Safety Net | Part 39 - Kebahagiaan Sementara

2.7K 188 15
                                    

PAGI INI, Katherine memutuskan untuk jogging mengelilingi pulau. Selain untuk menyehatkan tubuhnya, beberapa hari ini dia juga sedang menghindari Dante. Kejadian kemarin benar-benar memalukan, apalagi ciuman mereka harus berhenti saat Dante menerima telepon dari Ayahnya. Tidak hanya itu, dengan tidak tahu malunya Dante menghentikan acara makan mereka karena ada pekerjaan mendadak. Sejak saat itu, Dante tidak bisa diganggu sampai hari ini. Kata Adam, pekerjaan pria itu sangat menumpuk menjelang pembukaan Rinave Island.

  "Kate!"

Dari kejauhan, Katherine melihat Dante menghampirinya dengan golf cart. Tadinya, Katherine hendak berlari kembali ke Villa. Tapi dia mengingat bahwa Dante memiliki kunci Villa-nya.

  "Ada apa?" tanya Katherine ketus.

  Dante mendengus geli melihat wajah kesal Katherine yang menggemaskan baginya. "Kenapa kamu terlihat kesal ketika melihatku? Apa kamu masih kesal karena kejadian waktu itu?"

  "Aku sudah melupakannya," balas Katherine ketus, yang malah di balas tawa oleh pria menyebalkan itu.

  "Kamu kelihatan kesal. Ayolah, aku sengaja menyelesaikan pekerjaanku agar bisa bebas sampai pembukaan nanti. Apa kita perlu mengulangnya? Atau kamu ingin lebih?"

  Wajah Katherine semakin keruh, "Kalau kamu hanya ingin mengejekku, aku akan—"

  "Iya, iya! Ayo naik, daripada berlari dan kelelahan mengelilingi pulau, lebih baik kita berkuda saja!" ajak Dante semangat.

Dengan wajah cemberut, Katherine menaiki golf cart itu dan duduk di sebelah Dante. Walaupun masih kesal, dia tetap harus menghormati Dante karena pria itu masih atasannya. Akan tetapi, dia masih kesal sehingga menolak tangan pria itu yang hendak membantunya naik.

"Jangan cemberut begitu, wajahmu jadi jelek," cibir Dante yang malah membuat Katherine membuang wajah ke arah lain. "Kuda yang ada disini salah satunya dibawa dari rumah... kuda yang kamu naiki waktu itu, apa kamu mengingatnya?" tanyanya untuk memecah keheningan.

Wajah Katherine semakin keruh, heran dengan Dante yang kembali menyinggung hari-harinya di rumah pria pura-pura lumpuh itu. Terlebih lagi, setelah kegiatan berkuda itu, sudah dipastikan saat itulah keperawanannya terenggut tanpa sadar.

  "Apa kamu memang sengaja?" tanya Katherine sebal.

  "Sengaja apa?"

  "Kuda itu mengingatkanku tentang malam sialan yang bahkan aku tidak bisa mengingatnya!"

  Dante mendelik tidak suka. "Itu bukan malam sialan, Kate. Aku bahkan belum bisa melupakannya." Wajahnya langsung berbinar, "Aku ingin merasakannya lag—"

Plak!

"Aku tidak ingin menyerahkan diriku pada laki-laki selain pada suamiku nanti. Jadi jangan berharap banyak!" potong Katherine sinis setelah puas menabok bahu Dante dengan cukup kencang.

"Oh, jadi begitu? Setelah kamu mengaku hamil anakku, sekarang bermain hard to get lagi?" tanya Dante kesal, tanpa sadar berbicara terlalu keras.

Katherine melongo. Kebetulan, mereka memang sudah memasuki area outbound dan berkuda sehingga golf cart mereka berpapasan dengan beberapa karyawan yang ada disana. Tentu saja, mereka dengan mudahnya dapat mendengar suara Dante yang cukup keras itu.

"Bu—bukan begitu, hanya saja kejadian kemarin sangat mendesak. Ak—aku tidak bisa—"

  "Sudahlah, kamu hanya memanfaatkan aku saja," ujar Dante ketus seraya turun dari golf cart karena mereka sudah sampai di arena berkuda. Tapi di balik wajah kesalnya, bibirnya menyeringai karena mengira rencananya akan berhasil untuk membuat Katherine merasa bersalah dan melunak kepadanya. 

Safety NetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang