SELAMAT MEMBACA
Kehancuran hati Nara
22 August 2021"Tadi Kak Lean, bawa si Nia ke rooftop tau, tangannya diseret, serem banget lagi mukanya."
"Oh ya? Kok gue gak tau?"
"Lagian berani banget si Nia sok-sokan caper depan Kak Lean, kasian Nara kan."
Mereka membicarakan seseorang yang tengah asik menangis tersedu-sedu di dalam salah satu bilik kamar mandi itu, Nara menahan suara nya dengan tenang, wajahnya sudah memerah namun bibirnya memutih. Pucat tak habis pikir tentang apa yang baru saja dialami oleh nya.
"Ini siapa sih di dalem! Woy keluar dong gantian," salah satu dari mereka mencoba untuk memanggil seseorang yang sedari tadi masih enggan untuk keluar.
Nara berdiri, mencoba untuk menyudahi tangis nya, "I-iya, sebentar," titahnya dengan kelembutan suaranya yang terdengar hampir habis.
"Loh Nara?" kaget mereka mendapati sosok yang baru saja keluar dari bilik itu. Seseorang yang sedari tadi asik mereka jadikan subyek ternyata sedang berada di dalam, menahan sesak dari perkataan yang sengaja mereka lontarkan.
Nara menatap mereka dengan senyum, terlihat tulus untuk senyumannya, namun berbanding terbalik dengan keadaan dua bola matanya yang memerah dan sedikit bercak air terperangkap di dalam nya. Nara menunduk, pamit undur diri, lalu pergi keluar tanpa sepatah katapun.
***
Jam pelajaran sudah hampir selesai, Nara masih duduk di bangkunya, kedua tangannya tertumpu apik di atas meja, menatap ke arah papan tulis dengan tatapan yang kosong. Semuanya memperhatikan Nara, sosok baik hati dan ceria itu kini sedang dalam masalah. Mereka tak ingin membuat kesuntukan Nara semakin menjadi-jadi, jadi teman bahkan guru Nara mencoba untuk membiarkan Nara bergulat dengan pikirannya sendiri saat ini
Berita soal Lean yang mencium Nia rupanya dengan cepat menyebar, tak tau sumber informasi nya dari mana, yang jelas hal itu membuat semua orang semakin membenci Lean. Nara memang gadis yang baik, ia sangat baik hingga seluruh sekolah ikut prihatin dengan apa yang di terimanya saat ini.
Bel akhirnya berbunyi. Jam pulang sekolah. Nara tersadar akan bunyi seperti alarm itu terdengar sangat kuat, hingga menusuk ke dalam telinganya yang sedari tadi kosong.
Nara mengemasi barangnya, memasukkan segala sesuatu yang ada di atas dan kolong meja untuk ditaruh kembali ke dalam tas. Saat setelah Nara sedang melakukan kegiatan itu, ada notifikasi masuk di hp nya. Dari Bara:
Nara
Kamu mau aku anter pulang?
Engga usah Bara
Aku bisa sendiri
Oke aku anter
Tunggu aku di kantin
KAMU SEDANG MEMBACA
LEANDRO (untuk Nara) NEW VERSION
Fiksi Remaja"NARA CUMAN PUNYA GUE ANJING!" Sentak Bara. "BACOT BANGSAT!" Mereka tetap saling pukul satu sama lain, wajah mereka juga sudah babak belur, hingga pelukan seorang gadis di salah satu punggung mereka, membuat jeda di antaranya, "Bara, udah Bara. St...