Safety Net | Part 35 - "If you Want to Marry Me."

2.4K 195 11
                                    

WALAUPUN dengan percaya diri meminta Dante untuk bersikap profesional, Katherine malah bersikap sebaliknya. Setelah menyelesaikan yoga, Katherine malah mengurung diri dengan pekerjaan tanpa mempedulikan sarapan. Beberapa kali dia mendengar telepon Villa berbunyi, yang dia tebak adalah Adam. Sepertinya pria itu menyuruhnya sarapan. Tapi hingga jam makan siang ini, Katherine belum juga keluar dari Villa. Kabar buruknya, dia mulai lapar.

Ceklek.

Baru saja ingin menghubungi Ryan untuk mengantarkan makan siang, Katherine terpaksa menghentikan gerakannya ketika melihat Dante masuk ke Villa-nya tanpa izin.

"Seriously? Sekarang Anda masuk tanpa izin?" tanya Katherine dengan alis terangkat satu.

  "Pulau ini milikku," balas Dante datar, lalu ikut menatap apa yang ada di komputer Katherine. "Profesionalisme, huh?" sindirnya, kesal karena perempuan itu dengan beraninya membuat surat resign.

"Hanya berjaga-jaga kalau saya tidak kuat bekerja disini lagi. Tapi melihat apa yang Anda lakukan sekarang, sepertinya saya ingin mengirim surat ini pada Alan."

Mata Dante memicing tak suka, "Alan? Bukankah dia asisten kepercayaan Ayahku?" tanyanya heran.

"Aku tidak tahu, tapi dia yang memberiku pekerjaan," jawab Katherine, melupakan bahasa formal karena Dante mulai membuatnya kesal.

"Tapi tidak seharusnya kamu memanggilnya dengan hanya menggunakan nama seperti itu," ujar Dante ketus. Selama ini, yang dia tahu Alan selalu berkomunikasi menggunakan bahasa baku. Tapi, mengapa Katherine diperlakukan berbeda?

"Dia yang meminta sendiri," balas Katherine sinis.

Dante menggeram tak suka, kemudian menatap kembali surat resign yang akan dia pastikan tidak akan sampai ke tangan Ayahnya. Tapi tanpa sengaja, matanya menatap kearah pigura dengan foto yang... sepertinya tidak asing.

"Ekhem! Silahkan keluar dari ruangan saya!" usir Katherine yang menyadari kearah mana tatapan Dante. Dengan cepat, dia mengambil pigura itu dan menaruhnya di laci.

"Wait, bukankah itu—"

"Itu bukan apa-apa."

  Sayangnya, Dante tidak bodoh. Dia sangat mengenali suasana kamar yang ada di foto tersebut.

"Itu foto di kamarku, bukan? Apa— hei hei, aku ingin melihat foto itu lagi!" seru Dante, tidak terima saat Katherine mendorong tubuhnya dan membawanya keluar dari ruang kerja itu.

"Saya akan resign jika Anda masih bersikap menyebalkan seperti ini," ancam Katherine, walaupun cuma main-main saja.

Dante sontak melotot, "Tidak boleh, memangnya kamu bisa resign sesaat sebelum peresmian Villa?"

"Bisa, tidak ada denda apapun di kontrak itu," ujar Katherine sombong, menyadari betul kalau Dante ingin bersikap sebagai atasan yang bisa mengontrol dirinya sesuka hati.

"Setidaknya, kamu memiliki tanggung jawab moral, bukan? Apa kata mereka jika general manager mengundurkan diri sesaat sebelum peresmian?"

  "Itu semua bukan urusan saya, Sir. Identitas saya masih rahasia, dan saya bisa pergi kapanpun," balas Katherine dengan berani.

Mendengar perkataan perempuan di hadapannya ini, Dante tertawa kecil. Tapi lama kelamaan, tawanya semakin besar. "Fine, pergilah. Aku akan menutup seluruh akses hingga kamu bisa pergi hanya dengan berenang."

"Aku akan menghubungi—"

"Siapa? Eros atau Laura? Come on, Kate. Apa kamu tidak berpikir sudah terlalu merepotkan mereka berdua?" tanya Dante sambil melangkah hingga jarak mereka semakin mendekat. "Just stay here with me, aku tidak akan melakukan apapun padamu."

Safety NetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang