11. Sekolah.

45.5K 3.2K 77
                                    

SELAMAT MEMBACA

Sekolah
10 August 2021

Hari ini, Lean dan Nara akhirnya bisa kembali ke sekolah, setelah mereka di skors selama satu minggu. Kemarin saat Nara baru sampai di apartemen Lean, sudah ada Mama Reni yang menunggu nya disana.

Reni memarahi anak gadisnya itu karna ia menghilang tanpa kabar, saat di hubungi pun tidak bisa karna sinyal di pedasaan sangat buruk. Dan Reni memutuskan untuk mencarinya ke sekolahan.

"Maaf Pak, mau nanya ruang kepala sekolah di mana ya?" tanyanya pada satpam sekolah.

"Oh, disana Bu. Mari saya antarkan," ia menawarkan diri.

Reni mengangguk sebagai tanpa persetujuan, lalu ia mengikuti langkah Pak satpam, hingga tiba tiba di depan ruangan kepala sekolah.

"Ini Bu ruangannya."

"Terimakasih, Pak," tersenyum tulus.

"Sama-sama Bu, kalo gitu saya permisi," lalu pergi undur diri dari hadapan Reni.

Tokk tokk tokk..

"Masuk."

Reni masuk ketika mendengar suara itu, "Eh Nak Reni, mari mari," Ujar Pak kepsek itu ramah

Reni menjabat tangan Pak kepsek, "Bapak apa kabar?" tanya Reni ramah.

"Yowis begini-begini ae Nduk," ujarnya tertawa. "Gimana kamu?" tanyanya balik.

Reni sudah duduk di sofa ruangan kepsek, "Baik Pak alhamdulillah."

Pak kepsek mengangguk sambil tersenyum, "Ada apa ini, apa ada yang bisa Bapak bantu?" tanya Pak kepsek menatap Reni serius.

"Saya mau ketemu sama anak saya, Pak."

"Loh si Nara nggak bilang ke kamu toh?" tanyanya.

Reni mengerutkan alis bingung, "Bilang apa, Pak?

"Si Nara itu di skors, Nduk."

"Hah? Kok bisa Pak?" wajah Reni memucat karna khawatir.

"Iya, kemaren ada aduan katanya dia bikin anak nya si Aksa berantem, dua-duanya lagi."

"Anak nya Mas Aksa yang cowok sama cewek?"

"Bukan ... kamu gatau toh, si Aksa nikah lagi Nduk, nah si istri muda nya ini punya anak juga. Namanya Bara, sekolah disini juga," jelas Pak kepsek.

"Terus mereka berantem kenapa, Pak?" tanya Reni menyelidik

"Yo biasa namanya anak muda Nduk, apa ya kalo bahasa Inggris nya," Pak kepsek mengingat-ingat dengan kepala mendongak, "Oh! triangle love!" seru nya di bumbui petikan di jarinya.

"Love triangle, Pak," koreksi Reni dengan terkekeh.

"Nah iyo itu, sama aja toh, cuman ya radak kebalik aja, hehe."

"Itumah bukan radak, tapi emang kebalik, Pak."

"Oh iya ya!" lalu mereka tertawa sejenak.

Reni adalah alumni dari sekolahan yang Nara masuki, dulu ia sangat dekat dengan Pak kepsek, karna ia sebatang kara dan tinggal di panti asuhan, jadi Pak kepsek banyak membantunya soal urusan finansial Reni selama di sekolah.

Begitu juga Aksa Sinaga, Ayah Lean, ia adalah mantan guru di sekolahan ini, ia juga dekat dengan kepsek dan juga Reni, dulu Reni di anggap seperti adiknya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti mengajar dan menikah, setelah itu ia jarang lagi bertemu dengan Reni. Mungkin hanya di beberapa kesempatan, seperti pengambilan raport atau kumpul wali murid sekolah.

Setelah mendapat informasi, Reni oamit undur diri, ia mampir ke apartemen Lean untuk melihat apakah anak gadisnya itu berada di sana. Reni mendapatkan alamat apartemen Lean dari sekertaris nya. Ia pikir itu adalah apartemen Nara, tapi ternyata bukan, anak itu hanya membeli apartemen di tempat yang sama, dan menyewakan nya ke pada orang lain, lalu dia tinggal bersama Lean.

Bukan tanpa alasan Nara melakukan itu, ini semua sudah menjadi rencana Lean, dan untuk orang yang menyewa apartemen Nara adalah temannya sendiri, ia tak tega membiarkan apartemen nya tak terurus, jadi saat ada temannya yang menawarkan diri untuk menyewa apartemen Nara ia pun langsung setuju.

Sebenarnya Nara tidak meminta temannya itu untuk menyewa Nara hanya ingin apartemen nya terawat, tapi temannya merasa tidak enak, jadilah ia tetap membayar dengan harga yang Nara mau, ya di bawah standar penyewaan tentu saja. Nara bukan orang yang maruk akan harta, tidak seperti kalian yang malah mau menukar diri dengan tokoh wattpad, dengan imbalan dapat sugar Daddy :D

Tapi aku juga mau sih kalo di kasih kesempatan, Hehe.

"MAMA!" Nara berteriak saat tau seseorang yang berdiri di dekat pintu apartemen nya dan Lean.

"Nara!" Nara berlari ke arah Mamanya dan saat mereka bertemu, Nara langsung memeluk Mama nya dengan sangat erat. "Kamu dari mana aja, Dek," Reni menangis haru.

"Adek, pulang kampung Ma."

Mereka melapas pelukannya, "Kenapa Mama nangis," panik Nara mencoba untuk menghapus air mata yang mengalir di pipi Mamanya.

"Mama khawatir sama, Adek."

"Ih, Adek gapapa tau."

"Iya nih, Mama aja yang lebay, hehe," sambil menghapus air matanya, "Oh iya! Kenapa kamu di skors dan ga bilang ke Mama?"

"Uhmm," Nara menyengir canggung, "Anu Ma.."

"Maaf Tante, ini salah aku," tiba-tiba suara itu keluar, mereka hampir lupa kalau masih ada orang yang datang bersama dengan Nara.

"Kalian ini!" gertaknya lembut namun tegas. "Mama akan kasih hukuman ke kalian berdua!"

"Tante ini bukan salah Nara, ini salah aku," ujar Lean membela Nara.

"Oh gitu, yaudah kalo gitu anggep ini hukuman buat mu...," menjeda ucapan nya dengan mengamati matang-matang wajah kedua orang muda di depannya. "Mulai hari ini, Nara akan pindah dan tinggal sama Mama!"

"Yah Tante kelewatan kalo kayak gitu dong Tan, gabisa begitu," Lean mendumel dengan wajah Lesu.

Sedangkan Nara dan Mamanya itu malah tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Lean.

"Sayang masa kamu mau tinggalin aku sih?" Lean benar-benar gusar.

Nara menaikkan kedua bahunya acuh, lalu membuka pintu apartemen Lean, "Ayok masuk dulu, Ma."

✄✄✄

To be continue (╭☞•́⍛•̀)╭☞

JANGAN LUPA VOTE NYA YA!!!

LEANDRO (untuk Nara) NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang