Safety Net | Part 26 - Falling With No Safety Net

8.2K 978 647
                                    

Vote!

Ketemu cerita Sweet Sugar dulu, atau Safety Net dulu?









I made a long space biar kalian tekan vote dulu









































Udah?



































Oke kalau gitu, Happy reading!
















Klo belum gua tampol online ya








I want you to-
Take me home, I'm fallin'
Love me long, I'm rollin'
Losing control, body and soul
Mind too for sure, I'm already yours

—Pamungkas, To The Bone














  "KAMU ingin pergi?" tanya Dante ketika melihat Katherine keluar dari kamar dengan kemeja berwarna baby blue dan celana bahan berwarna putih.

  "Ya, aku akan pergi kuliah," jawab Katherine kaku.

  Dante menghela napasnya pelan. Sejak semalam, sikap perawatnya perlahan berubah. Pertama, gaya bicara Katherine tiba-tiba menjadi kaku. Kedua, tidak ada lagi yang mengusap kepalanya sebelum tidur. Terakhir, perempuan itu selalu mengindari kontak matanya. Sangat menyebalkan dan Dante tidak suka diperlakukan seperti ini.

  "Hati-hati kalau begitu," ucap Dante, tidak tahu ingin berbicara apa lagi dengan perempuan itu.

  "Aku akan kembali," ujar Katherine sebelum melangkah keluar dari kamar.

  Suasana rumah pada pagi hari ini lumayan sepi, sama seperti biasanya. Tapi ketika Katherine menginjakkan kakinya di teras rumah, matanya bertemu dengan mata perempuan yang entah mengapa selalu membuatnya kesal hanya karena melihatnya.

  "Kamu masih disini?" tanya perempuan itu dengan nada menyebalkan.

  "Tentu saja," jawab Katherine singkat.

  "Sepertinya kita belum berkenalan secara resmi. Aku Rena, tunangan Dante," katanya sambil mengulurkan tangan pada Katherine.

  Dahi Katherine sontak berkerut, "Namaku Kate, aku adalah perawat Mr. Smith," ucapnya, berusaha tenang dan menahan amarahnya. Ternyata, apa yang Dante katakan semalam tentang berakhirnya hubungan pria itu dengan Rena hanyalah kebohongan.

  "Kenapa pria itu masih membutuhkan perawat?" gumam Rena yang dapat di dengar Katherine. "Kalau begitu, antarkan aku pada Dante!" perintahnya dengan nada bossy.

"Kenapa aku harus menuruti perintahmu? Aku ada jadwal kuliah sebentar lagi," ujar Katherine seraya mengenakan kaca mata hitamnya.

"Benar-benar tidak sopan," cibir Rena. "Aku tunangan Dante jika kamu lupa."

"Aku tidak lupa," balas Katherine dingin. "Justru itu, aku hanya menuruti perintah Boss-ku, bukan tunangan Boss-ku."

Wajah Rena memerah, "Antarkan aku saja padanya!"

"Aiish, menyebalkan sekali nenek sihir ini," cibir Katherine pelan, lalu berjalan kembali masuk ke dalam rumah dengan kaki terhentak.

Rena semakin melotot mendengar cibiran Katherine, namun tetap mengikuti langkah perempuan itu. Rumah keluarga Dante masih mewah seperti terakhir kali dia datang. Suasana asri dan nyaman membuat siapapun yang singgah akan merasa betah di tempat ini.

Safety NetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang