5. Nara dan Malang.

70.9K 5.1K 882
                                    

SELAMAT MEMBACA

Nara dan kota Malang
27 July 2021

"Sayang! Aku pulang." Lean memasuki rumah, "Sayang!" Ia berjalan ke arah kamar, "Anna." Saat dirasa tidak menemukan Anna, Lean kembali keluar dan mengecek seluruh penjuru apartemen nya.

Saat Lean sudah lelah mencari Nara, akhirnya Lean duduk di meja makan, dan menemukan sebuah surat yang sengaja Nara tinggalkan untuknya. Lean segera membuka surat itu dengan nafas yang sudah memburu.

-

Untuk Lean.

Maaf aku harus pergi, aku mau istirahat sebentar, nggak lama kok. Jaga kesehatan Lean, dan jangan cari aku. Aku pasti pulang.

Salam sayang, Anna.

-

Setelah membacanya Lean langsung merobek surat itu, lalu membanting semua barang yang ada di atas meja, "ARGGHHH! Anjing!"

"Mati lo Anna!" Lean mengumpat saat ia berlari ke arah parkiran, "Gue pastiin lo mati Anna!" Lean mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, ia tau dimana Anna nya berada.

Saat setibanya ia di stasiun, Lean berlari dengan cepat, menabrak banyak orang yang berani menghindari jalannya, jantungnya berdetak lebih kencang saat ia tau bahwa ternyata kereta dari arah jakarta ke malang sudah berangkat setengah jam lalu, Lean menangis, meremat rambutnya kuat seolah tak percaya bahwa hari ini akan tiba.

"Anna..." Lirihnya di tengah keramaian. "Maafin Ley." Kembali menangis.

Lean mencoba untuk menghubungi Nara, namun Nara sudah memblokir semua akun yang Lean punya. Sebenarnya menyusul Nara bukan hal yang susah untuk Lean, tapi Lean tidak tau di mana letak alamat Nara tinggal. Lean tak pernah menanyakan soal itu, karna untuk apa? Toh dia kalo ingin ke kampung Nara, pasti akan bersama cewek itu kan.

***

"NARA PULANGGGGGG!" Teriak gadis itu riang. "IBUKKKK, BAPAKKKK." Ia berlari kegirangan mencari keberadaan kedua orang tersayang nya.

"YA ALLAH NDUKKK!" Teriak Ibu Nara dari arah dapur, lalu segera berlari kecil dan memeluk Nara dengan tangis harunya. "Nduk ya Allah jan anakku, kangen Ibuk nduk." Ucap Ibu Nara dengan tangis bahagianya.

"Nara juga kangen Ibuk." Membalas pelukan ibunya semakin erat, "Bapak mana Buk?"

"Pak mu neng mburi ki loh, jek tak celuk e wong nge. Yoh Pak! Pak e! Anak wedok moleh Pak!" (tl : Ayah masih di belakang, sebentar Ibu panggil, Ayah! Anak perempuan mu pulang!) Teriak Ibu Nara.

"Heh opo?" (tl : Hah apa?)

"Anak mu moleh! Jan Sumito budeg! Gek rinio disek! Tinggalen iku tinggalen, ta werei rinio!" (tl : Anak mu pulang! Emang Sumito budek! Kesini sebentar! Tinggal aja itu, tak kasih tau sini!)

Ayah Nara meninggalkan pekerjaan nya di kebun lalu berlari kecil dengan wajah bingung. "Nyapo to Buk." (tl : Kenapa sih Buk?) Ucapnya.

Ibu Nara segera mendekat pada telinga Ayah Nara lalu sedikit berteriak namun tidak terlalu kencang, "ANAK MU WADON MULEH!" (tl : ANAK PEREMPUAN MU PULANG!) Seketika Wajah Ayah Nara tersenyum lalu, segera mendorong Ibu Nara dan masuk mendahului nya.

LEANDRO (untuk Nara) NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang