Semua orang dalam Kediaman Scheinen tampak berbisik satu sama lain. Yang pasti itu bukan hal yang baik karena mereka menemukan hal menarik untuk digunjingkan.
"Siapa dia?"
"Entahlah, bisa saja dia adalah anak haram yang disembunyikan Archduke."
"Hah, benarkah? Mungkin saja itu benar. Lihatlah dia yang begitu mirip dengan Nona Stella."
"Atau saja dia benar-benar kembaran Nona Stella yang disembunyikan. Itu semua untuk memperkecil persaingan penerus keluarga Scheinen."
"Ah.., itu masuk akal."
Ilios yang mendengar bisik-bisik para pelayan berdecak sebal. "Berani sekali kamu menggosipkan Stella. Apa kamu mau tahu rasanya lidah dipotong." Ilios mendekati para pelayan yang langsung memberikan tatapan dingin padanya.
Sky merasa tidak tenang saat melihat Ilios pergi menghampiri pelayan. Kekhawatiran itu terbuktikan dengan Ilios yang langsung menyulut pertengkaran dengan melupakan statusnya yang kini bukan lagi tuan rumah.
"Memangnya Anda siapa?" Salah satu pelayan menatap remeh tidak peduli, ya, itu bisa dipastikan karena orang itu sangat layak dicurigai sebagai orang asing yang memiliki asal-usul buruk.
Ilios hampir saja meninju pelayan tersebut sebelum ketua pelayan menghentikannya. "Kalian bertingkah tidak sopan pada tamu Nona Stella. Cepat minta maaf." Sky menenangkan suasana yang panas hingga para pelayan dengan setengah hati memintaku maaf dan kembali bergunjing di belakang.
"Setelah ini pastikan kamu memecat sampah-sampah itu. Aku muak melihatnya." Ilios yang sudah menenangkan diri kembali berjalan menuju arah kamar Stella. Lagi pula sekarang dia harus fokus pada tujuan utamanya berubah menjadi wanita.
Sky yang menatap kepergian Ilios langsung menyusul dan berjalan berdampingan. "Yang Mulia, tolong perhatikan sikap Anda. Saat ini Anda tengah menjadi Juliet. Tamu khusus untuk Nona Stella. Bukan seorang Archduke dingin dengan hasrat membunuh." Ketua pelayan berbisik di telinga majikannya yang dibalas dengan malas olehnya. "Iya, Pak Tua."
Kini Ilios sudah sampai di depan pintu kamar putrinya. Sekarang sudah waktunya. Ilios menarik nafas, mengetuk pintu perlahan. Dia menunggu dengan debaran jantung tidak tenang, takut-takut mendapatkan penolakan lagi seperti sebelumnya.
Setelah beberapa lama. Pintu terbuka, di sana Dokter Starla berdiri dengan wajah masam. Sebelum akhirnya dia tersadar dengan keberadaannya dan tersenyum ramah. "Ada keperluan apa Anda kemari Nyonya?" tanya Starla sopan.
Ilios dengan wajah dingin menjawab datar. "Saya Juliet. Orang yang diutus oleh Archduke untuk menjenguk putri." Dalam hati Ilios tidak percaya dengan diskriminasi yang diberikan wanita di hadapannya. Ketika dia menjadi Ilios, dia selalu diperlakukan layaknya sampah. Tapi ketika dia menjadi versi wanitanya, wanita ini begitu sopan dan ramah.
Setelah mendengarkan jawaban Ilios. Starla dengan ramah mengangguk dengan mata berbinar, lantas mempersilahkan Ilios masuk. Dia merasa tenang sekarang, karena dokter berpikir sepertinya Ilios sudah menyerah dengan egonya itu dan mengirimkan orang lain. Sungguh kemajuan besar bagi riwayat pengobatan pasiennya kali ini.
Setelah mengucapkan salam formal dan berbasa-basi sebentar. Dokter lantas menutup pintu kamar, membiarkan ketua pelayan berdiri di luar. Dan menuntun Ilios, maaf, maksudnya Juliet untuk menunjukkan kondisi Stella.
"Maafkan saya Nyonya Juliet. Saya tidak bersikap sopan pada Anda sebelumnya. Padahal Anda tidak salah apa-apa." Starla berujar merasa bersalah, dengan sungguh-sungguh. Karena pada awalnya dia mengira itu Ilios yang mau berulah. Tanpa mengetahui kalau wanita di hadapannya adalah Ilios dalam versi wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flocken
Historical Fiction[ Juara 2 dalam event Writing Award 2022] Drama - Historical Setelah mendapatkan pengabaian dari keluarganya selama sepuluh tahun. Stella Scheinen--gadis bangsawan yang sempurna hendak pergi mengasingkan diri untuk mencari arti hidup sesungguhnya. ...