⚠️ warning, typo! ⚠️
3.6 : extra part : mayat papah
***
Setibanya Varo di rumah, bocah kecil itu melangkah dengan riangnya. Ia memutuskan untuk mengikhlaskan kepergian mamahnya, pokok utamanya adalah satu! Membuat papahnya sembuh dan bisa seperti dulu lagi. Ia cukup kasihan melihat kondisi Ali yang seperti itu terus menerus.
Ceklek. Baru saja membuka pintu, Varo langsung di kagetkan dengan kaki yang bergelantung. Anak itu mendongak, matanya membulat dengan mata yang siap berair.
"p—papah ...," gumamnya dengan lirih.
Berlari, menaiki kasur papahnya. Mencoba menarik papahnya menidurkan Ali kembali ke kasur. Melihat orang tuanya itu dengan lirih. Lagi-lagi di depan matanya orang tua yang ia sayang meninggal dengan tragis.
Hari itu, hari dimana Varo menjadi pribadi yang sangat menyeramkan. Dimana lelaki itu bertekat tidak akan membiarkan siapapun mengambil miliknya, mengambil orang tersayangnya. Terutama tuhan sekalipun.
***
Kini lagi dan lagi, kediaman Ali dan Prilly ramai dengan orang-orang yang datang. Menglayat tuan Ali yang terkenal arrogant. Varo hanya menatap mayat Ali dengan tatapan kosong. Sekarang dia sendiri, tidak ada lagi mamah papah yang selalu ada untuknya. Mamah dan papah yang selalu memeluknya. Papah yang selalu ada untuknya, papah yang selalu membelanya, dan papah yang selalu dia ajak nonton bola agar sang mamah tidak marah padanya pada saat itu.
Dan tidak ada lagi mamah yang selalu mrmasakkan makanan pagi untuknya, mamah yang mendongenginya, dan mamah yang selalu membelai lembut kepalanya. Itu sudah tidak ada lagi. Melirik ke arah Lilly dan Illy, dia harus menjaga kedua adiknya itu. Umurnya memang masih 7 tahun namun dia bertekat akan menjadi papah sekaligus mamah untuk kedua adiknya itu.
Varo sayang kalian ...
***
Setelah prosesi pemakaman selesai, Varo anak kecil itu membuka kaca mata hitamnya. Menatap kedua gundukan tanah liat di hadapannya. Kini sudah seperti sepasang, jika dulu hanya ada satu gundukan yang terdapat mayat mamahnya—Prilly, namun sekarang terdapat dua gundukan. Apa mungkin ini pilihan Ali? Ali hanya ingin bersama Prilly?
Berjongkok di depan gundukan itu. "Varo janji bakal jaga adik Illy dan Lilly, kalian berbahagialah di sana." ucapnya, menaburi bunga di kedua gundukan itu.
Berjalan, pergi meninggalkan tempat pemakaman umum itu. Sekarang Varo sudah harus di dewasakan oleh kehendak. Varo jadi tau kenapa waktu mamah dan papahnya masih hidup mereka selalu membahagiakan Varo, mengenalkan Varo pada kerabatnya. Bahkan mengajak Varo jalan-jalan 24 jam hampir setiap hari, karna Varo bukan seperti anak lain yang hidup lebih lama dengan orang tuanya, masa Vari dengan Ali Prilly sangat cepat.
Dia tidak bisa merasakan di mana saat hari kelulusannya bersama Ali dan Prilly. Mungkin ini takdirnya.
***
"huh—huh—huh!" deru nafas dua orang sepasang suami istri itu, saling menatap. Menghembuskan nafasnya dengan gusar.
"kau bermimpi itu lagi?" tanya seorang lelaki, yang di angguki istrinta itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkranasi 1/2 [end]
Non-Fiction[spin of Mr. Ali] (story Ali-Prilly) Reinkranasi, adakah itu? Sebuah keercayaan bagi sebagian manusia. Tapi tidak untuk seorang CEO muda Alirendra argantara, pemilik perusahaan Rendra corp. Suatu hari saat di kantor, lelaki itu sedang memikirkan se...