6. Moon

3.8K 344 67
                                    







Awalnya Anna memang terus mempertanyakan hubungan tidak wajar itu, hatinya menerima namun otaknya terus melarang, kala kekerasan demi kekerasan terus ia dapatkan hanya untuk kepuasan Tuan muda. Setiap ia mulai ragu, Tuan muda akan bertindak manis, memuja dan memanjakan Anna dengan sentuhan yang benar-benar membuatnya kecanduan. Mereka kerap kali menggila, sempat mendapat teguran dari Nyonya yang takjub. Karena Tuan muda terus menggunakan mobil yang sama selama hampir dua minggu penuh.

Yang pasti, selepas kejadian yang merenggangkan keduanya, Anna berubah dan selalu menurut. Kala tengah malam penghuni rumah terlelap, kakinya dengan patuh melangkah menuju saksi bisu pertarungan sengit keduanya. Dia seperti sebuah pemuas hasrat, pelega dahaga untuk musafir pencari jati diri itu. Namun, bersama Tuan muda Julian, Anna merasakan kesakitan, kenikmatan, air mata yang menjadi satu.

Malam ini Anna kembali mengendap di dalam kegelapan. Kebetulan hari ini adalah hari minggu, tepat seminggu kepulangan Tuan muda, setelah dua bulan lamanya berlibur di Meksiko atas hadiah menyelesaikan UN—walau dengan paksaan Tuan Villteri. Di mana waktunya ia naik dan menjalankan ritual mingguan mereka seperti biasa. Dengan mengetukkan sandi yang sudah Anna hafal, pintu itu terbuka dengan tipis, dan wajah merengut Tuan muda membuat Anna memasuki kamar itu dengan ringisan tak enak hati.

Seminggu setelah kembali bertemu, Anna menyadari perubahan Tuan muda yang mencolok. Bersama Tuan muda yang sekarang, Anna harus lebih pandai menerka. Apa inginnya, bagaimana membahagiakannya, mengapa harus seperti ini? Segala tanya itu tidak akan terjawab, Tuan muda hanya ingin disenangkan, bukan untuk menjawab pertanyaan wanita dihadapannya. Namun, Anna tetap menurut, atas dasar cinta dan kesetiaan, ia melakukan apapun yang Tuan muda minta dengan patuh.

Ia mencintai Tuan mudanya, menikmati setiap sentuhan dan pembelajaran baru yang terus lelaki itu ajarkan dalam dunia dewasa.

Anna pun paham, kala lelaki itu melebarkan kedua pahanya, dengan lengan yang direntangkan di atas sofa. Satu sentakan lembut, dan meluncurlah piyama kimono yang Tuan Muda belikan sebagai oleh-oleh. Pantie merah menyala yang ia kenakan, pun pemberian dari tuan muda, dan saat bersama tuan muda sajalah, Anna berani mengenakannya.

Tuan muda menyeringai, iris coklatnya yang tersorot cahaya rembulan, terlihat seperti mata serigala yang siap menerkam. Namun, Tuan muda tidak akan melalukan itu, di sini Anna lah yang menjadi serigala, menyenangkan Tuan muda hingga tetes darah penghabisan. Jika ia lelah, ia yang menanggungnya sendiri, dia sama sekali tak boleh menghentikan aktivitas mereka, sebelum Tuan muda lah yang menyudahi.

Anna sempat berfikir, apakah Tuan muda sudah bosan padanya? Atau menemukan mainan baru selama di Meksiko? Namun, memikirkan itu malah semakin membuat dada Anna terasa sesak. Dengan pikiran positif, Anna menghempaskan prasangka gila itu.

"Do it," bisiknya, lalu menengadahkan kepala.

Anna mendekat seraya berjinjit kecil, malam ini, kakinya terasa berat untuk melakukan itu. Bukan karena ia tidak menyukainya, namun karena ia sangat amat menyukainya. Tidak hanya tubuh, namun otak, perhatian, hatinya pun ikut melekat pada diri Tuan muda. Dan Anna, harus siap pada konsekuensinya, seperti perubahan mendadak pada diri Tuan muda yang sekarang.

Jemari Anne mengusap pundak berotot lelaki itu, turun perlahan dan mendekat hingga juntaian rambutnya menggelitik kulit tan Tuan muda karena terbakar matahari di Meksiko. Suara kekehan lembut terdengar bak alunan pengantar tidur, memberikan kenyamanan yang terus membuat Anna menyerahkan hatinya.

Ia mencium rahang Tuan muda, kian turun menuju leher dan tujuannya bermuara pada bagian inti dari lelaki rupawan itu. Membelainya, memanjakannya hingga nantinya erangan puas menjadi penghenti dari tugasnya. Beberapa kali, Anna mengerjapkan matanya menghalau air mata, milik Tuan muda begitu memenuhi rongga mulutnya. Tenggorokannya seakan tersedak benda tumpul itu. Rasanya, Anna ingin menangis, kala tujuan yang coba ia gapai, belum kunjung tiba. Berawal dari 10 menit, berangsur kian lama, dan kini ia harus melewati 30 menit, namun lelaki itu tak kunjung mencapai puncaknya.

Selingkuhan Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang