~~~~~
"Aduh! Kalo jalan liat liat dong"
Juan menoleh ke belakang melihat seseorang menabrak Bagas yang berjalan dibelakang nya
Laki laki itu hanya berlalu bergitu saja setelah berhasil menabrak bagas dan membuat buku buku yang dibawa nya jatuh berserakan di jalan
"Heh! Minta maaf dong. Kamu kan yang nabrak Bagas" Juan akhirnya menahan tubuh pria itu
Tangan nya dihempas begitu saja. Bagas masih sibuk mengumpulkan buku nya yang berjatuhan. Juan kembali menahan tangan itu
"Bisa minta maaf gak sih? Apa susah nya bilang maaf doang!" Ucap Juan. Ia terlihat marah melihat kelakuan pria yang menyebalkan ini
Juan terkejut saat tiba tiba saja kerah seragam sekolah nya itu ditarik dengan keras. Membuat Bagas yang melihat nya berusaha membantu
Pria itu sudah menyiapkan sebuah kepalan tangan disamping kepala nya. Namun menahan nya karena dihadapan nya adalah seorang anak sekolah
"Eh eh jangan pukul Juan. Udah udah ih" Ucap Bagas. Ia melepaskan tarikan kerah itu dan membawa Juan kesisinya
Juan akhirnya mengalah. Ia memilih mengakhiri pertikaian kecil itu. Daripasa harus pulang dengan keadaan babak belur dan dimarahi Aksa
"Maaf maaf" Ucap Bagas. Juan terlihat kesal karena berakhir Bagas yang meminta maaf
"Ayo" Ucap Bagas menarik tangan Juan untuk melanjukan perjalanan mereka
Juan mengikuti langkah kaki Bagas. Ia mengerucutkan bibir nya karena rasa kesal yang ditahan.
Dirinya memang mengalah. Tapi bukan berarti ia membiarkan seseorang berperilaku seenaknya pada dirinya hanya karena mereka lebih lemah. Juan kembali melanjutkan langkahnya bersama Bagas sembari mengingat ingat nama yang dibaca nya di almamater kampus pria tadi
Barawan Gema B.
Nama yang cukup bagus untuk seseorang dengan perilaku menyebalkan
. . . .
Suara pintu yang terbuka menarik atensi mereka. Aksa memasuki ruangan. Mendapati Zara dan Semesta disana. Bunda yang harus kembali bekerja memutuskan untuk pamit lebih dulu
Dilihatnya seaeorang yang terbaring itu. Aksa menatap Langit yang sepertinya sudah siuman. Ia berjalan mendekat ke arah mereka
"Siapa Semesta?" Tanya Langit melihat kedatangan Aksa
"Temen Semesta. Tetangganya Zara" Jawab nya
Aksa meletakan tas nya lalu menghampiri Langit yang sudah menatap nya sejak tadi
"Kak. Aku Aksa temen nya Semesta" Ucap Aksa
"Iya. Makasih udah dateng ya" Ucap Langit
"Gimana keadaan nya?" Tanya Aksa
"Udah stabil. Tapi masih harus rawat inap" Sahut Semesta
"Bagus deh. Cepet sembuh ya kak" Ucap Aksa yang diangguki oleh Langit
Zara kemudian beranjak. Ia terlihat meraih tas nya di sofa. Lalu kembali mendatangi Semesta
"Aksa. Kamu temenin Kak Langit sebentar ya. Aku sama Semesta mau beli makan siang buat kita" Ucap Zara
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 ✔ [𝗣𝗿𝗼𝘀𝗲𝘀 𝗥𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶]
Fanfiction[END] - TAHAP REVISI LENGKAP ✔ "Kalau kata Semesta, hidup dengan cara lebih keren adalah tetap tersenyum sekalipun rasanya begitu berantakan. Setidaknya dunia harus tau bahwa kamu belum menyerah." Ini tentang dia dan bahagia yang dicarinya Semes...