SELAMAT MEMBACA
Mimpi Buruk
06 October 2021Plak!
Atmosfer di dalam cafe itu kini hening, tamparan yang di berikan oleh Nara ke Lean menjadi saksi membekas atas rasa sakit, hancur, dan kecewa yang Nara dapat hari ini, hal hal tersebut bahkan tidak pernah sedikitpun berada dalam angan Lean.
Saat ini gadis manis dengan air mata dan wajah tampa ekspresi itu terdiam di depan sosok orang yang sangat dicintainya. Sosok sama yang telah mengkhianati nya.
Bara mengambil alih keadaan, dia mencengkram kuat baju yang Lean pakai, membawanya menjauh dari hadapan Nara yang tak sanggup lagi berkata-kata.
"Sini lo anjing!"
Bara menyeret Lean keluar dari dalam cafe itu. Membawa Lean lalu menghajarnya habis-habisan di tengah keramaian trotoar.
Semua orang yang melihat itu menjerit histeris, Bara dengan murka nya tak bisa lagi memberi ampun untuk Lean.Lean yang terbawa suasana pun ikut untuk membela diri dari amukan liar Bara. Danif mencoba untuk melerai mereka, di tambah lagi dengan satpam dan juga pegawai cafe yang membantunya.
Kedua kakak beradik itu tidak bisa menahan diri masing-masing, sehingga semua orang yang mencoba untuk memisahkan mereka malah tak mampu untuk sekedar mendekat.
Danif yang tau kalau ini sudah tidak bisa di atasi olehnya lagi, dia memilih untuk berlari ke arah Nara yang kini masih melihat perkelahian itu dari arah luar jendela, mengamati pertarungan sengit kakak beradik itu dengan raut datar yang tak terbaca.
"Nara pliss hentiin mereka," mohon Danif dengan wajah pucat nya.
Nara masih tak menggubris, sedang Nia sudah menjerit saat melihat darah yang mulai keluar dari tubuh mereka berdua.
"Nara! Sadar Nara!" Danif membentak Nara, peluh yang ada di wajah nya tidak bisa membohongi Nara, Danif sudah sangat kewalahan menghadapi Bara dan Lean.
"Kak...," lirih Nia membubarkan lamunan Nara, "Pliss Kak gue mohon," gadis itu menangis dengan rengekan nya kepada Nara, memohon-mohon dengan kalimat indah untuk sekedar membujuk Nara agar mau menurutinya.
Tidak, kali ini Nara tidak akan menghentikan Bara. Itu keputusan final nya.
Beberapa menit sudah berlalu, Nara masih dengan posisi yang sama. Bara dan Lean sudah mulai lelah, terlihat saat ini mereka sudah mampu untuk di hentikan oleh segerombolan orang yang membantu mereka dengan suka rela.
Nara berjalan keluar melihat keadaan mereka, ia melihat betapa hancur wajah keduanya, luka di mana-mana dan darah yang mengucur entah dari mana sumbernya.
Nara mencoba mendekati Bara yang sedang di kerumuni oleh orang-orang, ia mendekat lalu mencoba membantu Bara untuk berdiri. Gadis manis itu mengulurkan tangannya. Menarik Bara hingga ia masuk ke dalam pelukan hangat itu.
Bara membeku, ia kaget mengetahui bahwa Nara tiba-tiba memeluknya. Nara menyembunyikan wajahnya tepat di dada bidang Bara, aroma pafrum Bara begitu menenangkan untuk Nara.
Tanpa banyak berfikir Bara juga ikut untuk membalas pelukan Nara, Ia juga ingin memberi Nara ketenangan walau dirinya tau kalau itu hanya sementara.
Nara mendorong sedikit tubuh Bara, tanpa melepas pelukannya. Nara menatap sendu wajah Bara, mata gadis manis itu semakin berkaca-kaca saat melihat begitu banyak luka yang tercetak di sana.
Nara mengangkat tangan kanan nya menuju ke arah pipi Bara, mengusap perlahan dengan tatapan mata yang tak pernah lepas dari keduanya. ''Sakit ya?" tanyanya pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEANDRO (untuk Nara) NEW VERSION
Jugendliteratur"NARA CUMAN PUNYA GUE ANJING!" Sentak Bara. "BACOT BANGSAT!" Mereka tetap saling pukul satu sama lain, wajah mereka juga sudah babak belur, hingga pelukan seorang gadis di salah satu punggung mereka, membuat jeda di antaranya, "Bara, udah Bara. St...