18. Mall, Mama dan Nara.

33.2K 2.3K 274
                                    

SELAMAT MEMBACA

Mall, Mama, dan Nara
13 September 2021

Saat ini Nara dan Reni sudah berada di mall. Reni sengaja untuk mengajak Nara berbelanja karna ingin membayar waktu yang sudah terbuang untuk mengurus pekerjaan nya.

Mereka saat ini tengah asik bersenang-senang di Timezone yang ada di sana, sepertinya mereka tidak akan berbelanja, tapi menghabiskan uang untuk mencoba banyak permainan yang ada di dalam mall itu.

"Ayo Ma dikit lagi itu tarik-tarik terussss!" Nara menyemangati Reni yang sibuk memainkan mesin capit.

"Yahhh!" teriak kecewa keduanya karna gagal mendapatkan boneka yang mereka incar.

"Ganti main yang lain dek, Mama nyerah," Reni berpaling meninggalkan mesin itu, keringatnya terlihat berpeluh tapi tak membuat kecantikannya pudar.

"Yahh Ma, Adek masih mau main ini!" rengek Nara. Sudah terlihat kan bahwa sebenarnya Nara itu memang sangat manja namun hanya kepada orang-orang yang di cintai nya.

Tak menggubris, Reni lebih memilih untuk pergi dan berlayar di salah satu permainan yang mencuri perhatiannya. "Sini Dek! Mama kau main ini," seru nya memanggil Nara dengan ayunan tangan terburu.

Nara datang dengan satu buah boneka unicorn yang ada di pelukannya, kaki nya menghentak-hentak seperti bocah yang tak di belikan mainan kesukaannya.

"Adek mau boneka yang di dalem situ Ma!"

"Main ini aja udah," tolak Reni dan fokus bermain dengan alat monitor yang menampilkan video jalanan itu.

***

"Agnia, semalem kamu kemana?" sang Ayah bertanya, "Pakaian kamu kenapa begitu?"

Masih tak mendapat jawaban dari sang putri, Ayah Nia mengikuti Nia dari belakang. "Jawab Papa!" sentak nya.

Nia berhenti saat telah sampai di depan tangga, "Pah! plisss Nia gamau di ganggu dulu," ucapnya sendu.

"Nia tap-"

"Plis Pah!" penekanannya membuat sang Ayah berhenti untuk mengutarakan apa yang ingin di sampaikan nya.

Mundur sedikit memberi jarak antara dia dan putrinya, "Maaf nak," ucapnya lalu pergi meninggalkan Nia yang masih berdiri di tempatnya. Bulir air mata keluar dari matanya, lalu berbalik dan melihat putrinya sudah melanjutkan langkah untuk menuju tempat istirahat nya.

Sampai di kamar Nia menutup pintu rapat-rapat menguncinya lalu, terduduk di pinggir kasur dengan mata yang entah sejak kapan terbanjiri oleh air matanya. Dia ingin berteriak namun tidak ingin suara nya terdengar oleh sang Ayah.

Nia menggigit selimut yang ada di depannya, berteriak dengan suara tertahan, memukul-mukul kepalanya yang terasa sangat berat. "ARNGGGGGGG!" tangisannya tetap tak berhenti.

Ia melepas selimut itu dari mulutnya, lalu beralih untuk pergi ke kamar mandi, menatap cermin yang ada di depannya. "Gue harus gimana?"

Wajahnya berantakan, mata nya terlihat memerah, dia menjambak-jambak rabut nya merasa jijik dengan apa yang telah ia lakukan. "Arghhhh!" makin menangis, lalu tubuhnya tiba-tiba terlempar hinggan ke tepian tembok kamar mandi, dia sudah tak kuat menopang tubuhnya.

"G-gue harus gi-gimana hikss. Ma-mama hikss Nia kotor maa...," Nia yang malang.

***

Dering telfon sedari tadi menghiasi suasana perjalanan Reni dan Nara. Karna risih Reni berkata, "Angkat aja Dek, berisik."

Kini mereka berdua sudah dalam perjalanan pulang, karna memang hari sudah sore dan Nara juga sudah lelah bermain. Ragu Nara mengangkat telfonya.

"Ha-halo?"

"Halo! Nara kamu kemana aja?" Suara Lean yang muncul dari sana.

"Nara habis main sama Tante Ley!" seru Reni ikut menimbrung percakapan keduanya.

Nara tak bergeming dia masih tersenyum simpul, seraya merasa sedikit takut tentang Reni akan mengetahui masalah sebenarnya.

"Ak-aku lagi sama Mama, habis ke mall."

"Kok Tante gak ajak Lean sih!" Omelnya, suara nya terdengar kesal, atau dia memang bener merasa kesal.

Reni tertawa mendengar itu, lalu geleng-geleng kepala tanpa menjawab pertanyaan Lean.

"Ini udah mau pulang," jawab Nara.

"Iya cepetan! Aku nungguin kamu di rumah dari tadi."

"Loh kamu di rumah?"

"Iya udah dari sejam lalu, aku telfon kamu gak di angkat-angkat."

"Ma-maaf."

"Gapapa, cepetan ya, aku capek nungguin nya."

"Bentar lagi sampek kok."

"Oke."

Klik! Lean memutuskan sambungan telefon nya.

"Kenapa Dek?" tanya Reni kepo. Ya biasalah namanya juga emak-emak.

Nara menggeleng, "Lean udah di rumah dari sejam lalu katanya."

"Yah kasian nya," ucap Reni sambil terkekeh membayangkan anak itu menunggu di dalem rumah yang tak ada penghuninya, mungkin dia di temani sama Bibi.

✄✄✄

Hari ini segini dulu ya.

Masih belum sanggup bikin yang panjang-panjang karna mood nya belom nemu.

Btw mau tau, kalian tim mana?

LeanNara?

atau

LeanNia?

Jangan lupa tinggalin jejak 💄 nya.

Di vote juga yaaa! Terimakasih

LEANDRO (untuk Nara) NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang