9. Sinting.

53.6K 3.9K 127
                                    

SELAMAT MEMBACA

Sinting
05 August 2021

"Twadi itu syapah?" ucap Lean yang mulutnya masih di penuhi oleh makanan.

"Itu Erlang, sodara aku."

Mengangguk Lean kembali bertanya, "Tapi kenapa Anna elus-elus rambut dia."

"Kenapa? gak boleh?" itu bukan suara Nara.

Lean menatap seseorang di balik suara itu, sekarang dia sudah berada di samping Nara, duduk dekat-dekat pula, "Gak boleh."

"Apa hak lo?" nah kan mulai lagi.

"Gue pacarnya."

"Yaelah masih pacar aja belagu, gue yang sering mandi, tidur bareng di- Awssh!" ia terpekik saat Nara menyubit lengannya. "Sakit!"

Nara menatap nya horor, sudah di bilangin tadi kalo jangan keluar kamar, tapi Erlang malah mancing perkara.

"Maksud lo apa?" nafas Lean menggebu, berdiri hendak meraih Erlang, namun buru-buru di lerai oleh Nara.

"Hey, hey! udahh." Memeluk Lean dan mengusap-usap punggung Lean sayang. "Tau posisi Ley." Peringat Nara.

Lean pasrah, lalu duduk dengan kasar di kursi, ia menuntun Nara untuk duduk di pangkuan nya, karena tak ingin memperpanjang masalah, akhirnya Nara menurutinya.

Erlang yang melihat itu sedikit merenggut tidak suka, pasalnya Nara memang tidak pernah mempunyai pacar sebelum ini, Erlang juga ingat betul saat Nara bercerita tentang laki-laki padanya, namanya Bara, bukan Lean.

Ia hendak menarik Nara yang tengah duduk di pangkuan Lean, saat sudah mendapatkan tangan Nara ia buru-buru menarik Nara. "Gaboleh mesum." Ucapnya lalu mendudukkan Nara di sampingnya.

Ah dia benar-benar salah mencari gara-gara dengan Lean, singa itu bahkan sudah menatap nyalang Erlang. "Lo mau mati?" katanya dingin.

Nara yang mengetahui atmosfer di ruangan ini mulai memanas, kembali lagi menenangkan jengah. "Aduhh udah deh! kalian kalo masih mau berantem ya berantem aja sana diluar! aku capek mau tidur."

Brak! Pergi meninggalkan Erlang dan Lean di ruangan itu. mereka dibuat cengo atas tingkah Nara lalu saling menatap satu sama lain. "Lo sih."

"Lo lagian ngapain sih disini!"

"Ya suka-suka gue lah, lagian ini rumah bibik gue, lo yang ngapain disini, gajelas banget buntutin sodara gue sampe kesini."

"Bacot lo!" Lean menghampiri kamar Nara, mengetok pintu Nara, "Sayang aku masih mau maem." Rengek nya.

"Yaelah manja! makan sendiri sono, kek bayi aja lo minta suapin mulu."

"Gue ga ngomong sama lo ya anjing."

"Lo setan."

Tak menggubris Erlang, Lean memilih untuk mengetok pintu Nara lagi. "Sayangggg aku mau tidur sama kamu jugaaaa."

"Heh lambe mu cok! gak lah! lo tidur di kamar gue, ga ada tidur sama Nara ya anjing, gue sambit pala lo nih."

Belum sempat Lean menjawab ucapan Erlang, pintu kamar Nara kembali terbuka, "Kalian bisa diem gak sih? kasian bapak ibuk mau istirahat." Ucap Nara memberi pengertian.

Lean memeluk Nara segera, bergelayut manja di pundak Nara, "Dia yang mulai sayang."

"Diyi ying mili siying." Ejek Erlang.

"Lang...."

"Ck! eh lo bayi! tidur di kamar gue, biar gue yang tidur sama Nara."

Lean yang mendengar hal itu langsung menegakkan dirinya, tanpa berpikir ia mengambil garpu yang ada di dekat meja dan mencoba untuk melemparkan garpu itu ke arah Erlang.

"Wle ga kenak!" ejeknya.

"LEAN!" sentak Nara.

Matanya memerah marah, tak mendengarkan Nara, ia kembali mengambil pisau buah yang ada di meja dan mencoba untuk melempar itu ke arah Erlang.

"Lean jangan! kalo kamu lempar, kamu tidur di luar." Ancam Nara. Menurut Lean menurunkan pisau yang ada di tangan nya.

Jangan tanya soal kondisi Erlang saat ini, karna sekarang wajahnya sudah memucat pasi karna ketakutan akan apa yang Lean lakukan barusan, "Lang masuk aja ke kamar, biar dia tidur sama gue."

"A-ah iya deh." Ucapnya terbata. Berjalan ke arah Lean lalu membisik. "Sinting." Dan berlari ke dalam kamar.

***

Saat ini Lean sudah berada dalam kamar Nara, soal Lean Nara sudah menceritakan semuanya ke Ayah dan Ibu nya, awalnya mereka tidak menyetujui sikap Nara yang terlalu memanjakan Lean, namun mau bagaimana lagi? dari pada Lean bunuh orang kan lebih baik di manjakan.

Sekarang posisi Nara sedang membelakangi Lean, masih kesal karna sikap Lean yang terlalu berlebihan, tapi memang setiap hari dia selalu berlebihan sih.

Lean mencoba untuk mencari perhatian Nara dengan bergerak tanpa henti, entah tiba-tiba dia duduk lalu tidur lagi, apapun itu ia tetap bergerak.

Merasa terganggu Nara menoleh kebelakang, "Diem!" sentak nya.

"Gak bisaaaaa." Rengek nya.

"Kalo gak bisa diem mending tidur di luar!" ancam Nara.

"Gak bisa tidur kalo ga di elus-elus Anna." lirihnya dengan tatapan memelas.

Nara yang jengah pun mencoba untuk bangkit dan ingin pergi dari kamar, namun sebelum itu terjadi Lean lebih dulu menahan tangannya, "Mau kemana? jangan pergi."

Menghela nafas Nara menjawab, "Mau keluar ambilin kamu minum," ia mengelus rambut Lean lembut.

"Aku nggak haus."

"Terus maunya apa?" tanyanya lembut, kembali mendekat ke arah Lean. Ah Nara memang gampang merubah moodnya, kadang galak, kadang dingin, kadang baik, kadang lembut, ntah lah, sangat sulit bagi Nara untuk marah ke Lean. "Mau apa hmm?" tanyanya lagi.

"Mau pelukkkkk." Dengan puppy eyes nya yang membuat Nara semakin gemas

"Uuuuu sayangnya Anna minta di peluk?" Lean mengangguk lucu, "Sini sayang." Memposisikan dirinya untuk tidur dan memeluk Lean.

Lean beringsut mendekat lalu memposisikan dirinya di dalam pelukan hangat Nara, mendaratkan kepalanya ke arah leher Nara, dan menciumi nya dengan lembut.

"Geli sayang." Ucap Nara.

Selesai dengan hal itu Lean kembali membernarkan posisinya, jadi kepalanya pas di dada Nara, tidak macam-macam karna ia masih tau batasan untuk menyentuh Nara. Tidak seperti yang kalian bayangkan, sorry :)

Dengan mata tertutup Lean mengucapkan, "Maaf ya kalo Ley repotin Anna terus."

Nara terkekeh mendengar itu, "Kamu kesayangan Anna, Ley ... jadi mau seberapa ngerepotin nya Lean, pasti Anna bakal terima." Mengecup kening Lean sayang.

Yang di kecup hanya tersenyum senang, entah mengapa ia sangat, sangat, sangat sangat senang kalau Nara memperlakukan nya seperti itu, rasanya ia benar-benar hanya butuh Nara di dunia bukan orang lain lagi.

✄✄✄

To be continue ☞ ̄ᴥ ̄☞

Makasih yang udah bantu support, wiff youh <3

LEANDRO (untuk Nara) NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang