Hi, everyone!
Apa kabar kalian? Baik? Hari-hari kalian menyenangkan? Kalo iya bagus dong jangan lupa bilang alhamdulillah.
Aku cuma mau bilang sama kalian kalo baca cerita aku jangan lupa di vote n komennya ya! Yang banyak, jangan cuma komen doang. Ini aku tegasin ya, soalnya banyak yang kaya gitu.
Btw jangan lupa Follow akun instagram aku @alafdlh ya! Follow juga akun wp aku di sini. Semangatin akunya buat up chapter selanjutnya! Bye semuaaa ...!!!
Kalo ada yang typo-typo maklum ya belum di revisi soalnya, aku revisi nanti setelah story ini tamat!
Happy reading guys!!
***
“udah jam segini ... Ali kok tumben ya belum pulang,” gumam Prilly melirik jam setelahnya melihat ke arah pintu.
Ia menghembuskan nafasnya kasar, mungkin Ali pulang telat lagi. Dia harus memaklumi sekarang, mending dia ke kamar. Lagi pula ini sudah larut, matanya sudah mengantuk.
Melangkah kecil ke arah tangga, sesekali ia melihat ke arah pintu yang masih tertutup rapat. Menghembuskan nafas lelah, mungkin benar Ali akan pulang larut lagi.
“ck, ya udah lah. Udah biasa juga,” gumam Prilly, melanjutkan langkahnya ke ata.
Sepeninggalan Prilly, Ali langsung masuk ke dalam rumah. Melihat lampu ruang tamu gelap, tumben sekali. Biasanya Prilly sudah menunggunya di sofa. Ah—kenapa Ali merasa ada yang beda.
Biarlah.
Cit ...
“udah tidur,” gumamnya, melangkah ke arah walk in closet. Mau tidak mau Ali harus memakai senter, tidak mungkin ia menyalahkan saklar lampu. Prilly sudah tidur dan kelihatannya sangat pulas.
Setelah selesai mengganti pakaian tidur, ia melangkah dan duduk di tepi ranjang. Melirik ke arah Prilly, entah perasaannya mengatakan yang tidak enak. Dia merasa besok akan ada yang terjadi.
'maafkan saya ... Saya mencintaimu,' tapi sayang kata-kata itu hanya keluar di dalam hati Ali, tangan kekarnya ingin mengelus rambut pirang milik Prilly namun ia mengambang ke udara lagi.
Gengsinya masih tinggi, dia tidak mungkin melakukan itu.
Ali memilih tidur, membelakangi Prilly seperti biasa. Tidak tau saja Prilly menangis, menangis dalam tidurnya. Menangis dalam diam, dia berusaha menangis tanpa suara. Entah hatinya sakit sekali saat melihat prilaku Ali yang dari pertama menikah sampai kini tidak ada perubahannya.
'aku yakin kamu akan berubah,' batin Prilly menghapus sisah air matanya, mengatur nafasnya itu. Kembali tertidur.
***
Ke esokan harinya Prilly yang sudah terlebih dahulu bangun, menyiapkan Ali sarapan juga pakaian. Dirinya langsung sarapan lebih awal, tidak biasanya. Namun jika sisi wanita pasti tau artinya lelah, dan yah. Prilly merasakannya sekarang, dia lelah dengan keadaan.
Saat Prilly selesai sarapan kebetulan sekali Ali yang sudah turun, melihat Prilly yang sedang membersihkan masakannya. Biasanya gadis itu akan menawarkannya makanan.
“kamu udah siap? Nih, bekal buat kamu makan di kantor,” setelah memberikan bekal itu Prilly menaiki tangga, tidak menyalimi tangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/275170741-288-k924976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkranasi 1/2 [end]
No Ficción[spin of Mr. Ali] (story Ali-Prilly) Reinkranasi, adakah itu? Sebuah keercayaan bagi sebagian manusia. Tapi tidak untuk seorang CEO muda Alirendra argantara, pemilik perusahaan Rendra corp. Suatu hari saat di kantor, lelaki itu sedang memikirkan se...