Safety Net | Part 22 - Adrenaline

8.2K 1K 186
                                    

Vote!



I made a long space biar kalian tekan vote dulu









































Udah?



































Oke kalau gitu, Happy reading!
















Klo belum gua tampol online ya














So crazy in love, and enough was never enough
Tell me our touch ain't dull now

—Lauv, Adrenaline

















KATHERINE mengacak rambutnya frustasi. Setelah ciuman mereka berdua untuk ketiga kalinya, perempuan itu langsung turun dari pangkuan Dante dan berlari menuju teras kamar pria itu. Pikirannya kalut, menyadari jika bosnya itu memiliki seorang tunangan namun masih berani mencium dirinya.

  "Gue gak boleh ciuman sama dia lagi," gumam Katherine penuh tekad. Apa yang tadi mereka lakukan tentu saja salah. Dante sudah memiliki seorang tunangan dan dia sama sekali tidak berminat untuk menghancurkan hubungan orang lain.

  "Sedang apa disini?"

  Suara Dante sontak menginterupsi pikiran Katherine yang sudah melalang buana entah kemana. Perempuan itu menatap Dante yang duduk di kursi roda, lalu menghela napas perlahan. Dia yakin jika bosnya itu tidak salah, tapi dia yang salah karena tidak bisa menolak ciuman itu.

  "A—aku...," dahi Katherine berkerut, bingung ingin menjawab apa. Ciuman tadi tentu berbeda dari dua ciuman mereka yang sebelumnya, membuat segalanya berubah menjadi canggung.

"Kamu bertingkah seakan ciuman kita tadi merupakan kesalahan besar," ucap Dante dengan nada menuduh.

  "Bukankah ciuman tadi memang sebuah kesalahan? Kamu sudah memiliki seorang tunangan, dan aku juga sudah memiliki seorang kekasih," ujar Katherine, heran pada Dante yang tidak memiliki rasa bersalah sedikitpun karena telah mencium wanita lain selain tunangannya.

  Dante membuang wajahnya ke arah taman di depan teras rumahnya, lalu mendengus pelan. Suasana hatinya mendadak buruk hanya karena Katherine membicarakan kekasihnya. "Aku sudah biasa meniduri wanita lain selain tunanganku, dan kita hanya melakukan ciuman. It's not a big deal," balasnya malas.

  "Hanya ciuman ya," gumam Katherine dengan senyum mirisnya, berusaha menutupi rasa sesak di dadanya. Mungkin untuk seorang pria seperti Dante, tiga ciuman bukanlah hal yang besar. Tentu berbanding terbalik dengan dirinya yang baru pertama kali berciuman dengan seseorang yang memiliki tunangan.

  "Ya, ciuman yang tidak berarti apa-apa untukku, dan sepertinya kamu merasakan hal berbeda."

  Mendengar ucapan bosnya, Katherine sontak melayangkan tatapan tajam, "Ciuman itu juga tidak berarti apa-apa untukku. Tapi, aku peduli pada tunanganmu!"

  "Daripada kamu memikirkan seseorang yang tidak penting, lebih baik kamu ikut aku ke arena berkuda," ajak Dante sebelum memundurkan kursi rodanya dan bergerak keluar dari kamar.

  "Tidak penting, katamu? Dia tunanganmu, brengsek!" seru Katherine geram, namun tidak mendapatkan balasan apapun dari bosnya.

  Sungguh, tadinya Katherine tidak ingin ikut ke arena berkuda. Tapi karena beberapa maid menghampirinya di kamar, dia terpaksa keluar dan mendengus pelan ketika melihat Dante sudah duduk manis di buggy car berwarna putih yang akan membawa mereka ke arena berkuda.

Safety NetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang