20. Terungkapnya tragedi Lean Nia.

35.6K 2.5K 253
                                    

SELAMAT MEMBACA

Terungkapnya tragedi Lean Nia
26 September 2021

Disini Nara berada, diam meringkuk di pojok kamar, menangis dalam diam, sepertinya perasaan itu sangat menyakitkan, tidak tau kah mereka bahwa Nara hanya butuh sedikit waktu untuk menenangkan diri, mengapa mereka sangat ingin mengejar Nara saat ini?

"Nak sayang! Ini Mama, buka pintunya sebentar!"

"Nara aku mohon buka Nara!"

"Ayo sayang keluar."

"Nara plis Nara buka pintunya."

Ahh teriakan-teriakan itu sangat membuat Nara muak. Ia benci semua ini, rasa sakit dan lemah nya, membuat Nara terlihat seperti sosok pilu tak terarah. Ya, Nara sangat membenci dirinya yang tak berdaya, hanya bisa menangis dan bersembunyi seperti ini.

"Nara kalo kamu gak buka pintu, aku bakal dobrak pin-"

Cklek! Suara putaran kunci itu terdengar, Nara membuka pintu itu.

"Na-nara?" menganga Reni menatap putri nya dengan keadaan yang tak di sangka nya.

Ya, Nara menghadap mereka dengan penampilan yang tak biasa, dress maroon sepaha dengan kaitan yang seperti tank top itu terlihat sangat pas di tubuhnya, ia tak berdandan hanya polesan liptint merah merona yang menghiasi wajahnya.

"Kenapa kalian berisik," ucapnya dingin.

Lean sudah menganga sejak tadi, tak tau bidadari dari mana lagi yang berada di depannya saat ini.

"Kamu mau kemana?" tanya Reni memecah keheningan.

"Mau keluar sama Bara," jawabnya enteng, lalu kembali masuk dan duduk di depan meja rias.

Lean yang mendengar itu pun mengerang tak suka, berani-beraninya gadis kecilnya ini ingin berjalan-jalan dengan pria lain sedangkan ada dirinya berada tepat di depan mata. Apa Lean tak semenarik itu?

Reni mengikuti Nara ke arah meja rias gadis mungil itu, "Ta-tapi Lean kan ud-"

"Gak! Kamu gak boleh keluar!" sarkas Lean, memotong ucapan dari Reni. Sangat tidak sopan.

Nara yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas, tak menggubris ucapan Lean, Nara lebih memilih untuk kembali merias dirinya sendiri, mempercantik dirinya karena ingin bertemu dengan Bara.

"Nara kamu denger aku?" tanya Lean.

Masih tak menggubris, kali ini Nara berdiri, berjalan ke arah lemari penyimpanan tas dan sepatunya. Memilih mana yang akan ia pakai untuk mencocokkan dengan pakaian yang ia kenakan.

"Nara Lean lagi ngomong sama kamu...," lirih Reni yang sekarang sudah berada tepat di samping Nara.

"Hmm, Mah nanti kayaknya Nara pulang agak malem, soalnya kata Bara dia mau bawa Nara ke rumah Om Aksa."

Lean semakin mengeratkan keningnya, "Aku gak izinin kamu buat ke sana Nara."

"Mau aku mati sekalipun aku gak butuh izin darimu," ucapnya tenang tanpa menatap Lean, dan malah sibuk dengan sepatu yang di kenakan nya.

"Adek gak boleh gitu ngomongnya!" tegur Reni.

Nara berdiri menatap Reni, lalu berkata, "Kita udah putus. Lean kemarin cium adik kelas di depan Nara."

Seketika tubuh Lean kaku. Tidak! Ia tak mau jika Reni ikut-ikutan membencinya, itu akan menjadi mimpi terburuk untuk Lean kalau sampai dia kehilangan kepercayaan dari Reni. Namun sampai saat ini Reni tak memberi reaksi yang berlebihan. Dia hanya diam mencoba untuk mencari kebohongan dalam perkataan Nara. Pikirnya mungkin Nara hanya salah paham, wajar kan anak muda bertengkar karna cemburu.

LEANDRO (untuk Nara) NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang