19 - dia memulai, dia menghakhiri.

693 98 23
                                    

Happy reading

Pagi hari yang menyilau di kamar, terdapat sepasang suami istri tengah tertidur pulas dengan keadaan sang istri yang memeluk suaminya, dan suami tersebut memeluk dada istrinya. Mereka tertidur sangat pulas, tak mementingkan cahaya matahari. Sampai pada akhirnya suara dering ponsel mengganggu kenyamanan keduanya.

Dring!

"engh ... Siapa sih," gerutu Prilly, menoleh. Mengambil ponselnya itu.

Mengerinyit bingung, nomor tidak di kenal. Sudah pasti ini adalah nomor Sasya, saat wanita itu mengirim foto dirinya dan Ali. Prilly tak sempat menyimpan nomor perempuan itu. Dan sekarang dia mengirim foto

Foto apalagi.

081 ××× :

"lo bisa liat sendiri kan Pril? Ini hasil pergulatan gue sama Ali malam itu, malam di mana menjadi malam terindah gue sama suami lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"lo bisa liat sendiri kan Pril? Ini hasil pergulatan gue sama Ali malam itu, malam di mana menjadi malam terindah gue sama suami lo."

Tes

Tes

Air mata jatuh begitu saja di pelupuk mata Prilly, ia tak menyangka jika kejadian malam itu akan benar-benar membuahkn hasil. Ali-nya kini telah menjadi milik orang lain, menoleh ke samping di mana lelaki itu masih pulas dalam tidurnya. Memeluk tubuhnya.

Perlahan lengan Prilly terangkah melepas pelukan Ali, berharap lelaki itu tak merasakan apapun. Tapi salah, karna pergerakan itu membuat Ali merasa tak nyaman. Mengerinyit bingung, berusaha membuka matanya. Menatap Prilly.

"kamu kenapa, hm?" ucap Ali menatap Prilly dalam, memeluk wanita itu dengan sangar erat

"dede bayi-nya nendang lagi ya?" lagi-lagi Ali bertanya, menatap perut Prilly yang semakin hari semakin membesar. Mengelusnya dengan pelan.

Tatapan Ali berhenti di ponsel Prilly yang terjatuh begitu saja di daerah selimut yang masih menutupi tubuh keduanya. Mengerinyit, mengambil ponsel itu. Melihat isi di dalamnya.

"ini nomor siapa? Kok ga kamu save?" tanya Ali, ia melihat nomor di ponsel juga foto di dalamnya. Ia fikir foto di dalamnya adalah foto dari sahabat Prilly.

"itu Sasya," setelah mengatakan itu Ali terdiam, kembali menatap foto di dalam ponsel itu.

Ia menggeleng keras itu tak mungkin anaknya, ia tak menginginkan anak itu. "sayang ka—kamu,"

Reinkranasi 1/2  [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang