07 - hari baru

531 89 12
                                    

Hi, everyone!

Gimana sama hari-hari kalian hari ini? Menyenangkan? Aku harap begitu ya ...

Oh, iya jangan lupa follow akun ig-nya aku ya @alafdlh juga akun wp aku, vote dan komennya jangan tinggal!

Bagi kalian yang komen doang tapi ga vote mending hengkang deh dari story aku hehe, aku kaya gini tuh karna frustasi aku cape puter otak buat publish story selanjutnya tapi kalian ga mau apresiasiin karya aku sama sekali cuma suruh aku 'next' tapi ga di vote:(

Kalo kalian cuma baca aja mending ga usah deh ya, cari story lain yang mau di baca doang. Tapi aku yakin sih semua penulis cuma ngeharapin di vote sama komen dari kamu bukan cuma satu pihak doang 😢

Oke segitu aja deh ya curhatan hati Ala, ya udah kalo ada yang typo maafin ya ...

Happy reading vren-vren kuu 💓

***

1 bulan mudian ...

Sudah 1 bulan lamanya, tak terasa Ali sudah menjadi suaminya selama 1 bulan ini. Dia juga sudah berusaha membuat Ali mencintainya tapi nihil, Ali sama sekali tak menatapnya. Lelaki itu seakan tak menganggap Prilly ada di kehidupannya.

“kamu udah pulang?” tanya Prilly, mendapati Ali di hadapannya.

Berusaha tersenyum, ingin meraih tangan Ali tapi lagi-lagi Ali menepisnya. Lelaki itu melangkah masuk dengan datarnya. “kamu mau makan? Aku udah masak banyak buat kamu,” kata Prilly berusaha tetap sabar.

Ali menatap meja makan, makanannya cukup menggiurkan. Menatap Prilly intens, menggeleng pelan. “aku mau istirahat, lagian aku juga udah makan di luar,” sahut Ali, menaiki tangga membiarkan Prilly di meja makan sendiri lagi.

Tess ...

“ga Prilly ga boleh cengeng, lo bisa makan sendiri. Ini pasti enak,” Prilly mencoba menguatkan dirinya, menghapus air matanya. Mengambil lauk juga nasi, makan dengan air mata yang terus membasahi pipinya.

Setelah makan Prilly memasuki kamar, di lihatnya Ali tertidur masih memakai pakaian kerjanya. Prilly membuka sepatu Ali, membuka jasnya dan menggantikan dengan pakaian baju tidur. Dia harus sadar bukan? Pernikahan ini adalah pernikahan yang Ali tidak inginkan, karna dengan terang-terangan Ali tidak mencintainya.

Ali menikahinya karna hanya membalaskan dendam saja.

“good night,” gumam Prilly pelan, mengelus rambut Ali pelan. Dia hanya bisa melihat wajah Ali yang damai saat tidur.

***

Pagi harinya seperti biasa Prilly terbangun lebih dulu, menatap wajah teduh Ali yang tertidur tanpa sadar setiap malam lelaki itu memeluknya dengan sangat erat.

Prilly perlahan melepaskan pelukan Ali di tubuhnya, menguncir rambut panjangnya itu. Berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka sebelum memasak.

Setelahnya dia keluar melihat Ali yang masih terlelap tidur, sebelum itu Prilly sudah menyiapkan pakaian yang Ali butuhkan untuk bekerja. Prilly menuruni tangga dia memasak makanan favorit Ali walaupun lelaki itu enggan memakannya tapi gadis itu terus saja berusaha.

Reinkranasi 1/2  [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang