mendadak lemas karena rasa ketakutan. Jantungnya berdebar-debar, karena kembali mengingat jika darah yang melumuri pisau dan kedua telapak tangannya cukup banyak, yang dapat disimpulkan dengan kasar, jika Julian sudah menciptakan sebuah kesalahan besar.

Begitu mencapai ruang tamu, dia disambut dengan tatapan terkejut dari para pelayan yang kini sibuk membersihkan noda darah di lantai. Kayu jenis sungkai yang memiliki warna coklat muda, membuat noda merah dapat terlihat jelas, badan Julian kian limbung, memegangi dinding di sampingnya dengan ketakutan.

"Tuan muda, Tuan Josh ..."

Julian menatap seorang pelayan pria yang mencoba mendekatinya, dia membelalakkan matanya saat mendengar nama sang kakek disebut. Meski tak tahu apa yang pria itu katakan, namun nama Josh yang disebutnya, membuat Julian terpaku. Apakah pemilik darah yang membekas di pisau dan tangannya adalah kakeknya sendiri?

"Where's my grandpa?" Lirihnya dengan suara bergetar.

"Mr. Joseph was rushed to hospital. He's bleeding a lot."

Mendengar jawaban itu, rasanya Julian seperti baru saja ditimpa batu meteor yang salah arah dan mendatangi bumi. Kepalanya mendadak pening, berdenyut dengan kencang hingga membuatnya menggeram kesakitan.

Seharusnya, malam ini adalah hari yang sangat istimewa. Karena Julian yang sudah menginjak usia 16 pada 3 bulan lalu, akhirnya mendapat hadiah liburan panjang dari Dokter David yang merawatnya di Meksiko. Selama 5 bulan, Julian berhasil mencegah monster menyeramkan itu mengalahkan dan mengambil alih seluruh kesadaran dan tubuhnya. Namun, seperti jentikan jari, semuanya hancur, dan Julian bahkan menyakiti kakeknya sendiri.

Selingkuhan Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang