31. Mastermind of The Rebellion

418 36 37
                                    

Langit mendung dengan kepulan asap mengembung, dalam perang melawan pemberontakan suara bising saling beradu gaduh. Suara pedang beradu kencang dari setiap penjuru. Begitu pula tembakan meriam yang menghancurkan benteng musuh.

Ketua Kesatria yang menjadi pimpinan kelompok penyerangan saat ini melawan musuh dengan gagah berani. Pedang perak yang menjadi warisan turun-temurun keluarga Scheinen digenggamnya tanpa ragu, keberanian serta nyala api membara menebas musuh tanpa ampun.

Pedang peraknya berkilat, bergerak, meliuk cepat, menebas musuh sekejap mata. Menghabisi musuh yang kian membludak dari arah benteng, tangannya menggenggam kuat pedang dan perisai, serta seruan keras melawan musuh yang datang menyeramkan.

Darah dan tumpukan mayat mulai berserakan. Bau anyir dengan asap tercium dalam membuat bernapas layaknya kutukan. Serta pendengaran yang habis riuh dengan jeritan keputusasaan. Dapat terlihat kedua kelompok kini memiliki kekuatan seimbang yang saling memberatkan pihak lawan.

Salah prajurit musuh kini menyerang Ketua Kesatria dari arah belakang. Pria bermarga Scheinen tersebut hanya bisa tersenyum miring, noda darah membasahi pedangnya serta pakaian zirah yang menutupi dada. Dengan berbalik cepat musuh langsung tumbang jatuh ke tanah.

Benteng musuh mulai berlubang dari berbagai sisi. Perkembangan baik jika saja mereka dapat menembus benteng dan memasuki teritorial lawan. Hanya saja tidak sedikitpun di antara mereka yang berhasil masuk ke dalam. Lantaran musuh mereka lebih berfokus pada pertahanan di banding penyerangan.

Sayap kiri pasukan mulai memborbardir serangan meriam pada benteng bagian timur. Dengan kerjasama yang luar biasa mengagumkan antara Kesatria Aencas dan Kesatria Kerajaan. Sisi timur benteng utama kini runtuh dan dikuasai oleh pihak Kerajaan.

Sebelum mereka bisa menarik napas lega atas keberhasilan memenangkan wilayah benteng timur. Salah seorang prajurit yang sudah menaiki benteng dikejutkan dengan ribuan prajurit yang tidak terhitung. Sudah dipastikan jumlah pasukan musuh lebih besar melebihi perkiraan para pemimpin tempur.

Pasukan sayap kiri yang hampir menguasai benteng mulai kewalahan dengan serangan bertubi-tubi. Sekuat tenaga mereka melawan dengan kekuatan penuh. Tapi tidak dapat dipungkiri, mereka kalah jumlah dari para musuh.

Pasukan musuh mengganas, memukul mundur pasukan Kerajaan.
Tidak bisa dihindari, kekalahan pada penyerangan pertama tidak dapat mereka sangkal. Ketua Kesatria segera memerintahkan pasukan untuk mundur sebelum kembali melakukan persiapan. "MUNDUR!"

Pasukan kembali mundur dengan raut wajah tidak puas. Banyak prajurit yang jatuh berguguran, membasahi tanah yang sudah bertumpah darah. Sorak sorai kemenangan di teriakan lawan. Bahkan hingga pada saat terakhir Pasukan Kerajaan meninggalkan peperangan. Beberapa dari mereka mengejek dan meludahi bendera kerajaan. Menandakan kali ini mereka adalah pemenang.

.

.

.

"Mereka memiliki pasukan lebih banyak dari perkiraan. Nampaknya mereka telah berhasil menghasut kota-kota lain untuk memberikan kekuatan."

Marquiss yang menjaga pos pasukan menghembuskan napas panjang menatap pria dengan surai perak yang baru saja membersihkan tubuh kembalinya dari medan perang. "Ini akan lebih sulit dari perkiraan."

Pemuda itu hanya terdiam mendengar pernyataan Marquiss, sembari menunduk menatap tanah dengan sorot lelah. Jujur saja dia merasakan kecewa dengan kekalahan pada serangan pertama. Bukan saja karena kekalahan, tapi banyaknya korban jiwa yang berhamburan menjadikannya inferior sebagai ketua penyerangan.

"Kita ganti strategi. Kita memiliki pasukan di dalam bukan? Ah, tidak. Tentu tidak. Tugas mereka hanya menjaga warga agar tetap aman."

Marquiss bergumam membuat Ketua Kesatria itu menggeleng lemah. Bukan saja informasi yang diterima pasukan mereka yang salah, menurut informasi terakhir yang didapat, pasukan mereka yang diketahui menyamar sudah ditangkap. Dan pasukan yang tersisa menjaga warga sipil tidak bisa keluar.

FlockenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang