"Eughh.." Gulf mengejapkan matanya saat melihat terangnya cahaya lampu yang berada diatas kepalanya.
Ia menoleh ke arah kanan dan betapa terkejutnya ia saat melihat Pp dan Billkin tengah memperhatikannya sambil menyilangkan kedua tangannya dengan tatapan datar.
"P-hi?.."
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Billkin.
"A-aku baik-baik saja, phi." jawab Gulf pelan.
"Kenapa phi menatapku seperti itu?" tanya Gulf pada Pp yang tengah menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Apa yang terjadi padamu, Gulf?" ucap Pp.
"Aku.."
"Aku hanya perlu pengakuanmu." sambung Pp.
"Apa kau sudah cerita pada Mew?" lanjut Billkin.
Gulf hanya menggeleng pelan.
Pp menghembuskan nafasnya kasar. Ia mengerti kenapa Gulf memilih untuk tak menceritakan semua ini pada mereka.
"Phi, apa aku sudah boleh pulang?" tanya Gulf.
"Tentu, kami akan mengantarmu." jawab Pp kemudian pergi meninggalkan Gulf dan Billkin.
"Apa phi Pp marah padaku, phi?" tanya Gulf pada Billkin.
"Wajar saja dia marah padamu, Gulf. Tidak seharusnya kau menyembunyikan hal ini."
Gulf hanya menunduk lesu.
"M-maaf phi.."
"Siap-siap Gulf. Kami akan mengantarmu pulang. Aku akan mengemas obat-obat untukmu." Billkin menepuk pelan bahu Gulf.
"Dan..aku harap kau menceritakan semuanya pada Mew." ucap Billkin sambil menutupi pintu ruangan Gulf.
Sedangkan Gulf hanya mencerna semua perkataan Billkin barusan. Ini semua memang salahnya, seharusnya ia tidak menyembunyikannya. Namun ia tak ada pilihan lain, ia harus tetap bekerja disana untuk mencari nafkah.
***
Gulf kini tengah berada didalam mobil bersama Billkin dan Pp. Sedari tadi mereka hanya berdiam dan tak ada pembicaraan diantara mereka. Billkin sibuk mengemudi sedangkan Pp dan Gulf hanya menatap ke luar jendela.
Setelah 20 menit berkendara, mereka pun sampai didepan mansion Mew. Pp turun duluan dan langsung berjalan menuju pintu masuk.
"Phi, apa phi Pp masih marah padaku?" tanya Gulf pada Billkin.
"Sepertinya iya. Tapi itu tak akan lama, cobalah bicara padanya." Billkin berusaha menenangkan Gulf yang gusar.
Gulf mengangguk kecil dan turun dari mobil menyusul Pp.
Ting tong
Tok tok tok
Billkin memencet bell dan menggedor pintu rumah Mew.
Ceklek
Pintu terbuka dan menampilkan Mew yang tengah memakai sebuah apron dan pisau ditangannya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Billkin heran.
"Oh..aku hanya bosan." ucap Mew sambil menyembunyikan pisau ditangannya.
"Ada apa?" tanya Mew.
"Kami mengantar Gulf pulang." ucap Pp datar.
"Tumben, kau tidak bersepeda, Kana?" tanya Mew sambil melihat Gulf yang tengah menunduk.
"Aa itu.."
"Ayo masuk, aku lelah." potong Pp sambil berjalan meninggalkan mereka diluar.
"Ada apa dengan istrimu?" Mew menyenggol pelan lengan Billkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Mr.Vampire! (S 2 on going)
FanfictionMew Suppasit seorang keturunan vampire yang dingin dan introvert harus tinggal serumah dengan Gulf Kanawut bocah ingusan yang polos yang berprofesi sebagai pengantar susu dan koran karna sebuah balas budi. "Tuan Miu, apa aku boleh tinggal disini sem...