🦇35🦇 (END)

3.1K 383 20
                                    

Ting

Dentingan gelas dan gelak tawa memenuhi ruangan itu. Malam ini istana ini diselimuti oleh aura bahagia dari seluruh bangsa serigala yang akan segera mencapai impian mereka selama ribuan tahun.

"Aku tidak menyangka hari ini akan datang tanpa terus bersusah payah haha." ucap salah seorang wanita muda pada Davika.

"Aku tidak mungkin membuat keluarga ku dalam kesusahan." saut Davika kemudian menyesap wine ditangannya.

"Dimana anak itu, Davika? Aku sangat penasaran bagaimana rupanya." tanya wanita itu lagi.

"Marius, bawa Gulf masuk." titah Davika pada Marius yang berdiri disampingnya.

Marius menunduk kemudian pergi menjemput Gulf dikamarnya.

Brakk

"Ayo masuk!" Marius berusaha menyeret Gulf yang bertengger dikaki kanannya.

"Om aku tidak mau, aku mau pulang hiks." ucap Gulf sambil mengeratkan pelukannya.

"Aku bukan om mu!" Marius mendorong kepala Gulf agar menjauh dari kakinya. Namun Gulf malah makin mengeratkan tangannya.

"Gulf, Lepaskan dia." ucap Davika pelan karna kini seluruh mata tengah memandang ke arah mereka.

"Hiks tante Gulf takut." Gulf membuang pandangannya ke arah lain tanpa menggubris ucapan Davika.

"Aahh...." Davika menjambak kuat rambut Gulf hingga kepalanya mendongak ke atas.

Gulf melepaskan pelukannya dikaki Marius dan memegang tangan Davika yang masih menjambak rambutnya.

"Aah tante lepaskan ahh..." Gulf merasa kulit kepalanya akan lepas karna Davika menariknya dengan sangat kuat.

"Apa yang kau lakukan!" Kitty yang baru datang kaget saat melihat Gulf yang sedang kesakitan.

Brakk

Kitty menepis tangan Davika dan mendorong tubuhnya hingga badannya terpental cukup jauh.

"Hiks sakit." Gulf masuk dalam pelukan Kitty dan menyembunyikan wajahnya sambil memegang kepalanya yang berdenyut.

"Kitty!!" Prim membantu sang ibu meringis karna tubuhnya menghantam dinding.

"Apa kau gila hah!" sambung Paris.

"Wanita itu yang gila!" saut Kitty.

"Sudah hentikan!" teriak Davika.

"Hiks" Gulf masih menangis didalam pelukan Kitty.

"Sebentar lagi tengah malam, kita tidak boleh mengacaukan upacara ini!" sambung Davika.

Ia pun bangkit dan merapikan gaunnya.

"Bawa dia!" Marius merebut Gulf dari pelukan Kitty secara paksa dan membawanya ke atas panggung.

"Hiks lepaskan Gulf, om." Gulf menatap Kitty dengan tatapan sendu. Tautan tangan mereka perlahan-lahan terlepas.

Davika naik ke atas panggung dan menatap ke arah langit-langit yang beratapkan kaca. Dari dalam ia bisa melihat bulan purnama yang perlahan-lahan akan berubah warna menjadi merah darah.

 Dari dalam ia bisa melihat bulan purnama yang perlahan-lahan akan berubah warna menjadi merah darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello Mr.Vampire! (S 2 on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang