Flashback on
Sejak kejadian saat sang suami jatuh ke dalam juram yang berdasarkan lautan dalam, selama ribuan tahun pula Kao mencari keberadaan suaminya dengan secercah harapan bahwa dia masih hidup. Ia terus mendatangi ujung jurang itu dan meneriaki nama suaminya. Namun nihil, bahkan jasad sang suami pun tak bisa dia temukan.
"Hiks...kenapa kamu tega meninggalkanku?" tangis Kao sambil menatap ke arah bulan purnama yang menemani tangisnya.
Kao tak menyadari bahwa selama ini ada seorang pria yang memperhatikan perilakunya yang selalu ia lakukan setiap hari. Ia tak pernah berani untuk menghampiri Kao secara langsung, sejak pertama kali bertemu, pria itu tau bahwa Kao bukanlah seorang manusia.
Pria itu setiap malam selalu datang untuk melihat Kao menangis dan meneriaki nama seseorang. Hingga ada suatu masa ia melihat Kao berdiri di tepi jurang dengan kedua tangannya yang terbuka dan bersiap untuk menjatuhkan dirinya ke dalam jurang itu.
"Aku akan menyusulmu...tunggu aku sayang." Kao menutup kedua matanya dan merasakan terpaan angin lolos begitu saja melewati tubuhnya.
Perlahan-lahan tubuhnya melemah dan keseimbangannya mulai runtuh.
"Tidak!!" Kao langsung membuka matanya saat mendengar suara teriakan seseorang.
Grepp
Kao dapat merasakan tangan seseorang melingkar dipinggangnya dan memeluknya dengan erat.
Brakk
"Aahh.." Kedua tubuh mereka jatuh ke tanah dan kepala pria itu tak sengaja menghantam sebuah batu sehingga darah segar mengalir dari dahinya.
"A-apa kau tidak apa-apa?" ucap pria itu yang belum melepaskan pelukannya.
"Sepertinya aku yang harus bertanya begitu padamu" balas Kao sambil menunjuk luka yang bersarang di dahi mulus pria itu.
"Ah...aku" pria itu pun melepaskan pelukan mereka dan kembali menatap satu sama lain.
"Kau manusia?" tanya Kao.
Pria itu pun mengangguk pelan.
"Apa kau gila?! Kenapa kau mencegahku?" teriak Kao.
Pria itu tersentak saat mendengar Kao meninggikan suaranya.
"A-aku...kau..."
"Ckk" Kao membuang mukanya ke arah lain.
"A-aku...aku hanya ingin membantumu.." cicit pria itu.
"Mati bukanlah satu-satunya jalan keluar" sambungnya
Kao perlahan-lahan menatap kembali pria itu.
"Aku setiap hari melihatmu duduk dan menangis disini...setiap malam."
"Kau membuntutiku?!" ucap Kao sambil memundurkan tubuhnya.
"T-tidak.." pria itu menggeleng cepat.
"A-aku tinggal didekat sini." sambungnya.
"Sama saja!" jawab Kao.
"S-Siapa namamu?" tanya pria itu.
"Kao." jawab Kao cuek.
"A-aku Tor." ucap Tor sambil mengulurkan tangannya.
Kao menerima jabatan tangan itu.
Sejak hari itu, Kao dan Tor berteman. Saat itu Tor adalah seorang pria dewasa yang berumur 27 tahun. Setiap malam mereka selalu bertemu ditempat yang sama saat pertama kali mereka berkenalan. Kao perlahan-lahan melupakan kesedihannya dan tujuannya untuk mencari suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Mr.Vampire! (S 2 on going)
FanficMew Suppasit seorang keturunan vampire yang dingin dan introvert harus tinggal serumah dengan Gulf Kanawut bocah ingusan yang polos yang berprofesi sebagai pengantar susu dan koran karna sebuah balas budi. "Tuan Miu, apa aku boleh tinggal disini sem...