03 - drama di mulai

807 90 8
                                    

Hai, pren!

Maaf ya kalo ada typo, biasa manusia serba salah HAHA...!!!

Oh, iya bagi cayang-cayangnya aku! Jangan lupa follow instagram @alafdlh di instagram ya, di sana aku sebarin spoiler part selanjutnya dari story REINKRANASI-!!

Makasih buat yang udah follow yang belom? Cek ig buruannn!

Sebelum baca atau sesudah baca di harapkan! Di tolongkan! Votenya! Komennya! Ayo ramein oke! Komen sama part kali ini Follow akun wp aku juga yaakksss...!!!

Happy reading cayang-cayang aku! Yang pembaca gelap awas lo jadi cenayang entar! HAHA CANDA JANGAN SERIUS MULU HIDUPNYE!

Sampai jumpa di hari jum'at-nya sayang!!

***

Hari,hari telah berlalu. Semakin hari Ali semakin dekat dengan Prilly-bukan maksudnya berusaha dekat. Gadis cantik itu masih belum peka terhadap perasaan Ali. Mungkin saja wanita itu masih bersangka jika Ali sudah bertunangan dengan Sasya. Jadi dia tidak ada hak dengan bosnya ini.

"Pril, nanti saya yang mengantarmu seperti biasa," kata Ali dengan hangatnya.

Prilly menimang permintaan Ali. Akhirnya gadis itu mengangguk semangat. "boleh kalo ga ngerepotin pak Ali,"

"ya sudah saya balik ke ruangan saya," setelahnya Ali berbalik. Menahan senyum, sungguh dia bagaikan mendapatkan hadiah ratusan juta dari presiden.

Menutup pintu ruangan Prilly, mengepalkan kedua tangannya bahagia. "yes!" desisnya, menggit bibir bawahnya.

Merasa ada salah satu karyawan yang datang di lantai 20, melihatnya dengan tatapan aneh. Langsung saja Ali mengubah mimik wajahnya menjadi datar kembali.

"ekhem ... Ada apa?" tanyanya, menatap karyawan perempuan itu datar.

Karyawannya itu menggeleng cepat, tersenyum kikuk ke arahnya. "tidak pak, saya ingin meminta tanda tangan pak Ali saja," buru-buru Ali menandatangani kertas itu, memberikannya kembali ke karyawan yang bername tag Fira. Meninggalkan wanita itu, masuk ke dalam ruangannya.

Merutuki kebodohannya, kenapa dengannya? Baru mendapat persetujuan dari Prilly saja tingkahnya aneh sekali. Apa dia mulai mencintai Prilly? Ah, come on. Tidak mungkin.

'Ingat tujuanmu, Ali!' rutuknya dalam hati, menghembuskan nafasnya kasar.

"ah, shit! Ada apa denganku?" gumamnya, meraup kasar wajahnya sendiri. Berjalan pelan ke arah sofa, membayangkan wajah chubby juga mata hazelnya sekretaris itu.

Tapi lagi-lagi bayangan itu. Bayangan cepat yang terlintas di otaknya, di mana ada wanita yang berusaha melahirkan buah cintanya dengan suaminya. Wajah dia sangat mirip dengan Prilly, sekretarisnya.

Mata Ali terpejam, ingin melihat sepasang suami istri itu. Dahinya mengkerut, keringat bercucuran di keningnya.

"sayang, hey kenapa?" tanyanya khawatir.

"sakit lagi! Arghh-huh-sakit, Li,"

Ali membuka matanya dengan cepat, nafasnya tak beraturan. Berusaha mengatur nafasnya, keringat masih bercucuran di keningnya. Ini aneh, gambar itu mulai terbuka, dia melihat dirinya sendiri ada di sana. Menemani Prilly seorang sekretarisnya sendiri melahirkan.

Reinkranasi 1/2  [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang