Happy reading 💛
Ali menggeleng, menatap nanar punggung Prilly. Menatap lengan mungilnya yang memegang lengan Zayn, ia merasa ketidak relaan. Rahangnya mengeras, beralih menatap Sasya yang sudah telanjang bulat di hadapannya. Menatapnya dengan tajam.
"setelah aku menyelesaikan permasalahanku karnamu, akan aku balas kau. Tunggu tanggal mainnya bitch!" melenggang pergi, mengejar Prilly. Gadis itu miliknya tidak ada satupun lelaki yang boleh memilikinya kecuali dirinya.
Brak!
Bukannya kaget Sasya malah tersenyum senang, menyilangkan kedua tangannya di dada. Jadi Zayn, lelaki itu sudah mengadu pada Prilly? Lelaki itu bisa ia andalkan untuk bekerja sama menghancurkan pernikahan Ali juga Prilly, dapat di lihat dari wajahnya yang sangat mencintai Prilly.
"Zayn ... Aku akan mencari lelaki itu. Kita akan bekerja sama sayang," gumam Sasya tersenyum licik.
***
Setibanya Ali di rumah dan baru saja mendobrak pintu, ia langsung berlari ke atas. Mencari Prilly, rasa takut menjelajar di tubuhnya. Ia tak rela Prilly pergi dari sisi-nya.
Brak!
"Prilly?" kamarnya kosong, Ali mencari Prilly ke sudut kamarnya tidak ada. Bahkan ia mencari gadis itu di walk in closet, namun tetap sama. Tidak ada.
Kemana dia batin Ali.
Menjatuhkan tubuhnya di dekat dinding, memeluk erat kedua kakinya. Ali sangat takut, takut Prilly pergi darinya. Tidak, gadis itu tidak boleh pergi darinya.
"ARGHHH! SASYA SIALAN! ANJING!"
Prang!
Prang!
Prang!
"ARHGG! SIALAN! BITCH! JALANG!"
Semua makian Ali teriakan dengan menyebut nama Sasya, dia bersumpah akan membuat hidup wanita murahan itu hancur jika pernikahannya sampai berakhir.
"ARHG!-"
"Prilly ...," cicitnya, meluruhkan tangannya yang hampir melempar lampu tidur di tangannya.
Berlari kecil, memeluk Prilly erat seakan tau gadis itu akan pergi meninggalkannya. Ia tak ingin hal itu terjadi, tidak ingin.
"kamu ga ninggalin aku-kan? Iya-kan?" ucapnya memegang kedua pipi Prilly, menatapnya dalam.
Dapat Prilly lihat di dua bola mata legamnya itu, tersirat ketakutan. Tapi ia sudah lelah, sangat lelah. Ia tak mau berharap lagi dengan lelaki di hadapannya ini.
Perlahan Prilly mengangkat tangannya, melepaskan kedua tangan Ali dari pipinya. Masih menatap Ali tajam, matanya tak bisa berbohong. Ia juga sama, merasakan sakit apa yang Ali rasakan. Istri mana yang tidak sakit melihat suaminya berada di satu kamar club bersama wanita lain, apalagi keadaannya telanjang. Juga di area leher dan tubuh Ali terdapat bercak merah, di tambah melihat tubuh Sasya yang sudah naked.
Berjalan perlahan ke arah walk in closet, membiarkan Ali di sana dengan tatapan tanda tanya. Tak lama ia merasakan jika lelaki itu mengikutinya, bahkan terdapat raut khawatir di dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkranasi 1/2 [end]
Não Ficção[spin of Mr. Ali] (story Ali-Prilly) Reinkranasi, adakah itu? Sebuah keercayaan bagi sebagian manusia. Tapi tidak untuk seorang CEO muda Alirendra argantara, pemilik perusahaan Rendra corp. Suatu hari saat di kantor, lelaki itu sedang memikirkan se...