20 - akhir

797 91 23
                                    

happy reading

Sudah 4 bulan lamanya Prilly tak menampakkan batang hidungnya, wanita itu benar-benar seperti di telan bumi. Ali bahkan sudah mengarahkan seluruh pasukannya untuk mencari keberadaan istrinya itu, namun nihil. Jawaban yang ia dapatkan ialah kegagalan lagi dan lagi.

Harus mencari keman dia?

"kamu di mana? Aku kangen," lirih Ali, memandang figura Prilly saat masih muda dulu.

Mengusap dengan sayang figura itu, tak terasa air matanya menetes ke arah figura itu. Menangis sesegukan. Ia tak pernah merasa kehilangan sampai separah ini, bahkan saat dirinya kehilangan Melody tak pernah dia mengeluarkan air matanya sampai berbulan-bulan.

Cit...

Suara pintu yang perlahan terbuka, menampilkan dua sosok mahluk yang ia pastikan adalah kedua orang tuanya. Untuk apa mereka ke sini? Ia sedang tidak ingin di ganggu untuk saat ini, keadaannya sangat hancur.

"Ali," panggilnya, wanita setengah baya itu menghampiri Ali, ia tau keadaan putranya. Selama 1 tahun mereka menghilang, karna tugas sang suami yang mengharuskan dirinya tinggal di negara kincir angin. Meninggalkan putranya juga menantunya.

Ali mendongak dengan malas, ia lupa. Sesaat selesai acara pernikahannya dengan Prilly, Ali tak lagi melihat keduanya. Mereka seakan-akan hilang di telan bumi, dan sekarang Prakash juga Delia datang kembali.

"ada apa?" katanya dengan malas, mengalihkan tatapannya pada laptop di hadapannya. Menyibukkan diri.

Delia tersenyum getir, mungkin setelah mengetahui kejadian ini Ali akan merasa sakit. "kamu masih ingat dengan Bian?"

Mengerutkan keningnya, menatap Delia sekilas. "tau, dia sahabatku. Mengapa membawanya?" tanyanya heran, dan sekali lagi ia mengalihkan tatapannnya pada laptop seolah-olah dirinya sangatlah sibuk.

"Bian adalah kakak kandung dari Prilly—"

Deg.

Bian. Tunggu, seketika fikiran Ali ngeblank. Apakah kepergian Bian itu tandanya ia tengah berjuang di ruangan icu, apa Bian pergi bukan untuk menjauhinya? Tapi karna dia mendonorkan ginjalnya untuk—oh, shit!

"se—sekarang, Bian ada di mana mah!"

"sekarang Bian berada di bandara sayang, dia ingin membawa Prilly. Ini surat darinya untukmu," memberikan surat yang Bian tuliskan khusus untuknya, menatap isi surat itu dengan nanar.

Hi, berjumpa lagi kita.

Bagaimana? Rindu padaku tidak? Awalnya ku fikir kau orang yang sangat baik, akan selalu menjagaku seperti janjimu itu. Tapi setelah aku mendengar semua kisahmu bersama adik tersayangku, Prilly.

Jujur, aku benar-benar kecewa padamu. Ali. Aku selalu berharap di alam bawah sadarku agar ada seseorang yang akan menjaga keluargaku dengan baik. Tapi nyatanya? Heh—kau bahkan menyakitinya Ali! Prilly, adik yang selalu aku jaga mati-matian kau sakiti saat dia sedang hamil? Kau benar-benar lelaki brengsek yang pernah aku temui.

Reinkranasi 1/2  [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang