3.0 - Reinkranasi 2 : i love you daddy!

570 92 22
                                    

⚠️ warning, typo! ⚠️

3.0 : janji

***

Flashback.

"keadaan nyonya semakin parah, apalagi di kehamilan nyonya yang sekarang. Nyonya harus segera di angkat rahimnya jika tidak nyawa nyonya akan tak terselamatkan." kata dokter itu, menatap sedih ke arah Prilly.

Tersenyum getir, mengelus perutnya yang semakin membesar saja. Menyeka air matanya pelan, berusaha tersenyum ke arah dokter itu. "engga, sampai kapanpun. Saya tidak akan mau kehilangan bayi saya, saya siap kehilangan nyawa saya."

"tapi penyakit nyonya,"

"saya tau, penyakit saya semakin hari semakin memburuk saya tau itu."

"nyonya juga tidak pernah meminum obat?" tanya dokter itu sekali lagi,Prilly menggeleng lemah.

Menghmbuskan nafasnya kasar. Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan anaknya, ia tak ingin anaknya terluka karna obat-obatan itu.

Flashback of.

Menghembuskan nafasnya kasar, penyakitnya semakin hari kian memburuk. Bagaimana ini? Apa dia siap? Menggeleng lemah, mengelus lembut rambut putranya, menatap mata yang tertutup itu. Tersenyum haru.

Tiba-tiba ia merasa ada yang memeluknya dari belakang, menoleh. Ternyata Ali, apa lelaki itu sudah memaafkannya? "maafkan aku ya?" ucap Ali dengan serak.

Mengerinyit bingung, apa maksudnya? "maksud kamu?"

"aku sudah urus semuanya, Jihan sudah ku tendang dalam kehidupan kita. Masalah anak akan aku bawa anak itu ke panti asuhan." tersenyum lembut, mencium puncuk kepala Prilly.

Menggeleng keras, merenggangkan pelukan Ali padanya. Memanggil baby sitter Varo,memintanya untuk membawa Varo ke kamar. "gak! Aku ga setuju, anaknya punya kelainan jantung. Aku akan rawat anak itu,"

"tapi—" menggeleng keras, Prilly akan merawat anak Jihan. Anggap saja sebagai permintaan maafnya. Sedangkan Ali hanya menghembuskan nafas pasrahnya.

Menatap ke arah Ali dengan tatapan curiga. "kamu apain Jihan? Jawab jujur,"

Terkatup diam, mengadah ke atas. Mencari alasan yang tepat. "Ali! Jawab cepet," kata Prilly sekali lagi dengan raut wajah menggemaskan.

"sudah ku—" menjeda ucapannya, mendekat ke arah Prilly. "bunuh dan memberikan daging itu pada buaya-buaya lapar di sungai,"

Prilly menegang, oh astaga. Apa yang di lakukan Ali, kenapa suaminya sangat kejam sekarang? "kamu bunuh Jihan?" mengangguk santai, kembali memeluk Prilly.

"sudah lama rasanya ingin membunuh perempuan benalu itu,"

"tapi gimana perasaan anaknya saat dia tau?"

"aku tinggal buang anak itu,"

"aishh, kamu mah!" terkekeh pelan, Prilly memang sangat lucu. Ia jadi tak ingin kehilangan Prilly, sampai kapanpun tak ingin.

Masalah semua sudah beres, ia berharap tidak ada masalah selanjutnya. Ia ingin menua dan bahagia dengan Prilly selamanya. "aku sangat mencintaimu, jangan pernah berfikir untuk meninggalkanku ya."

Prilly menegang, kenapa ini? Apa Ali tau? Menoleh, menata Ali dengan tatapan tak percaya. Lelaki itu tengah memeluk tubuhnya, merebahkan kepalanya di bahu Prilly. Rasanya ia ingin menangis.

Mengelus pelan rambut Ali, ia juga mengarapkan itu. "i—iya, aku akan selalu ada untuk kamu."

"ko selalu ada? Harus, kamu ga boleh ninggalin aku. Ngerti?" mengangguk, Ali kembali merebahkan tubuhnya di samping Prilly.

Reinkranasi 1/2  [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang