8. Erlang vs Lean.

56.3K 4.2K 220
                                    

SELAMAT MEMBACA

Erlang vs Lean
04 August 2021

"Lang!" Teriak Nara. "Erlang!"

"Cah e raono nduk, ngider mboh nengdi." (ts : Dia ga ada Nak, kaliling ntah kemana.) Sahut Ibu Nara.

Sekarang sudah sore, dari tadi sewaktu pulang dari pasar Erlang tidak ikut pulang ke rumah, katanya dia mau main entah kemana. Hingga saat ini, ia pun belum kembali.

"Ish, kemana tuh anak." Nara berlalu setelah mendengar sahutan Ibunya, lalu menuju kamar dimana ada Lean yang tengah tidur pulas, ia tersenyum hangat melihat Lean tidur dengan tenang, lalu mengecup kening Lean sayang. Nara mengambil ponselnya lalu dengan segera membuka kamera dan, Ckrik!

"Ganteng banget pacar gue ya Allah, wuhhh uedan!" Ucapnya jingkrak-jingkrak bahagia. Hingga tanpa sadar jeritnya sedikit mengusik tidur Lean, "Enghmm.." Lenguh nya, Nara buru-buru menutup mulutnya dan segera keluar dari kamar, tak ingin lebih jauh mengusili Lean.

"Post ah!" Ucapnya.

~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~.~


Saat ini sudah hampir malam, Nara membantu Ibunya untuk memasak di dapur menyiapkan makan malam, sedang Lean masih tertidur di kamar.

"Erlang pulang!" sosok yang di tunggu-tunggu pun akhirnya pulang.

Nara langsung menghampirinya, menjewer telinga Erlang tanpa ampun, "Abis dari mana aja si!"

"Aduhh, sakit! lepas Nar! sakit!!!" rintihnya. Nara pun melepaskannya.

"He! westo westo! ayo mangan." (ts : hey udah udah! ayo makan.) Ajak Ibu Nara.

***

Sekarang sudah hampir tengah malam, Lean masih tertidur, Ibu dan Ayah Nara juga sudah berada di dalam kamar, sedang Erlang dan Nara sendiri berada di ruang tamu, menonton drama korea bersama.

Erlang yang mulai lelah duduk kini membaringkan tubuhnya, dengan posisi kepala di pangkuan Nara, Nara yang melihat itu pun biasa saja, lalu tanpa perintah mengusap-usap rambut Erlang lembut.

"ANNA!" sentak seseorang yang keluar dari arah kamar Nara, kalian pasti tau dia siapa.

Nara dan Erlang sama-sama kaget, karna saat mereka serius menonton malah ada orang yang berteriak tidak jelas.

Lean menghampiri mereka lalu menggeret kuat Erlang dari pangkuan Nara, Lean membanting Erlang ke dekat pintu. Dugh! "Adohhhh." Pekik Erlang.

"LEAN!" Nara menarik lengan Lean hingga ia terjatuh di kursi. Bapak dan Ibu Nara juga sudah berada di depan, menyaksikan kejadian itu.

"Onok opo nduk?" (Ada apa nak?) Ujar Ibunya panik.

Tak ingin memperpanjang, Nara membantu Erlang berdiri, lalu membisikkan sesuatu pada Erlang, dan akhirnya Erlang masuk ke kamarnya, dengan tatapan yang lekat ke arah Lean, Lean pun sama.

"Ndak popo Buk, Lean cuman salah paham." (Gapapa Buk, Lean cuman salah paham.) Ibunya mengangguk lalu mengajak Ayah Nara untuk masuk ke dalam kamar, membiarkan putrinya mengurus urusannya.

Nara menghela nafas lelah, duduk di samping Lean yang sedang memburu dengan nafasnya, ia mematikan tv yang masih menyala. "Kamu kenapa bangun Ley." Ucapnya lembut.

Tak menggubris sekarang Lean menatap Nara dengan tatapan sendu, seolah ia benar-benar kesakitan sekarang. Sadar akan tatapan itu, Nara buru-buru menggeleng, "Dia saudara ku, nggak lebih." Yakinnya.

Masih tak mendapat jawaban, Lean sekarang meremat telapak tangan nya kuat. Nara segera menarik tangan Lean, menuntun Lean untuk menghadap ke arahnya.

"Udah okey...." Tenangnya

"Anna cuma punya Lean!" Sentaknya. Nara sedikit kaget, namun akhirnya ia terkekeh gemas. "Iya Anna punya Ley, cuman punya Ley."

Lean memeluk Anna dengan kuat, menyembunyikan kepalanya di ceruk leher jenjang Nara. Ia menghisapi leher itu tanpa ampun, seolah ingin memakannya hingga habis.

"No Ley! Jangan bikin tanda." Ucap Nara, mengelus sayang tengkuk Lean.

Masih tak menurut, Lean memilih untuk menciptakan banyak tanda di leher Nara, mencoba memberi tau seluruh dunia kalau Nara hanya miliknya.

Belum Lean menciptakan yang ketiga, Nara buru-buru menjauhkan kepala Lean dari lehernya. "Udah sayang."

"Masih mau lagiiiiii!" rengek Lean.

"Udah nanti kalo banyak-banyak Anna susah nutupinya sayang."

Lean berdecak, "Ck! Ley haus Anna." Ucapnya memelas.

"Anna ambilin minum mau?" tawar Nara.

"Mau susu."

"Disini nggak ada Ley."

"Ahhhhh gamau beliin! beliin di toko! Ley mau susu indomilk yang stroberi Anna." Mode manja sudah on.

"Ini udah jam 10 sayang, nanti kalo Anna keluar terus di culik, emang Ley mau?" ancam Anna.

Lean buru-buru menggelengkan kepalanya, "Makanya minum air putih aja yah." Tawar Nara lagi.

Kali ini Lean mengangguk. Nara segera mengambil kan air putih untuk Lean, sekalian makan malam Lean, karna anak itu belum makan tadi.

"Sambil Anna suapin ya."

"Cium dulu!" pintanya.

Menurut Nara langsung mengecup bibir Lean singkat, lalu segera menyuapi Lean dengan telaten.

✄✄✄

To be continue〈(•ˇ‿ˇ•)-→

Jangan lupa vote nya.

LEANDRO (untuk Nara) NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang