‼️Siapkan kuota, akan banyak foto di part ini.So get down on your knees
and get ready to become my bitch
—World Class Sinner / I'm A Freak, Lily-Rose DeppKONDISI Rinave Villas ketika Katherine datang dengan speed boat dari kota terlihat sudah sepi. Tepat di depan dermaga kecil yang nantinya juga akan menjadi tempat berlabuhnya speed boat yang menampung tamu hotel, terdapat pendopo luas yang berfungsi sebagai ruang tunggu tamu serta meja resepsionis. Berhubung belum ada tamu, suasana pendopo terlihat sepi dan hanya terdapat Adam yang duduk menunggunya. Sepertinya pria itu ingin memberikan laporan terkait putra dari pemilik pulau yang seharusnya sudah datang.
"Malam," sapa Adam sopan.
"Malam," balas Katherine, ikut duduk di sofa sebelah Adam dan bersandar nikmat pada sofa empuk itu.
"Putra owner akan tinggal di Villa sebelahmu," tutur Adam pelan, kemudian buru-buru melanjutkan sebelum bosnya itu misuh-misuh. "Lokasi Villa yang dekat dengan mes karyawan akan mempermudah diriku untuk datang secepatnya jika dia membutuhkan pertolongan," jelasnya.
Katherine menghela napas, "Padahal aku masih menikmati hari-hariku tinggal tanpa tetangga," keluhnya pasrah.
"Baiklah, kalau begitu aku akan mengantarmu kembali ke Villa," ujar Adam setelah menanggapi keluhan Katherine dengan kekehan geli.
"Thank you, Adam. Golf cart-ku di bawa Shella," ucap Katherine, menyebutkan nama sekretarisnya yang memang diminta untuk membawa golf cart-nya untuk hari ini.
Rinave Island memiliki luas sekitar 2 Ha yang membuat mereka—para karyawan— dan juga para tamu Villa nanti harus menggunakan transportasi seperti golf cart dan sepeda. Walaupun begitu, sampai sekarang Katherine sudah beberapa kali memutari pulau ketika jogging di pagi hari. Kebetulan, Rinave Villas juga menyediakan jogging track yang nantinya akan memudahkan tamu Villa untuk berolahraga.
"Sebentar lagi pulau indah ini bisa dinikmati orang luar. Waktu berjalan cepat ya?" tutur Adam dengan kekehan pelan.
Mata Katherine memandangi jalanan yang disinari oleh banyak lampu. Tiba-tiba, dia teringat kembali tentang kedatangannya pertama kali ke Rinave Island. Saat itu, lampu yang dinyalakan hanya beberapa untuk menerangi jalan karena proses pembangunan Villa belum sepenuhnya selesai. Sekarang, setiap Villa dilengkapi dengan lampu sehingga akan selalu terang setiap malam.
"Benar, aku bahkan ingat saat kita bertemu pertama kali. Kamu berkata 'mohon bantuan kedepannya' padaku, padahal sekarang aku yang lebih banyak memohon bantuan padamu," timpal Katherine.
"Itu sudah menjadi kewajibanku."
"Lalu, menurutmu bagaimana putra dari bos? Apa dia menyebalkan?" tanya Katherine penasaran.
"Not really. Hari ini dia datang dengan helikopter, meminta makanan diantar ke Villa, dan sibuk dengan pekerjaan sampai sekarang. Tidak ada hal spesial."
"Kerja bagus, Adam. Mari kita lihat apa yang akan dia lakukan besok. Semoga dia tidak menemukan kesalahan," ujar Katherine, sedikit cemas jika pekerjaannya tidak sesuai harapan.
"Kamu sudah berusaha, Kate. Nah, kita sudah sampai!" seru Adam semangat karena akan makan malam setelah ini. "Kamu akan ikut makan malam atau...?"
"Ah, tolong minta Ryan mengantar makan malamku ke kamar saja," jawab Katherine cepat.
"Baiklah, aku akan meminta Ryan mengantarkan makanan juga kesana," ucap Adam melirik ke Villa Boss mereka.
"Okay, terima kasih sudah mengantarku kesini!" seru Katherine dengan tangan melambai, menatap golf cart yang perlahan menjauh dan berbelok memasuki wilayah mes karyawan dan kantor Rinave Villas yang berada tepat di sebelah tempat tinggalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safety Net
Romance[21+] • Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh seorang Dante Alejandro Smith, pemilik perusahaan yang bergerak di bidang hospitality. Seluruh wanita bertekuk lutut padanya karena pria itu memiliki Hotel, Resort, hingga Villa yang tersebar luas s...