Mood pagi hari Anna yang bahagia dan tertata rapi, mendadak hancur berantakan begitu dia membuka pintu saat bel terus berbunyi dengan tidak sabaran. Raut terkejut tergambar jelas saat mendapati Nyonya Melia yang anggun, berdiri dengan raut marah dan khawatir di depan pintu. Baru saja berniat membuka mulut untuk menyapa basa-basi, badan Anna sudah didorong oleh Nyonya Melia yang masuk dengan tergesa-gesa. Begitu sampai di ruang tengah, wanita itu menoleh dengan kesal.
"Di mana putraku?!" Begitu geramnya.
Anna tersenyum miring, seraya menunjuk salah satu kamar dengan dagunya, dan Nyonya Melia segera berlarian panik untuk masuk ke dalam kamar. Memilih acuh, Anna berjalan menuju dapur untuk segera sarapan, dia bahkan tidak peduli dengan keadaan Julian apakah dia sekarat ataupun sudah sadar. Akan lebih baik jika Julian sekarat, meski Anna sedikit kecewa saat mendengar kabar dari Ed yang mengatakan jika Julian sudah sadar, pagi tadi. Mengapa iblis itu sadar dengan cepat?
Sembari menikmati sarapannya, Anna sudah merangkai beberapa rencana yang akan dia lakukan hari ini. Setelah mendapat kabar jika hasil tes DNA yang dia ajukan sudah bisa di ambil, Anna dengan mood yang berseri-seri akan segera mengambil bukti penting itu dan segera mengumpulkan bukti lain. Selain itu, dia akan sedikit bersenang-senang dengan mengunjungi Helan dan sedikit menggodanya tentang dukun yang ditiduri Helen.
Semalaman, Anna bahkan sudah merangkai kalimat sindiran yang pedas untuk memperburuk keadaan Helen. Dia sangat tidak sabar untuk segera melihat raut wajah marah Helen yang berapi-api. Agaknya wanita itu jauh lebih rendah di bandingkan Anna yang hanya seorang pelacur, Anna bahkan bebas memilih pelanggan yang kaya dan tampan, sedang Helan malah meniduri dukun tua dan busuk.
Memikirkan itu, Anna tertekeh bahagia seraya mengakhiri sarapannya. Hingga kehadiran seseorang membuat Anna menaikkan pandangan dan segera memasang tampang malas. Dia memutar bola matanya lalu beranjak dari meja makan, hanya saja lengannya segera dicekal oleh Nyonya Melia yang dilewatinya.
"Apa yang kau lakukan pada anakku?!" Bentak wanita itu, seraya mempererat cengkraman tangannya pada lengan Anna yang terbuka.
Pagi ini Anna memaki gaun tanpa lengan yang cantik, sangat sesuai dengan seleranya. Dia ingin tampil cantik dan anggun saat melawan musuh-musuhnya, bahkan Anna memakai pewarna bibir merah menyala yang mengintimidasi saat menyeringai.
Melepaskan cengkraman Nyonya Melia, Anna tersenyum sinis. "Dia hanya sedikit terluka, tidak lebih buruk dari apa yang kau lakukan pada anakku!" Bentak Anna tak mau kalah.
Bibir Nyonya Melia bergetar, terlihat jelas jika dia sedang menahan diri dan amarahnya. Hal itu semakin memicu keberanian dalam diri Anna. "Ah, atau kubunuh juga anakmu? Seperti yang kau lakukan pada janin tak berdosa itu?"
Badan Anna segera didorong menjauh saat dia mencondongkan diri pada Nyonya Melia. Wajah Nyonya Melia semakin memerah, dia melempar tas jinjingnya dan segera mencengkeram kerah gaun yang Anna kenakan. Sedang Anna hanya menanggapi tindakan Nyonya Melia dengan remeh, dia bahkan tersenyum malas tanpa sedikitpun mmerasa khawatir. Sekali lagi ia tekankan, dirinya bukanlah Anna penakut yang dulu.
"Wanita iblis! Harusnya aku habisi kau sejak dulu!"
"Seolah kau sanggup." Kekeh Anna. "Kau lupa, kalau putramu sangat tergila-gila padaku? Apa jadinya jika kau melenyapkanku? Apakah Julian juga akan bunuh diri? Aku penasaran."
Badan Anna kembali di dorong, amarah Nyonya Melia semakin memuncak, hanya saja wanita itu tidak lagi melampiaskannya pada Anna. Nyonya Melia menarik nafas dalam-dalam dengan mata terpejam, setelah dirasa cukup tenang, dia membuka mata dan menatap Anna dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selingkuhan Tuan Muda
Romance⚠️ 18+ (Update kalau senggang, sibuk banting tulang demi sesuap nasi di real life) Annastasha Belle hanyalah gadis naif dengan cinta yang tulus kepada Tuan muda idamannya. Namun balasan dari cinta tulus dan segala yang ia berikan adalah kesakitan. ...