01 - interview

956 123 37
                                    

🚫 di bawah penuh dengan typo! 🚫

Di ingetin lagi story ini aku publish setiap hari  jum'at - minggu! Tetep ramein ya. Jangan koar di dm aku ya minta up lagi kalo udah tau aku publish hari apa. Kalo cerewet aku blok hehe.

Kalo di hari jum'at atau minggu belum up baru kalian komen "next" atau "lanjut" karna itu udah ada jadwalnya:)

Buat alasannya karna tugasku banyak.

- melukis buat me time aja sih, tapi udah rutinitas penting bagi aku.

- perpanjang chapter.
- bikin cover buat story selanjutnya dan quality time sama keluarga karna mumpung masih hari libur.

~ stay safe semuanya! ~

***

Kini, di hadapan Prilly ada sebuah gedung dengan nama di tengahnya Rendra crop. Perusahaan yang sedang fenomenalnya di jagad maya, dengan adanya ceo tampan katanya. Tapi Prilly ingatkan sekali lagi, dia datang ke sini niat untuk mencari pengalaman juga pekerjaan bukan yang lain!.

“huh! Prilly lo ga boleh gerogi!” setelah menguatkan dirinya, gadis itu melangkah masuk ke dalam gedung itu.

Dengan langkah yang sangat anggun, juga senyumannya. Prilly lihat ada beberapa karyawan yang menatapnya memuja ada juga yang sangat sengit. Seperti melihat pelakor atau musuh saja.

“mba, saya Prilly yang di panggil interview,” kata Prilly sopan, dengan seulas senyumannya juga. Sangat manis.

Resepsionis yang bernamakan Vera itu juga membalas senyuman Prilly. Melihat penampilan Prilly, bajunya. Baju Prilly harganya bukan main,main. Itu baju Dior. Baju yang harganya berhasil menguras kantong. Apa Prilly ini keturunan orang berada? Fikir resepsionis itu.

“mba,” seketika lamunan tentang Prilly buyar, Vera langsung salah tingkah. Berpura,pura membersihkan rambutnya. Setelah selesai dari kepura,puraannya. Vera kembali menatap Prilly ramah.

“Prilly talia?” ia hanya mengangguk, menatap resepsionis itu.

“mari saya antar ke ruang pak Alirendra,” Prilly sedikit ragu, Alirendra. Seperti pernah mendengar tapi di mana? Ah sudahlah! Prilly mengikuti langkah Vera, menuju lift.

Ke ruangan Ali yang jaraknya hanya 20 lantai saja.

Ting!

“mari,”

Setelah mengikuti langkah Vera, kini Prilly sudah sampai di depan ruangan Ceo. Hanya ruangan ini sepertinya, tidak ada lagi ruangan lain. Mungkin lantai 20 hanya tuan Rendra yang berkuasa.

Vera yang mengerti tatapan menelisik Prilly terkekeh, menepuk bahu gadis itu pelan. Membuatnya terlonjak kaget. “jangan kaget gitu ngeliat ruangan tuan Rendra. Dia emang suka menyendiri, suka sunyi,” katanya lagi.

Prilly mengangguk kenapa sifat calon bosnya ini sama seperti kisah,kisah di wattpad? Aneh sekali, jangan sampai dia juga akan menjadi istrinya. Bisa,bisa kisah mereka sama seperti wattpad itu.

Terkekeh, melangkah pelan masuk ke dalam ruangan Ali yang sangat sunyi. “selamat pagi tuan Rendra,” ucap Prilly sopan, tersenyum kikuk.

Reinkranasi 1/2  [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang