JANGAN LUPA VOTE DULU YUK DAN KOMEN YAA.. YUK BISA YUK VOTE YUK, kan gratis😉
Cause I'm the one that you run to first
—Astrid S, Hurts So Good
SUARA langkah kaki terdengar jelas di rumah besar yang sunyi itu. Bunyi tubrukan antara mangkuk dan sendok, wajan dan spatula, hingga air yang mengalir di wastafel seakan menunjukkan bahwa ada aktivitas memasak di dapur. Siapa sangka, pada pukul 6 pagi sudah ada yang melakukan aktivitas di dalam rumah besar yang biasanya selalu sunyi bagaikan tidak berpenghuni itu.
"Nona Kate? Kenapa pagi-pagi sudah ada di dapur?" tanya Mbok Surti—pembantu di rumah itu.
"Hari ini aku udah mulai kuliah, Mbok. Jadi mau buat sarapan sekaligus bekal buat makan siang nanti," jelas Katherine dengan senyuman.
"Aduh, Non. Kenapa atuh, gak bangunin Mbok? Tinggal bilang mau makan apa, nanti teh Mbok masakin," ujar Mbok Surti sambil membantu teman majikannya memotong sosis untuk dijadikan nasi goreng.
"Tadi Mbok masih tidur, jadi aku masak duluan. Lagian Zavier hari ini ada rapat pagi."
Karena Mbok Surti bersikeras membantu Katherine menyiapkan sarapan, mereka berdua jadi saling membagi tugas dalam memasak. Jika Katherine bertugas membuat nasi goreng untuk makan siangnya, maka Mbok Surti bertugas untuk membuat telur mata sapi dan roti bakar untuk sarapan nanti.
"Selamat pagi semuanya," sapa sang pemilik rumah.
Katherine yang sedang menata meja makan langsung mendongak dan mendapati sahabat sekaligus tetangganya, Areos Zavier Tanukusuma berjalan menuruni tangga. Ya, ketika dia di usir dari rumah, Zavier melihatnya dan memintanya untuk tinggal bersama. Karena Katherine bukan orang yang suka membuang kesempatan emas, dia langsung menerima tawaran Zavier tanpa berpikir panjang.
"Pagi," balas Katherine dengan mata berbinar. Bisa dibilang, Zavier adalah guardian angel-nya karena selalu menolongnya setiap dia mengalami kesulitan.
"Gue aja yang anterin lo pagi ini," ucap Zavier setelah duduk di sebelah Katherine dan mengambil roti bakar sebagai sarapannya, ditemani dengan telur mata sapi sebagai pelengkap.
"Bukannya lo ada rapat?" tanya Katherine bingung.
"Rapatnya mulai jam 8 pagi. Masih sempet kok. Lagian, lo mau ke kampus atau ngeronda? Pagi banget berangkatnya," keluh Zavier heran.
"Sebenernya gue takut ketemu temen-temen. Pasti mereka ngejek gue karena miskin," jelas Katherine sambil menundukkan kepalanya. Bayang-bayang tatapan orang yang ditujukan kepadanya ketika dia datang mendampingi Zavier dalam acara ulang tahun rekan bisnisnya saat itu kembali menghantuinya.
"Lo masih kepikiran acara waktu itu?" tanya Zavier yang juga mengingat bagaimana Katherine di tatap jijik oleh semua perempuan di acara ulang tahun Dante Smith beberapa bulan yang lalu.
"Ya, gue masih kepikiran. Waktu itu, gue cuma mau temenin lo doang. Tapi, kenapa semua orang mikirnya gue nyerahin tubuh gue buat cari investor?"
"Mereka gak tahu apa-apa tentang lo, Kate. Maaf ya, gue gak bisa bujuk Laura buat balikin perusahaan Uncle Kevin."
"Gak apa-apa. Lagian, salah gue yang terlalu emosi sampai ngatain dia. Siapa yang suka dipanggil jalang? Termasuk gue, sekarang gue dipanggil jalang sama orang-orang," keluh Katherine dengan wajah kesal, namun Zavier tahu jika raut wajah itu menyembunyikan kesedihan yang amat dalam. "It's okay. Kalau gue gak bangkrut, mungkin gue gak tahu orang yang bener-bener sayang sama gue," lanjutnya cepat ketika melihat raut wajah Zavier yang menatapnya kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safety Net
Romance[21+] • Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh seorang Dante Alejandro Smith, pemilik perusahaan yang bergerak di bidang hospitality. Seluruh wanita bertekuk lutut padanya karena pria itu memiliki Hotel, Resort, hingga Villa yang tersebar luas s...