3.2 - Reinkranasi 2 : i love you daddy!

533 93 14
                                    

⚠️ warning, typo! ⚠️

3.2 : terungkap

***

Tok ... Tokk ...

"sebentar ya Varo, suster mau bukain pintu dulu." saat hendak melangkah lengan Siska langsung di tarik oleh bocah itu. Menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di tebak.

Varo mendudukkan kembali Siska ke tempat tidur miliknya, ia berdiri. Menatap Siska. "biar Varo aja, suster di sini aja." setelah mengatakan itu Varo pergi keluar kamar, tak mendengar suara Siska yang memanggilnya.

"yah, udah pergi." gumam Siska, menghembuskan nafasnya pasrah.

Ceklek..

Mendongak ke atas, di sana ada mamah dan papahnya. Mengerinyit bingung dengab bayi yang berada dalam dekapan Prilly. "mamah? Itu—"

"ini adik baru Varo, cantikkan?" tunjuk Prilly pada Varo, membuat Varo menatap bayi itu penuh kebencian.

Berbalik, melangkah cepat kembali kekamar. Ia tak suka ada anak dari benalu di rumahnya, ia membenci Jihan juga anaknya. Prilly dan Ali saling menatap heran ke arah Varo.

"sudah ku bilang berapa kali? Jangan mengadopsinya! Lihat, Varo sekarang marah. Pril," kata Ali dengan kesalnya, menatap Prilly. Menghembuskan nafasnya kasar.

"ya udah aku mau samperin Varo, kamu bisa pegang Illy dulu?" menggeleng, melenggang masuk begitu saja. Ia juga sama dengan Varo, tak ingin menyentuh apa lagi melihat anak dari benalu itu.

Prilly hanya menatap pasrah punggung Ali, melirik ke bayi itu. "maafin kelakuan papah sama abang kamu ya? Mereka sayang ko sama kamu," kata Prilly menatap mata hazel bayi itu.

Melangkah masuk, memanggil salah satu maid untuk menjaga bayi itu dengan penuh kasih sayang. Ia tau seluruh anggota yang tinggal di mansion ini membenci Jihan begitu pula dengan anaknya. Hanya dirinya juga Siska yang tidak membenci Jihan dan Anaknya, maka dari itu Prilly memesan kata-kata itu pada maid yang ada di sini.

Berlari menaiki tangga, menuju kamar Varo. Anak itu tidak boleh memiliki sifat papahnya itu yang angkuh dan temprament juga mau menang sendiri. Varo harus lebih baik dari pada papahnya itu.

Ceklek.

Saat membuka pintu kamar Varo di sana sudah ada suster Siska juga Varo yang tertidur telungkap. Menatap Siska. "Sis, kamu keluar dulu ya? Aku nau ngobrol sama Varo." mengangguk mengerti, melangkah keluar kamar Prilly.

Menutup kembali pintu kamar Varo, melangkah mendekat ke arah Varo. Membelai anak itu dengan penuh kasih sayang. "Varo, mamah tau kamu ga tidur. Mamah cuma mau ngobrol sama Varo boleh?" dan sedetik kemudian Varo membalikkan tubuhnya, tanpa menatap Prilly.

"Varo mau tau ga kenapa mamah adopsi anak itu?"

Menoleh, menatap mamahnya itu dengan wajah polosnya. "kenapa, emangnta?"

"karna mamah tau Varo pasti benci sama adik Illy,"

"mamah kepengen kamu jadi laki-laki yang pemaaf, bukan pedendam kaya gitu. Lagian kan tante Jihan udah ga ada, jadi mau ya terima adik Illy?" menghembuskan nafasnya kasar.

Reinkranasi 1/2  [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang