2.3 : ketemu om baik!
***
"Ahh suster, Varo mau ice cream! Ayolah, lagian mamah ga ada juga kan? Ayo suster sebentar doang ko." rengek bocah itu, menatap Siska dengan mata berkaca-kaca.
Sedangkan Siska, gadis itu tengah menelfon Prilly. Ia takut sekali jika bos-nya itu tau tanpa di beri tau olehnya, bisa habis riwayatnya. "Iya, Varo sebentar ya. Suster mau telfon mamah kamu dulu."
Setelahnya ia melangkah ke arah luar pintu, menelfon Prilly yang sedari tadi hanya berdering. Mungkin masih meeting.
----------------
--------Hallo, Sis. Kenapa?
Itu, nyonya. Varo mau beli ice cream ke depan. Boleh ga ya nyonya?
Oh, ya udah tapi sebentar aja ya. Jangan lama-lama, abis beli ice cream langsung balik ke apartemen.
Baik nyonya.
---------------
----------Setelahnya sambungan terputus, Siska langsung mengajak Varo ke toko ice cream yang berada di depan. Tanpa di ketahui Siska ada beberapa suruhan Ali yang menjaga di depan apartemen, tentunya bersama Ali. Lelaki itu tersenyum manis melihat anak yang pagi tadi ia tabrak adalah anaknya. Ia cukup bersyukur anaknya lebih berdominan pada wajahnya, tampan.
"Varo," gumamnya, kembali memakai kaca mata. Mengikuti langkah Siska juga Varo.
"Kalian di sini saja, jaga apartemen. Jika ada yang mencurigakan lapor pada saya," setelahnya ia melangkah pelan mengikuti Siska dan Varo.
***
Bruk!
"Aduh, dengkul Varo sakit ...," elus bocah itu, mengelus dengkulnya.
Semua kejadian itu tak luput dari pandangan Ali, lelaki itu menggeram marah. Kemana baby sitter Varo? Mengapa ia membiarkan anak dari majikannya terjatuh, dengan langkah cepat Ali berlari ke arah Varo. Membantu anak itu.
"Kamu tidak papa?" mendongak, menatap wajah Ali.
Seketika wajah Varo menjadi datar, menggeleng pelan. "Ga papa, Varo mau ke suster Siska dulu, terima kasih, om." setelah mengatakan itu Varo berlari ke arah beby sitternya yang sedang bertelfonan, meninggalkan Ali yang sedang tersenyum simpul.
Ternyata anaknya selain wajah yang mirip, sifatpun mirip. Menggeleng pelan, ia merasa bangga memiliki anak seperti Varo. Ali terus mengikuti langkah Varo juga Siska, ia ingin tau apa yang anaknya tak suka juga suka.
"sus!" Siska menghentikan langkahnya, menatap Varo bertanya.
Menaikkan alisnya satu. "apa Varo? Varo pengen apa?" menggeleng kecil, anak berusia 4 tahun itu memberi aba-aba pada Siska untuk tetap di sini sedangkan dia melangkah mendekat rerumputan.
Mengambil anak kucing itu, menoleh ke arah Siska dengan cerianya. "sus! Sini deh!" pekik bocah itu, melayangkan tangannya ke arah Siska. Membuat wanita itu melangkah pelan mendekat ke arah Varo.
"Varo mau pelihara bolehkan?" tanya bocah itu dengan polos.
"kita tanya dulu sama mamah ya? Suster takut kalo mamah kamu ga mau, Varokan tau mamah ga suka sama kucing." seketika mood anak itu menurun, ia menyukai anak kucing itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkranasi 1/2 [end]
Literatura Faktu[spin of Mr. Ali] (story Ali-Prilly) Reinkranasi, adakah itu? Sebuah keercayaan bagi sebagian manusia. Tapi tidak untuk seorang CEO muda Alirendra argantara, pemilik perusahaan Rendra corp. Suatu hari saat di kantor, lelaki itu sedang memikirkan se...