25. Apapun untuk Nara.

31.7K 2.2K 150
                                    

SELAMAT MEMBACA

Apapun untuk Nara
22 October 2021

"Jangan buru-buru pulang ya," lirih lelaki di samping Nara, "Nikmati dulu langitnya...," lanjutnya.

Nara tak menjawabnya, gadis itu memilih untuk menatap langit dan kembali memberikan keheningan di tengah-tengah mereka. Bara pun juga begitu, ia masih tidak ingin menganggu Nara dengan segala pikiran yang ada di dalam kepalanya.

Jadilah kedua insan manusia itu terdiam cukup lama, menikmati keindahan senja yang turun dengan perlahan. Ada seutas senyum di bibir keduanya, bersamaan dengan itu adzan magrib berkumandang, suasana malam telah datang, dan mereka harus segera turun dari sana.

"Udah adzan, ayuk cari masjid."

Nara menoleh, "Nara lagi libur, tapi Nara mau nemenin Bara ke masjid."

Bara mengangguk, "Yuk turun."

Mereka berdua turun dari gedung tingkat tiga itu, gedung itu adalah gedung bekas kantor dari Reni, memang sudah lama tidak terpakai kira-kira sudah 6 tahun lalu, Reni sudah berniat untuk menjual gedung itu, namun Nara melarangnya dengan segala alasan yang Reni tidak tau jelas.

Bara memberikan helm Nara, "Kamu nanti tunggu di warung depan aja, sekalian maem, entar aku susulin."

Nara mengangguk, "Iya Bara."

***

Nara sudah berada di warung masakan padang saat ini, banyak sekali menu yang ada di dalam etalase itu, Nara bingung harus memilih yang mana, akhirnya dia memutuskan untuk memilih telur balado dan ayam suwir sebagai lauk untuk menemani nasi nya.

Bara datang, cowok dengan rambut basah dan wajah berseri-seri itu menghampiri Nara yang saat ini tengah sibuk mengaduk es jeruk nya

"Hwah!"

Nara terkesiap, "Eh!" Nara menoleh mendapati sosok Bara berada di belakangnya, "Bara! Kaget ish!" memukul pelan bahu Bara.

Bara terkekeh melihat ekspresi Nara saat ini, itu sangat lucu baginya.

"Diem ih jangan ketawa muluuu!" sebal Nara karena Bara tak juga menghentikan tawanya.

"Lagian ngelamunin apa sih sampek segitu nya banget," Bara masih terkekeh.

Bersamaan dengan itu makanan mereka datang, Nara sengaja memesankan lauk yang sama karena kata Bara, ia mau pesan seperti yang Nara pesan.

"Wihhhh ada telur baladoo nihh."

"Bara suka?" tanya Nara antusias.

Bara mengangguk, "Ehm! sukak, apalagi sama yang di depan."

Nara membeku sejenak, lalu menatap Bara yang kini sibuk mengaduk-aduk es jeruk nya.

"Kenapa?"

Pertanyaan itu membuat Bara menatap mata Nara lekat, ia mencoba untuk mendalami arti dari tatapan Nara saat ini, apa yang Nara ingin tau sekarang? Jawaban apa yang dia mau sekarang? Apakah pengakuan cinta Bara? Atau alasan mengapa Bara masih bertahan mencintainya?

"Apa yang pengen kamu tau?"

Nara terdiam sesesaat, "Nara nggak tau apa yang Nara mau Bara, Nara bingung harus kasih alasan apa lagi biar kita gak usah bahas masalah ini, Nara cuman mau tenang, nggak pengen di tengah-tengah antara Bara sama Lean."

"Kalo gitu pilih Bara aja. Biar Nara ga di tengah-tengah."

Nara mulai jengah, "Bara nggak semud-"

"Apapun yang Nara mau, apapun yang bikin Nara seneng, apapun yang bikin Nara nggak sedih, apapun itu Nara," Bara menjeda kalimatnya setelah memotong ucapan Nara, dia kembali menatap Nara dengan tatapan yang tak mampu Nara artikan, "Kenapa sih Nar? Kenapa dari banyaknya orang.., kenapa kamu harus milih aku untuk di buang?"

LEANDRO (untuk Nara) NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang