2.2 : balik ke Indonesia
***
Seminggu kemudian.
Cukup sulit bagi Prilly menginjakkan kakinya lagi di tempat di mana ia merasa sakit, sakit karna seseorang yang telah mematahkan hatinya dulu.
Prilly menghembuskan nafasnya kasar, menoleh ke arah Varo. Anak itu tengah asik dengan permainan gamenya. "Varo, ayo. Om Zayn udah dapet taxinya."
"Oke, mah." sahut bocah itu, berjalan pelan ke arah ibunya yang berada dekat taxi sedangkan dirinya berada di bangku loby.
Bruk!
"Yah, tab Varo jatoh." eluh bocah itu, mendongak mendapati seorang lelaki yang menatapnya dalam.
"Saya permisi om," kata Varo dengan dinginnya, mengambil tab. Berlari menyusul mamahnya.
Laki-laki yang menabrak bocah itu terlihat marah, namun amarahnya menghilang saat melihat keberadaan Prilly di sini. Sudut bibirnya tersenyum licik. Hatinya bahagia, perempuan yang pergi darinya akhirnya masuk perangkapnya juga.
Sampai jumpa sayang. Batinnya dengan seringaian kecil, memakai kaca mata hitamnya kembali. Memasuki mobil mewahnya.
"Cari tau tentang anak itu," kata terakhir yang ia ucapkan sebelum memasuki mobil mewahnya.
Sudah tak sabar rasanya, menunggu beberapa jam untuk bertemu dan membuat perjanjian yang ia tebak akan perempuan itu katakan nanti. "Jika anak itu adalah anakmu dengan suami barumu, ucapkan selamat tinggal sayang."
***
"Siska, kamu saya tugaskan di sini menjaga anak saya oke? Jangan biarkan dia keluar sendiri. Paham?" ucap Prilly dengan tegas, yang langsung di angguki Siska, gadis itu tau apa pekerjaannya. Dia memang pengasuh Varo sejak terlahir ke dunia ini.
Membungkuk hormat, menampilkan seulan senyuman indah. "Baik nyonya,"
Setelah melihat Prilly keluar apartemen bersama Zayn, Siska bergegas mendekatkan diri pada Varo. Sedangkan Prilly, wanita karir itu tengah berkutat pada tabnya, membalas email dari pekerjanya di belanda.
"Gimana, Zayn? Udah bereskan? Tinggal meeting nih kita?" tanya Prilly, meletakkan kembali tabnya ke dalam tas.
Menatap Zayn serius. "Iya, udah selesai ko semuanya." mengangguk mengerti, setelahnya ia menelfon Safa yang katanya sudah berada di kantor pusat milik AG Corp. Ia tak tau perusahaan apa itu, ia tak mengenalnya.
Hallo, Pril. Udah sampe belom lo? Lama amat sih,
"Ck, sebentar lagi bawel banget sih lo? Gue sama Zayn kejebak macet, tolong lo urus dulu ya!" tak ada jawaban dari Safa, sepertinya gadis itu ngambek padanya. Mau tak mau Prilly mematikan ponselnya, melirik ke depan, macet semakin panjang.
Menatap Zayn sekilas, "gue naik ojek aja ya, Zayn?" tanyanya pada Zayn. Tentunya membuat Zayn menatapnya tak percaya.
"Ha? Ojek, tapikan Pril-"
"Udah bye, lo nyusul aja nanti. Udah telat banget!" meninggalkan Zayn di mobil sendiri, mencari ojek terdekat. Dan untungnya ketemu, langsung saja ia menaikinya tak lupa memakai helm-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkranasi 1/2 [end]
Non-Fiction[spin of Mr. Ali] (story Ali-Prilly) Reinkranasi, adakah itu? Sebuah keercayaan bagi sebagian manusia. Tapi tidak untuk seorang CEO muda Alirendra argantara, pemilik perusahaan Rendra corp. Suatu hari saat di kantor, lelaki itu sedang memikirkan se...