14 - bagian masa lalu Ali

554 75 8
                                    

Hi, everyone!

Maaf ya baru up! Kemarin aku sibuk sekolah, by the way gimana nih sekolahnya? Yang udah lulus udah dapet universitas yang bagus kalo ga kerjaan yang bagus belom? Yang udah lanjut dari lulus smp gimana sama sekolah kalian di sma/smk? Nyaman ga? Pokonya doa terbaik buat kalian!

Oh, iya buat kalian barusan aja aku lagi baca-baca terus aku ga sengaja liat ada yang ceritanya sama kaya karya aku, bahkan epilog dan deskripsi sama. Padahal aku bikin cerita ini abal-abal banget ga ada bagus-bagusnya buat mba-nya yang ngeliat ini tolong di unpublish ya kalo sampe 1 minggu belum di unpublish aku kasih tau ke semua bahkan ke komentar di story kamu.

Oke lupakan! Jangan lupa di vote, komen ya! Follow juga wp dan instagram aku, namanya sama kok @alafdlh jangan lupa ya guys ...

Kalo ada yang typo maafin ya aku nulisnya dari kemarin terus sambil ngantuk gitu jadi kurang teliti hehe ...

Happy reading 💙

“jadi benar Prilly amnesia?” ketika mendapat anggukan cepat dari preman bayarannya itu, wanita yanh sedang duduk di kursi dengan kegelapan yang ada tersenyum.

Berdiri, tertawa puas. Menapilkan tubuh sexy-nya itu, setelahnya menatap kembali preman di hadapannya. “berarti kerjamu bagus waktu itu,” menggeser laci di mejanya, melempar sebuah amplop tebal ke arah lelaki itu.

“itu untuk bayaranmu, kerja yang bagus. Tidak sia-sia aku membayarmu untuk menabrak Prilly, ya ... Walaupun dia tidak mati, setidaknya dia melupakan Ali. Dan aku bisa leluasa mendekatinya,” katanya lagi, menatap kagum ke arah bayarannya itu.

“baik, terima kasih atas bayarannya cantik. Kalo kau ingin menghabisi seseorang lagi, hubungi aku. Nyonya Sasya paramita,” mencium amplop itu, berdiri dan melangkah keluar ruangan Sasya.

Dia tidak memperdulikan perkataan preman itu, menyilangkan kakinya ke atas. Tersenyum, ia akan berpesta malam ini. Tentu saja dengan seorang lelaki. Bahagia bukan? Merayakan keberhasilannya bersama lelaki, berpesta dalam kehangatan di tambah ia mendapatkan bayarannya juga. Jadi tidak rugi.

Cit ...

“hai, sayang ... Sudah lama kita tidak berjumpa,” melangkah cepat ke arah Sasya, memeluk pinggangnya erat. Menatapnya dengan dalam.

“kau semakin menggairahkan,”

“ya ... Aku tau itu, sentuh aku. Aku butuh kehangatanmu, sayang,” dengan suara sensualnya, Sasya mengelus rahang lelaki itu. Menciumnya meninggalkan jejak kemerahan di bagian leher pria itu.

Menatap karyanya dengan senyuman perfect. Ini adalah karya terindah yang pernah ia buat, lelaki itu terpejam setelahnya membuka mata lagi. Menikmati cumbuan dari Sasya. Begitu nikmat.

“kau berhasil membangunkannya, Sya. Kau harus mendapatkan hukuman itu,”

“oh ... Hukuman ya?” mendekat ke arah telinga lelaki itu, menjilatnya pelan sangat pelan. Menggoda libido pria itu agar semakin meningkat. “aku penasaran dengan hukuman itu, jadi ... Hukum aku, aku ingin tau hukuman kenikmatan itu. Baby,”

Lelaki itu menggendong Sasya ala bridal style, tersenyum mesum ke arahnya. Mengecup bibirnya pelan, bahkan melumatnya juga menghisapnya. Sangat menggebu-gebu.

Reinkranasi 1/2  [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang