"I-itu...hah...Phi Krist.." Gulf menunjuk ke arah tangga.
"Apa yang terjadi?" tanya Billkin.
"Phi Sing menyiksa phi Krist!" final Gulf.
"APA?!" ucap mereka bersamaan.
***
Mew dan saudaranya yang lain membawa Gulf dan melesat cepat menuju kamar Krist dan Singto.
"Kita dobrak saja." ucap Off.
"Sutt, coba kalian dengar baik-baik." saut Jane.
"Aaahh..ahh phi Sing enak sekali aahhh.."
"Ai sat Krist!" ucap Mew sambil menutupi telinga Gulf yang sudah menempel di pintu.
"Ini yang kau maksud kalau Singto menyiksa Krist?" tanya Billkin.
"Eung..phi Miu Lepaskan telingaku." Gulf mencoba melepaskan tangan Mew yang menutupi kedua telinganya.
"Tidak, kau belum saatnya mengetahui hal ini." saut Mew.
Tok tok tok
Jane menggedor kuat pintu kamar Krist dan Singto.
Ceklek
"Phi Krist!" Gulf langsung memeluk erat tubuh Krist yang hanya dibalut oleh selimut tebal.
"A-ada apa ini?" tanya Krist.
"Phi, apa phi Sing menyiksamu?" tanya Gulf tanpa melepaskan pelukannya.
"M-maksudnya?"
"Aku tadi mendengar phi Krist berteriak seperti ini "Aaahh aah phi Sing sakit aaah" begitu." Gulf menirukan persis suara desahan Krist yang membuat Krist langsung menutup mulutnya tak percaya.
"Kana!" tegur Mew.
"Kenapa phi?" tanya Gulf polos.
"Gulf, phi Singto tidak menyiksa phi na. Gulf salah paham." jelas Krist lembut.
"Itu benar Gulf, Singto hanya "menunggani" Krist. Aku juga sering di "tunggangi phi Off" bisik Gun.
"Sialan, apa-apaan pembicaraan kalian ini?!" sela Mew.
"Kenapa kalian berdiri didepan kamarku seperti ini?" tanya Singto yang berdiri disamping Krist.
"Phi Sing, jangan kasar sama phi Krist na. Jangan sering "menunggangi"nya. Phi Sing itu berat!" tegas Gulf sambil mempautkan bibirnya dan menyilangkan kedua tangannya di dadanya.
"Hah?"
"Sudahlah Sing. Sudah cukup kau dan Krist mengotori telinga kekasihku." tegur Mew.
"Gulf, ayo kita makan. Phi sudah memesan makanan lewat aplikasi." ucap Pp.
"Eung." Gulf dengan cepat melupakan kejadian tadi dan kembali turun ke ruang makan.
"Urusan kita belum selesai." tegas Mew sambil melirik tajam ke arah Krist dan Singto.
Singto hanya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, dia masih bingung dengan apa yang terjadi.
***
"Apa yang barusan kau lakukan hah!" ucap Mario sambil menghempas kasar tangan istrinya.
"Apa kau pikir kita bisa berbohong padanya?!" balas Davika.
"Tapi kau tak per..."
"Apa kau bisa menjawabnya? Kakimu bahkan langsung gemetaran saat mendengar Kitty menyebut nama Kao. Jadi jangan bertingkah seakan-akan kau bisa menyelesaikan semuanya!."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Mr.Vampire! (S 2 on going)
FanfictionMew Suppasit seorang keturunan vampire yang dingin dan introvert harus tinggal serumah dengan Gulf Kanawut bocah ingusan yang polos yang berprofesi sebagai pengantar susu dan koran karna sebuah balas budi. "Tuan Miu, apa aku boleh tinggal disini sem...