6. Pertemuan di kota Apel

66.3K 4.9K 342
                                    

SELAMAT MEMBACA

Pertemuan di kota Apel
01 August 2021

Saat ini Lean sudah berada di sebuah hotel tepatnya di Kota Apel atau Kota Malang. Ya Lean berangkat dari Jakarta ke Malang lewat jalur udara, ia tak cukup sabar untuk bertemu dengan Anna-nya. Lean berangkat pukul 17.00 WIB dan sampai di Bandar Udara Abdulrachman Saleh kurang lebih pukul 19.30 WIB. Saat ini dia menginap di sebuah hotel karna sudah cukup malam untuk menyusuri Malang tanpa arah. Ia akan menunggu besok, bersabar hanya untuk kali ini demi menemukan Anna-nya.

Dia sedang berada di balkon, berdiri menatap Malamnya Malang yang sunyi namun ricuh. Mungkin sedang berpikir untuk memberi ucapan pembuka apa yang harus ia beri untuk Nara dan keluarga nya. Ia sama sekali belum pernah bertemu dengan keluarga Nara, bahkan hanya untuk mendengar suara mereka saja tak pernah, padahal Nara juga sering berbicara di telfon dengan kedua orangtuanya itu, didepannya.

Aiya iyaa iyaa bang jali nonton jablay~

Nada dering itu mengusik ketenangan Lean. "Oh shit!" Sentak nya kuat memukul gagang pembatas cukup kuat. Heh? Siapa lagi yang berani mengutak-atik handphone nya kecuali Nara, asal kalian tau aja, Nara itu sangat usil, ia sangat suka membuat Lean kesal, bahkan saat ini saat dimana ia sedang tidak bersama dengan Lean.

"Halo?" Jawab Lean tak santai.

"Lean ya?" Ah suara perempuan rupanya.

"Siapa?"

"Gue yang tadi lo tampar, inget?"

"Dapet nomer gue dari mana?"

"Gue mau lo tanggung jawab."

"Basi!"

Klik! Lean mematikan telfonnya sepihak, lalu tangannya bergerak untuk memblokir nomer itu, dan membaringkan tubuhnya di kasur nyaman dengan fasilitas mewah di hotel ini, ehm lumayan.

***

Matahari sudah memunculkan tubuhnya, Lean pun sudah sangat rapi dengan pakaian casual nya, celana panjang hitam dipadu dengan kaos berwarna army, di tambah dengan jaket kulit hitam kesayangan nya, hadiah dari Nara, makanya harus di sayang.

Saat ini dia sudah berada di dalam taksi, "Pak ke alamat ini ya."

"Ah iya, Mas."

Setelah kurang lebih 3 jam Lean dan taksinya menyisiri luasnya Malang, dan ia pun sampai, "Gila terbang gue aja ga nyampe 3 jam." Omelnya dalam perjalanan.

Sepanjang perjalanan Lean selalu saja mengomel, takut jika Bapak supir salah jalan, hingga ia selalu bertanya, "Masih lama, Pak?"

"Pak, Bapak gak salah kan jalannya?"

"Pak kok lama banget?"

"Pak saya mau ketemu pacar saya, agak cepetin ya."

"Pak aduh kebelet nih."

"Pak lama banget."

"Udah sampek, Pak?"

Bapak supir taksi pun di buat panik dengan semua pertanyaan Lean, memang sederhana namun nadanya benar-benar tidak bersahabat. Sampailah akhirnya Lean di depan rumah, "Mas ini alamatnya."

LEANDRO (untuk Nara) NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang