Safety Net | Part 16 - Back to Work

7.5K 779 240
                                    



Yuk tulis asal kota kalian👉🏻


Gimana caranya biar kalian bisa baca dengan tenang tanpa di bayang-bayangi oleh Author di mimpi kalian? Tekan vote dulu gais! 👻






If my love was like a flower, would you plant it? Would you grow it?

—Selena Gomez, Vulnerable




















SUASANA taman rumah sakit yang memiliki banyak tanaman benar-benar menyegarkan. Sebagian besar orang pasti suka menghabiskan waktu di taman rumah sakit, mengamati anak-anak yang bermain dan tertawa tanpa beban. Termasuk Katherine, dengan es krim nya yang sudah tersisa sedikit, dia duduk di kursi taman sambil mendengarkan suara canda tawa anak kecil disekitarnya. 

  "Huft, I'm bored," keluh Katherine. "Tapi lebih baik begini daripada menonton boss melatih kakinya untuk berjalan," gumamnya kemudian.

Hari ini, untuk pertama kalinya Katherine menemani Dante melakukan fisioterapi di rumah sakit walaupun termyata ini adalah kali kedua pria itu melakukannya. Karena itu, selagi menunggu Dante melakukan fisioterapi, Katherine duduk sendirian di taman setelah membeli es krim di kantin rumah sakit.

"Kate?"

Mendengar namanya dipanggil, Katherine menoleh dan terkejut ketika melihat Sarah datang menghampirinya. Yang semakin membuatnya terkejut adalah, di leher teman barunya itu terdapat luka lebam seperti habis di cekik.

"Astaga, lo kenapa?" tanya Katherine panik.

Seakan menyadari arah tatapan mata Katherine, buru-buru Sarah menutupi lehernya dengan syal. Semuanya bisa berantakan jika Katherine mengetahui apa yang terjadi kepadanya.

"Gue gak apa-apa," jawab Sarah dengan senyumannya. "Lo udah makan?"

"Huh?" Katherine mengerutkan keningnya bingung atas pertanyaan Sarah yang terdengar random ditelinganya. Bukankah lebih masuk akal jika perempuan itu menanyakan apa yang dia lakukan di rumah sakit ini?

  "Udah makan belum?" tanya Sarah lagi.

  "Belum, baru makan es krim," jawab Katherine jujur. Sebelum Dante melakukan fisioterapi, pria itu membelikannya es krim agar tidak bosan menunggu.

"Ya udah, ayo makan sama gue," ajak Sarah.

"Tapi gue gak bawa—"

"Gue bayarin," potong Sarah cepat.

"Ah, oke..," balas Katherine dengan alis berkerut.

Sesampainya di restoran, Katherine dan Sarah mengambil tempat duduk di pojok dan memesan makanan yang mereka inginkan. Kebetulan, restoran yang ada di rumah sakit ini merupakan restoran dari China sehingga mereka memesan banyak lauk dan dua porsi nasi.

"Kenapa lo bisa memar begini?" tanya Katherine dengan nada khawatir.

"Biasalah, gue cuma jatuh," jawab Sarah enteng.

Walaupun Katherine tahu jika Sarah berbohong, dia tetap mengangguk paham, lalu membuka pembicaraan mengenai masalah kampus setelah pesanan mereka datang. Mereka berdua memang satu frekuensi sehingga topik pembicaraan mereka tidak akan habis. Itulah tipe teman yang dibutuhkan Katherine.

"By the way, lo daftar organisasi di kampus gak?" tanya Sarah di sela-sela kegiatan makan mereka.

"Enggak, gue lagi kerja part time dan takut gak bisa bagi waktu kalau nantinya ada rapat mendadak," jawab Katherine sebelum melahap makanannya.

Safety NetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang